25

14 2 0
                                    

Sudah berhari hari Herman tidak ada kabar dan ia tidak pulang kerumah. Ibunya sangat sedih karena Herman tidak pernah seperti ini. Ibu Herman memerintah Tian betanya untuk mencari Herman, namun juga tidak ketemu. Tian menyarankan Ibu Herman agar mengabari Fitria dan ia menyetujuinya.

"Halo Fitria, ini tante Ibu dari Herman "

"Iya, apakah ada yang bisa saya bantu"

"Apakah kau tau dimana Herman sekarang ?"

"Maaf saya tidak tahu"

"Sudah berhari hari tidak pulang, aku takut jika terjadi apa apa dengannya"

"Iya saya akan mencarinya" ucap Fitria yang sebenarnya keberatan dengan permintaan Ibu dari Herman. Karena ia merasa tidak patas lagi berada di dekat Herman, orang terlalu baik untuk disakiti. Fitria juga belum pernah memintaa maaf kepada Herman. Namun alasan tersebut bukan menjadi halangan untuk Fitria membantu calon mertuanya dulu.

Fitria berusaha mengunjungi tempat tempat yang sering di datangi Herman, namun juga tidak pernah menjumpainya. Fitria bertanya kepada teman teman Herman namun juga tidak ada yang tau dimana keberadaan Herman sekarang.

Sedangkan Herman yang di cari cari sedang bersenang senang dengan wanita yang berada di bar tersebut. Ia tidak merasa jika banyak orang yang mencarinya dan mengkhawatirkannya. Herman malah asik dengan suasanya yang ada di bar tersebut.

Beberapa hari telah berlalu, namun Herman juga tidak pernah pulang. Fitria sudah tidak peduli dengan keadaan Herman. Ia sudah terlalu letih untuk mencarinya. Fitria sudah kembali kerumah orang tuanya. Bersantai di depan tv dan di temani dengan pop corn rasa keju kesukaannya. Tiba tiba bel rumah Fitria berbunyi dan terdengar suara ketukan dari depan pintu.

"Siapa yaa ngga tau ini udah larut, masih aja bertamu ke rumah orang" gerutu Fitria sedang kesal karena acara beraantainya di ganggu orang. Fitria bergegas membuka pintu dan betapa kagetnya Fitria seseorang pria yang sedang mengenakan topi hitam sepertinya sedang mabuk berkunjung kerumahnya pada saat tengah malam.

"Fitria aku sangat mencintaimu aku tidak bisa melupakanmu, meskipun kau telah mencapakanku " ucap pria tersebut sambil menunduk dan duduk di depan pintu Fitria. Fitria tidak tau siapa orang tersebut.

"Fitria Cahya Ningmas apakah kau mau menjadi istriku. Aku tidak bisa melihatmu bersama dengan pria lain selain aku" pria tersebut berdiri dan menggenggam tangan Fitria. Fitria tidak menyaka bahwa pria tersebut adalah Herman.












Huft 😧
Vote

 Javanese AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang