1

311 27 3
                                    

         Cahaya pagi mulai terlihat dari arah timur. Menandakan bahwa hari sudah pagi. Sinar itu menembus kamarku, aku bangun mandi dan bersiap siap untuk pergi ke sekolah.

    Sangat menyebalkan sekali padahal aku sudah menjadi pemimpin di kantor ayahku kenapa aku masih harus sekolah toh....
Aku sudah punya perkerjaan.

"Selamat Pagi Ibu" kataku yang sedang menyapa ibuku yang sedang duduk di meja makan yang sedang menyiapkan roti dan susu untukku.

"Ehh anak ibu sudah bangun, sini nak sarapan dulu" Sambil mendudukkan herman ke kursi.

"Iiibbuuu akukan sudah besar buu, jangan seperti itu dong buu" kata herman sambil memoncongkan mulutnyan.

"Kamu kan anak ibu nak, apakah kamu sudah bertemu dengan matemu ?" Ibu bertanya dengan mata yang berbinar binar.

"Belum, jangan tergesah gesah bu aku kan masih 16 tahun" Herman menjawab ibunya dengan suara yang sepertinya malas membahasnya.

"Ibukan ingin cepat cepat punya cucu nak agar rumah ini menjadi ramai" kata ibu sambil memegang pundakku.

"Ahh Yasudah lah buu aku berangkat sekolah dulu"

"Sudah lama Ayah meninggal tapi kenapa aku masih merindukan ayah aku takut tidak bisa menjaga Pack ini"  gumamku dalam hati saat perjalanan ke sekolah.

        Setibanya kau di sekolah ku di hampiri sahabat perempuanku bernama Acha dia juga anggota dari pack ku

 Javanese AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang