2

161 26 19
                                    

"Hai nona," Sapa sebuah suara. Red berteriak saking terkejutnya. Ia kira itu adalah suara hantu yang menakutinya di loteng atau suara milik monster penjaga hutan. Namun ternyata ia salah. Pemilik suara itu adalah seorang pemuda berambut oranye dengan dua tonjolan mirip telinga binatang di kepalanya. Ia tengah bersandar di salah satu pohon, menertawai Red yang ketakutan.

"S-siapa kau? Ka-kau mengagetkanku!"

Pemuda itu masih tertawa. "Maafkan aku, aku tak bermaksud mengagetkanmu."

Red teringat kata-kata ibunya. Ia berkata bahwa Red harus berhati-hati dengan orang asing. Jangan sembarangan berbicara dengan orang yang tidak dikenal. Karena itulah Red merasa tak perlu berlama-lama dengan orang ini. Bisa jadi dia penjahat. Red memilih melanjutkan perjalanannya.

"Permisi, aku harus pergi," ucapnya.

"Tunggu nona," ucapan pemuda itu membuat langkah Red terhenti. "Kau tadi bertanya siapa diriku. Panggil aku Sky. Mau ke mana kau?"

"Namaku Red," ucap Red. Merasa ia harus memperkenalkan diri. "dan aku akan pergi ke rumah nenekku, permisi."

Ah, bodohnya aku, batin Red setelah memperkenalkan dirinya. Yah, seharusnya ia tidak memperkenalkan dirinya semudah itu pada orang lain.

"Apa kau tersesat?" tanya Sky.

Langkah Red terhenti untuk kedua kalinya. Red malu untuk mengakuinya. Tapi kali ini ia benar-benar tersesat. Dengan pipi agak merona merah, ia berbalik dan mengangguk pada pemuda bernama Sky itu. Ia sedikit berharap pemuda yang baru dikenalnya itu bukan orang yang jahat dan mau membantunya.

"Apakah kau mau aku mengantarmu?"

Harapan Red terwujud. Ternyata ia pemuda yang baik. Tapi, apakah ia tau letak rumah neneknya?

"Tapi, apa kau tau-"

"Lewat sini," potong Sky sembari melangkah.

Red tetap diam di tempat. Ia masih merasa asing dengan Sky dan tidak mudah memercayai pemuda itu begitu saja. Apakah pemuda itu benar-benar tau tempat tujuan Red? Bagaimana jika nanti ia justru menyesatkan Red dan melakukan hal jahat kepadanya?

Merasa Red tak mengikutinya, Sky pun berhenti. Ia pun menoleh pada Red dan bertanya, "Kenapa? Ada masalah?"

Red menggeleng, "Tidak. Hanya saja, apa kau benar-benar mengetahui tempat tujuanku? Maksudku, aku ingin mengunjungi rumah nenekku yang terletak di pelosok hutan ini-"

"Tenang saja," ucap Sky. "Aku mengetahuinya. Aku bahkan mengenalnya. Yang kau maksud adalah veary tua yang tinggal di dalam pondok itu kan? Aku sering mengunjunginya."

Red agak terkejut mendengar jawaban Sky. "Benarkah? Jadi kau kenal nenekku?"

Sky mengangguk. "Tentu saja." Kemudian berkata, "Maka dari itu, percayalah padaku." Ucapan Sky nampak tulus dan tidak mengandung nada pamrih. Raut wajah dan gelagatnya juga tidak nampak berbahaya.

Mau tidak mau Red harus memercayainya. Lagipula ia tidak punya pilihan lain. ia sudah jauh-jauh datang ke sini untuk menemui neneknya. Tapi ia tidak tau arah jalan. Ia tersesat. Jika ia terus berjalan tanpa tau arah, mungkin ia akan lebih tersesat lagi dan menemui bahaya yang lebih besar. Ia juga tidak tau arah jalan pulang. Mungkin hanya pemuda bernama Sky inilah yang bisa menolongnya.

Mereka mulai berjalan. Red mengikuti Sky berjalan menuju arah barat. Barisan pohon tinggi menyambut perjalanan mereka. Sepertinya mereka memasuki hutan lebih dalam lagi. Sepanjang perjalanan, Sky terus mengajak Red untuk berbicara. Ia membahas banyak hal. Namun Red hanya menanggapi setiap ucapan Sky dengan anggukan atau senyuman tipis.

Struggle ( Sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang