14

28 5 0
                                    

12 tahun yang lalu...

"Sky, tunggu!"

"Hahaha. Kejar aku kalau bisa!"

Sky kecil mempercepat larinya. Sementara Lyre kecil juga makin mempercepat langkahnya untuk mengejar bocah rubah itu. Mereka berlari melewati deretan pepohonan dengan senyum terlukis di wajah. Sky tiba-tiba berbelok setelah melewati pohon ek besar. Lyre hampir saja tidak menyadarinya dan hampir menabrak pohon itu. Sky berhenti sebentar hanya untuk meledeknya, kemudian berlari lagi.

"Errgghh ... Sky....," geram Lyre. Ia pun mulai berlari lagi.

Sky kecil yang penuh tenaga tak juga berhenti. Beberapa meter depannya terdapat pohon tumbang yang besar. Ia dapat dengan mudah melewati pohon itu dengan melompatinya. Lyre berhenti di depan bangkai pohon itu sambil memasang wajah cemberut.

"Sky, kau mau mempermainkanku ya?" ucap Lyre.

"Sudahlah. Lewati saja pohon itu....," Senyum nakal muncul di wajah Sky. "kemudian kejar aku! Hahahahahaha."

Bocah rubah itu berlari semakin jauh, meninggalkan Lyre kecil yang tampak kesusahan melewati bangkai pohon itu. Bagaimana tidak? Diameter pohon itu sendiri bahkan hampir menyamai tingginya. Bibir Lyre mengerucut. Matanya menatap punggung Sky yang menjauh, dengan sedikit rasa kesal menggumpal di hati.

Sky sesekali menengok ke belakang untuk memastikan bahwa Lyre tidak mengejarnya. Ketika ia tidak menemukan sosok bocah dengan kulit putih pucat itu, senyumnya mengembang lebih lebar lagi. Sky merasa menang. Lyre sudah tidak mempunyai kesempatan untuk menangkapnya lagi.

Karena tak memerhatikan jalanan, Sky tak sengaja menabrak sesuatu—tepatnya, seseorang. Ia pun terjatuh, kemudian meringis kesakitan.

"Apa kau baik-baik saja?" Suara itu begitu lembut, khas seorang wanita dengan sifat keibuan yang begitu kental.

Sky mendapati tangan wanita itu terulur padanya. Ia tak kunjung menerimanya, namun justru mendongakkan kepala untuk melihat wajah wanita itu lebih jelas. Sky terpesona. Wajah wanita itu begitu cantik, selaras dengan senyum teduh yang ditampilkannya. Rambut panjangnya yang berwarna putih mencuat dari jubah bertudungnya yang juga berwarna putih. Veary, pikir Sky. Saking terpesonanya, pipi Sky sampai memerah.

"Halo...." Sang wanita veary memiringkan kepalanya. "apa kau bisa mendengarku?"

"Y-ya. Aku bisa berdiri kok," jawabnya dengan gelagapan. Ia pun beranjak berdiri tanpa menerima uluran tangan dari wanita itu. "Lihat! Aku baik-baik saja kok." Sky menunjukkan cengirannya.

Wanita itu tersenyum lega. "Syukurlah kalau begitu. Ngomong-ngomong, siapa namamu dan dari mana kau berasal?"

"Namaku Sky dan aku berasal dari Desa Widewoods. Salam kenal. Kalau Nona?"

Si wanita tersenyum. "Namaku Griselle. Nah, Sky, apa yang membuatmu datang kemari?"

"Aku sedang berlari dari kejaran temanku. Sekarang dia sedang terjebak. Jadi dia tidak bisa mengejarku lagi."

"Begitu ya? Untuk kali ini tidak apa-apa, tapi lain kali jangan ke sini lagi, ya!"

Telinga Sky turun. Wajahnya nampak cemberut. Ia pikir Griselle telah mengusirnya. "Kenapa?"

"Karena aku tidak mau kalian dimarahi oleh pak tua yang galak. Dia adalah guruku, Abelard. Rumahnya ada di sekitar sini. Dia tidak menyukai anak kecil sepertimu. Jadi, pergilah sekarang juga dan jemput temanmu yang terjebak itu. Pulanglah!"

Sky menghela nafas. "Padahal aku sangat ingin bermain denganmu."

Raut Griselle berubah. Ia merasa tidak enak dengan rubah kecil itu. Kemudian ia tersenyum. Kepala Sky diusapnya dengan lembut. Rubah kecil itu mendongak dan kembali bertatapan mata dengannya. "Baiklah. Aku akan bermain denganmu besok. Tapi tidak di tempat ini, ya. Aku tidak mau ketahuan guruku."

Struggle ( Sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang