| 17 | Abnormal

193 10 0
                                    

In the middle of night

I was far from the flight

They freely pass me by

Then I'm totally out of space and seeking my friends

Is there anyone who needs me ?

|Call Me Later|

Aku berdiri di antara pengunjung yang berlalu lalang di koridor rumah sakit, derap langkah yang tumpang tindih, dan samar-samar suara gerobak dorong berisi makan siang pasien yang diorong oleh suster. Semua orang menjalankan aktivitasnya secara normal, berjalan kaki menuju suatu tempat, berbincang dengan seseorang, melakukan pekerjaan masing-masing.

Semenjak kaburnya Amethyst dari rumah sakit, kini ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk tidur karena efek obat yang diminumnya. Intensitas obat yang diminumnya jadi lebih banyak dari sebelumnya, Sekali lihat saja aku tau, seiring berjalannya waktu kondisinya melemah.

Apa aku bisa membantu sedikit meringankan rasa sakitnya ? Tidak

Apa aku bisa memberi apa yang diinginkannya ? Tidak

Apa yang bisa kuperbuat ? Tidak ada.

Aku sadar diriku yang abnormal ini sangat tidak berguna. Kenapa diriku seperti ini ? Kenapa aku ada disini ? Apa yang harus kulakukan ?. Ada banyak hal yang tidak kuketahui, banyak hal yang tidak kumengerti.

"Ah, maaf"

Aku menoleh kaget saat kudengar suara yang kukenali. Kulihat Opal sedikit membungkukkan badannya kepada seorang ibu-ibu yang sepertinya tidak sengaja tertabrak olehnya. Ibu itu tersenyum sambil mengibaskan tangannya dan Opal menggumamkan kata maaf sambil membungkuk sekali lagi. Aku tidak bisa mendengar dengan jelas percakapan mereka dan percakapan itu berakhir saat si ibu berjalan menjauh dan Opal berjalan ke arah yang berlawanan.

Hari ini Opal memakai kemeja putih dengan motif garis-garis vertikal biru dan celana kain berwarna krem sepaket dengan ikat pinggang berwarna abu-abu. Seperti biasa di punggungnya menempel ransel hitam sementara tangan kanannya menjinjing buku tebal bertuliskan 'Aljabar Linear Elementer'. Aku sudah tau kalau Opal kuliah di jurusan Pendidikan Matematika tapi bari kali ini aku melihatnya sosoknya yang benar-benar seperti seorang ahli matematika. Bukankah jurusannya adalah pendidikan ? Apa Opal ingin menjadi guru ?.

Melihat dari penampilannya sepertinya Opal baru saja pulang kuliah dan langsung menuju kemari. Dari arah jalannya aku tahu Opal hendak mengunjungi Amethyst, dan benar saja, kulihat Opal mengentuk pintu ruangan Amethyst dan beranjak masuk. Aku berjalan menuju ruangan Amethyst dan masuk ke dalamnya dengan menembus tembok. Praktis sekali. Lama kelamaan aku terbiasa dengan kegiatan menembus-nembus tembok seperti ini meski perasaan aneh itu tidak bisa sepenuhnya hilang.

Opal berjalan mendekati ranjang Amethyst dan tampak sedikit kecewa saat mendapati Amethyst sedang tidur. Aku menatap lekat-lekat Opal tanpa tau harus berbuat apa. Aku ingin bertanya tentang tujuannya datang kemari tapi apa daya, Opal tidak bisa melihat maupun mendengar suaraku.

Opal meletakkan ranselnya yang sepertinya berat itu di samping sofa dan duduk di atas sofa sambil memangku buku 'Aljabar' yang sejak tadi dipegangnya. Dari wajahnya saja aku tau kalau Opal sudah cukup letih dengan kegiatan kuliahnya, tapi meski demikian Opal masih menyempatkan dirinya untuk pergi mengunjungi Amethyst.

Aku pernah dengar dari Amethyst kalau kakak laki-lakinya, Garnet dan Opal bersahabat sejak kecil, Bisa dibilang Amethyst dan Opal adalah teman sejak kecil dan Amethyst sudah menganggap sosok Opal seperti kakak keduanya.

Our Box of FigureWhere stories live. Discover now