| 21 | Await

318 16 10
                                    

It hurts every day,

The absence of someone,

Who once there.

Although I was crying on the river,

I'll go my own way,

And I'll keep on flighting all my life.

Pagi ini matahari membagikan kehangatannya dan membelah sisa-sisa dingin menusuk tulang yang diberikan sang malam. Sisa-sisa embun pagi memberi nuansa sejuk berbonus aroma segar tanah yang khas. Semalam hujun turun sangat deras dibalut angin badai, mengunci semua orang untuk menghabiskan waktu di dalam rumah.

"Ayah, Bunda, Selamat Pagi" sapa Kaze setibanya di ruang makan.

"Oh, Pagi Kaze. Mau sarapan ?" Bunda membalas dengan senyum hangat tersungging di bibirnya

"Hmh, tentu. Ayah, Bunda sudah makan ?"

"Belum, nungguin kamu daritadi. Kita makan bareng" jawab Ayah sambil matanya terus menelusuri kabar berita di koran yang tengah digelutinya pagi ini.

Kaze meringis sambil menuangkan air mineral ke dalam gelasnya dan meneguknya sampai habis. Di saat bersamaan Bunda datang dari dapur membawa piring besar penuh nasi goreng dengan asap yang masih mengepul. Kaze bergegas menuju dapur dan mengambil beberapa piring lalu membuka kulkas dan mengamati apa saja isinya.

"Ayah, Bunda, kopi ? teh ? jus ? atau susu ?" tawar Kaze.

"Hmm... susu saja tidak masalah"

"Bunda juga mau susu"

"Oke"

Kaze menuangkan susu dingin ke dalam 3 gelas kaca dan membawanya ke meja makan. Di atas meja makan selain nasi goreng sudah ada ayam filet tepung dan sayur sop. Melihat Kaze sudah duduk di kursinya, Ayah langsung melipat koran yang sejak tadi dibacanya.

"Ada berita yang menarik ?" tanya Bunda membuka percakapan

"Siapa itu ? Anak yang dulu pernah datang ke sini, yang rambutnya paling awut-awutan" jawab Ayah sambil berusaha mengingat-ingat orang yang dimaksudnya.

Kaze terkikik mendengar deskripsi yang dilontarkan Ayah

"Rio, Yah. Rio Narayana. Temennya Bara"

"Ah, ya itu namanya. Adiknya lolos final kompetisi piano internasional"

"Eh, Ghita ?" Mata Bunda berbinar saat mendengar kabar gembira datang di pagi hari "Dia anak yang waktu itu datang pakai jas tapi bawahannya malah sandal jepit itu kan ? Hebat dong"

Kaze tergelak. Nggak Ayah, nggak Bunda, yang dihafal keanehannya aja mulu'.

"Niel apa kabar ?" tanya Ayah membuka percakapan baru.

"Baik. Hari ini Kaze dengar Niel pulang ke Indonesia tapi nggak bisa lama-lama, pesawatnya baru akan transit Indonesia siang nanti dan malamnya langsung take off lagi ke Jepang. Liburannya sepertinya baru akhir tahun nanti" jawab Kaze

"Kenapa sih anak-anak sukanya jauh-jauh dari orang tua. Kan bisa cari studi di Indonesia aja, Indonesia juga punya banyak universitas bagus. Dulu Daniel yang biasa ditinggal Nadia sekarang Nadia yang merana ditinggal anak satu-satunya, kok jadi senjata makan tuan gini" kelakar Bunda

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 01, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Our Box of FigureWhere stories live. Discover now