Rio sudah berada di danau. Danau yang tak pernah berubah dari sejak awal ia ketemu dengan Ify. Seulas senyum terlukis dibibir Rio mengingat kenangannya bersama Ify. Tiba-tiba ada yang menepuk pundak Rio, Rio pun membalikkan badannya.
"Ify, ngagetin aja". Kata Rio. Sedangkan Ify hanya cekikikan.
"ada apa, tumben ngajak ketemu?". tanya Rio.
"oh jadi enggak boleh". Kata Ify.
"bukan gitu, biasanya kan aku yang ngajak ketemu kamu". kata Rio.
"aku mau ngomong sesuatu". Kata Ify.
"ngomong apa?". tanya Rio.
"Duduk deh". Bukannya menjawab Ify malah menyuruh Rio duduk di bangku yang ada di dekat mereka. Mereka pun duduk.
"ada apa?". tanya Rio. Namun tak ada jawaban dari Rio, Ify malah melamun dan menatap kedepan.
"Fy". Panggil Rio, Ify pun tersentak kaget
"kamu kenapa?". tanya Rio.
"yo, maafin aku". kata Ify.
"maaf, maaf buat apa?". tanya Rio heran
"aku...aku bakal pergi ninggalin kamu". Jawab Ify. Rio hanya diam.
"aku bakal lanjutin kuliah aku diluar negeri, ini permintaan dari mamah sama papah". kata Ify, Rio masih terdiam.
"yo, kamu dengerin aku enggak sih?". kata Ify.
"berapa lama Fy?". tanya Rio, sedangkan Ify mengernyitkan dahinya.
"berapa lama kamu bakal tinggalin aku?". tanya Rio.
"yo, jujur aku enggak mau pergi dari sini, aku enggak mau jaih dari kamu atau yang lainnya. Tapi...".
"ssttt...aku ngerti kok". kata Rio memotong omongan Ify dengan menempelkan jari telunjuknya dimulut Ify.
"aku ngerti, kalau kamu mau pergi enggak papa kok". Kata Rio. Ify hanya terdiam dan menangis.
"tapi... kenapa kamu enggak marah?". tanya Ify dengan tetap menangis.
"buat apa aku marah, percuma juga aku marah. Dengan aku marah, apa pengaruhnya". kata Rio suaranya agak meninggi.
"yo...". panggil Ify.
"udah lah Fy, kalau kamu mau pergi, ya pergi aja". kata Rio dengan suara tinggi.
"kamu kenapa sih yo, kalau emang kamu enggak mau aku pergi jangan gini caranya, kamu tadi bilang kamu ngertiin aku". kata Ify.
"terus lo mau gue apa?". tanya Rio dengan nada emosi, Ify kaget benar-benar kaget.
"aku baik-baik ngomong sama kamu, tapi kamu. Kalau emang iya kamu enggak mau aku pergi. Kamu bisa kan ngomong baik-baik, enggak gini caranya. Aku bisa batalin rencana ku, aku bisa nolak itu semua. Tapi lihat kamu kaya gini, keputusan aku udah bulat. Kamu nyuruh aku pergi kan, tanpa ada niatan nahan aku untuk tetap disini. Jadi percuma". Kata Ify dengan nada emosi.
"gue enggak pernah nyuruh lo pergi", Kata Rio. Ify hanya terdiam.
"gue enggak mau kehilangan lo". Kata Rio
"tapi gue juga enggak mau jadi penghalang impian lo". Kata Rio, Ify hanya terdiam menangis. Rio memegang bahu Ify lalu membawanya untuk menghadap Rio, dan mengangkat wajah Ify. Air mata yang keluar membasahi pipi Ify dapat terlihat oleh Rio, Rio pun menyeka air mata Ify.
"untuk terakhir kalinya, karena nanti lo bakal jauh". Kata Rio lalu memeluk Ify dan melepaskan nya kembali.
"hati-hati ya , semoga impian lo bisa lo capai". Kata Rio lalu berdiri dan berjalan meninggalakan Ify, tapi sebelum itu Rio kembali melihat Ify.
"perlu lo tahu, gue bakal nunggu lo disini sampai kapanpun". kata Rio lalu kemudian pergi meninggalkan Ify.
"yo...Rio..". Panggil Ify, namun Rio tak mendengarnya.
"gue tahu yo, lo bakal gini. Tapi enggak segitunya juga, bahkan lo enggak nanya sama gue kapan gue berangkat". Kata Ify pada dirinya sambil menangis. Ify pun berdiri,
Ya Ify sudah memutuskan kalau ia akan melanjutkan kuliahnya diluar negeri sesuai permintaan dari kedua orang tuanya. Sebenarnya Ify masih ragu dengan keputusannya, tapi Ify bingung harus bagaimana lagi.
"Untuk terakhir kalinya, gue lihat danau ini, dan entah kapan gue bakal balik lagi kesini". Kata Ify lalu menghapus air matanya, dan membalikkan badannya untuk pulang. Namun matanya seketika terbelalak melihat apa yang ia lihat.
"Se...sejak kapan lo ada disini?". tanya Ify gugup pada orang itu.
"lo enggak perlu tahu Fy sejak kapan gue ada disini, yang jelas gue denger semua omongan lo sama Rio". Kata orang itu, sedangkan Ify hanya diam.
"lo mau pergi Fy?". tanya orang itu, Ify hanya mengangguk.
"tapi Via, kalau lo enggak mau gue pergi, gue bakal tetap disini kok, gue bakal batalin semuanya". Kata Ify, sekarang kalian tahukan siapa orangnya, yap betul dia adalah Via.
"enggak Fy, gue enggak mau jadi penghalang buat impian lo. gue enggak bakal larang lo untuk pergi. Gue ngerti kok". Kata Via.
"makasih Via". Kata Ify lalu memeluk Via.
"jangan pernah lupain gue ya Fy". pesan Via
"gue enggak bakal lupain lo". Kata Ify lalu mekepaskan pelukannya.
"tapi Rio...". kata Ify
"biar Rio, gue yang ngomong". Kata Via.
"makasih Via". Kata Ify.
'kebanyakan bilang makasih lo, oh iya kapan lo berangkat?". Tanya Via.
"Lusa gue berangkat". Jawab Ify.
"cepet banget". Kata Via.
"papah gue yang nentuin semuanya". kata Ify. Via hanya ber-oh saja.
"via gue pulang ya, lo mau pulang bareng?". Tawar Ify.
"enggak lo duluan aja, gue lagi nunggu Alvin". Jawab Via.
"Alvinnya mana?". Tanya Ify.
"tadi ada urusan sebentar, paling bentar lagi juga kesini". Jawab Via.
"oh ok, gue duluan ya". pamit Ify
"hati-hati bawa mobilnya". Kata Via
"iya". Kata Ify lalu berjalan masuk menuju mobilnya, dan melajukan mobilnya untuk pulang.
***
TBC.
Gimana part 2 nya?
Penasaran sama kelanjutan ceritanta??
Baca part selanjutnya, jika tidak ada mohon ditunggu 😃Maaf partnya pendek.
Maaf kalau banyak typo, maaf kalau ceritanya enggak seru, maaf kalau ada kesamaan ceritanya...
Jangan lupa Vote and coment setelah membaca...
Thanks 😃😃
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekuatan Cinta (RiFy)
FanfictionSekuel dari sahabat jadi cinta!! ---------- cinta sejati adalah cinta yang mampu bertahan apapun yang terjadi. Cinta itu tidak mengenal batas akhir. Cinta itu tak hanya bersemi di awal pertemuan tapi juga berkembang seiring pertemuan. Cinta mampu me...