Part 18

2.1K 82 4
                                    

Esok harinya...

   Ify sudah siap dengan segalanya, tak lupa bekal makan yang sudah disiapkan tante zahra. Hari ini hari pertama Ify bekerja di rumah sakit omnya. Ify tak merasa gugup karena ini bukan kali pertama Ify bekerja dirumah sakit.

"udah siap?". Tanya Obiet. Ify hanya mengangguk.

"Yaudah yu". Ajak Obiet yang akan mengantar Ify kerumah sakit.

"Kayaknya udah siap banget buat kerja". Kata Obiet sambil tetap fokus mengemudikan mobilnya.

"Yaiyalah harus siap". Kata Ify.

"Eh Biet, gue ngerasa enggak enak udah nolak ajakan Shilla kemarin". Kata Ify.

"Fy, shilla bakal ngerti kok. Lo seorang doktet. Nyawa lebih penting ketimbang lo ikut liburan. Liburan bisa kapan aja, coba kalau nyawa orang, sekalinya enggak ketolong. Enggak bakal bisa ada kesempatan lagi". Kata Obiet.

"Iya sih, semoga aja Shilla dan yang lainnya ngerti". Kata Ify.

"Pasti, pasti mereka akan ngertiin lo. Karena mereka semua sahabat lo". Kata Obiet, Ify hanya tersenyum.

****

    Sedangkan dirumah Shilla, semua orang sudah berkumpul. Ada Shilla dan Gabriel, Cakka dan Agni, Alvin dan Sivia, Rio dan Dea.

"Ify kemana Shil?". Tanya Via.

"Katanya dia minta maaf enggak bisa ikut". Jawab Shilla.

"Kok gitu?". Tanya Via.

"Dia kan dokter, dan katanya hari ini dia kerja di rumah sakit om nya". Jawab Shilla.

"Oh gitu". Kata Via.

"Yaudah yuk berangkat aja, tujuan kita kepuncak". Kata Shilla.

"Yaudah yuk". Ajak semuanya lalu masuk kedalam mobil masing-masing.

*****

Di Mobil AlVia....

"kamu kenapa Via?". Tanya alvin yang melihat Via dari tadi hanya melihat ke arah luar tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun.

"aku takut Vin". Jawab Via.

"takut kenapa?". Tanya Alvin. Via berbalik menghadap Alvin yang sedang fokus mengemudikan mobilnya.

"aku takut ketika Ify ingat semuanya, dia bakal sedih ketika tahu Rio bakal tunangan sama Dea". Jawab Via.

"aku yakin Rio enggak bakal setega itu nyakitin orang yang dia sayangi Vi". Kata Alvin.

"semoga aja ". Kata Via.

"yaudah jangan dipikirin mulu, harusnya kamu itu seneng kan mau liburan bukan sedih kaya gini. Sekarang lupain dulu masalah itu". Kata Alvin.

"iya". Kata Via.

****

Mobil ShiEl.....
  Sama halnya dengan Via, Shilla hanya melamun di dalam mobil sedangkan gabriel fokus mengemudi mobilnya. Entah apa yang dipikirkan Shilla apakah sama dengan yang dipikirkan via.

"Shil, kamu kenapa?". Tanya Gabriel yang melirik Shilla sebentar.

"aku enggak papa". Jawab Shilla.

"kok diem mulu, kamu enggak seneng liburan ya?". Tanya Gabriel.

"enggak lah, kan aku yang nawarin ke puncak masa iya aku enggak seneng". Jawab Shilla.

"terus kenapa?". Tanya Gabriel.

"aku kan udah bilang aku enggak papa yel". Jawab Shilla, Gabriel memilih untuk diam dan fokus menyetir.

"Gimana aku bisa jujur dan cerita sama kamu, kalau masalah ini berhubungan sama Cakka". Batin Shilla.

"kamu bener-bener udah lupain aku ya Kka, apa secepat ini. Andai kamu tahu yang sebenarnya, apa kamu bakal percaya sama aku Kka. Aku masih mencintai kamu Kka sampai saat ini". Batin Shilla, dan diam-diam Gabriel melirik ke arah Shilla, Gabriel tahu kalau Shilla sedang memikirkan sesuatu. Tapi Ia tak mau berdebat cuma gara gara hal sepele.

****

Mobil Cagni.....
    Cakka fokus mengemudi mobilnya, sedangkan Agni hanya bermain dengan ponselnya.

"besok gue ada kerjaan enggak Ag?". Tanya Cakka.

"kan tiap hari juga lo mah selalu ada kerjaan". Jawab Agni, memang jika diluar kantor bahasa mereka tidak formal, mereka ngobrol pake gue elo.

"ya maksud gue ada meeting atau yang lainnya". Kata Cakka.

"enggak ada, paling juga nge cek beberapa file". Kata Agni.

"oh gitu". Kata Cakka, dan kembali fokus mengemudi mobilnya.

"andai yang ada disamping gue itu Shilla". Batin Cakka.

"andai lo tahu Kka, kalau gue suka sama lo, apa lo juga punya perasaan sama ke gue". Batin Agni melirik Cakka sekilas lalu kembali fokus pada ponselnya.

*****

Mobil RiDe...
    Sepi, itulah suasana yang ada di dalam mobil Rio dan Dea sekarang . Tak ada perbincangan diantara mereka, Rio juga memilih untuk diam.

"Yo...". panggil Dea, layaknya Agni dan Cakka jika diluar pekerjaan mereka tidak menggunakan bahasa formal.

"apa?". Tanya Rio.

"kamu kenapa?". Tanya Dea.

"enggak papa". Jawab Rio.

"Tante Irva bilang sama aku gimana kalau pertunangan kita di percepat". Kata Dea.

"tapi mamah enggak pernah bilang ke gue". Kata Rio.

"kan ngomongnya ke aku Rio, dan aku minta persetujuan kamu. kamu setuju atau enggak kalau pertunangannya di percepat?". Tanya Dea.

"entar deh gue pikirinnya". Jawab Rio. Sedangkan Dea hanya membuang nafasnya kasar. Dea sudah terbiasa dengan sikap Rio yang seperti ini.

******

     Tak terasa mereka sudah sampai di tempat tujuan, mereka memarkirkan mobilnya di tempat yang ada lalu keluar dari mobilnya masing-masing. Lalu mereka berjalan menuju sebuah Villa yang ada disana.

"Ini indah banget". Kata Via dalam hati sambil tersenyum.

"gimana lo seneng enggak?". Tanya Shilla.

"seneng banget, ide lo patut di acungi jempol". kata Via, Shilla hanya tersenyum.

"masuk yuk". Ajak Via lalu di angguki Shilla.

"Gue seneng lihat lo sebahagia ini Via". Batin Shilla.

     Setelah sampai ke dalam Villa, mereka memilih kamar masing-masing. Satu kamar untuk dua orang, Shilla dan Via, Agni dan Dea. Rio dan Alvin, Gabriel dan Cakka.

    Setelah memilih kamar mereka memilih untuk beristirahat karena ada rencana nanti malam akan ada acara bakar-bakaran.

***

TBC.

Gimana part yang ini??
Penasaran sama kelanjutannya?
Baca di part selanjutnya, jika belum ada mohon ditunggu ya 😃😁✌

Maaf kalau banyak typo, atau kesamaan dalam isi cerita..

Jangan lupa vote and coment ya, buat yang ikhlas aja sih...

Thanks 😃

Kekuatan Cinta (RiFy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang