[Lee Dahye's POV]
"Waktu?" Aku terbata.
Kim Taehyung menatapku serius dengan mata coklat yang nampak lebih coklat dari biasanya.
"Kim Taehyung-ssi.. A-aku - "
" - Kurasa sudah cukup kau menyebutku 'Kim Taehyung-ssi'," pria itu berjalan selangkah lebih dekat padaku.
Lalu selangkah lagi.
Lalu selangkah kecil lagi.
"Aku enggak mau punya hubungan yang terlalu formal denganmu," ia melanjut, dan aku membeku.
Benar-benar membeku. Terutama karena ia meraih tanganku dan mendekatkan wajahnya.
Dekat..
dekat..
dan semakin dekat.
DEG.
Hidung kami nyaris bersentuhan sekarang. Mungkin harusnya aku menutup mata, tapi ini terlalu mengejutkan.
Jantungku berdegup semakin kencang ketika aku mengagumi setiap lekuk wajahnya dari dekat. Oh, sudahkah kukatakan kalau wajahnya begitu indah?
Bulu matanya, alisnya, hidungnya.
Kerutan kecil di bawah matanya, corak merah samar di pipinya, bahkan bekas luka samar di dekat mulutnya.
Dan jangan lupakan bibir itu.
Mataku benar-benar terpaku di sana, sampai tiba-tiba Kim Taehyung melanjutkan ucapannya. "Boleh kan?"
Gosh, aku bahkan enggak inget dia meminta ijin buat apa. Yang jelas aku mengangguk, lalu..
Yes. Kim Taehyung menyatukan bibirnya dengan milikku. Memberikan sebuah lumatan kecil di sana. Lembut, perlahan, namun berhasil menghentikan waktu. Lumatan yang teramat sangat manis dan -
- Oke. Stop disitu.
Itu semua cuma imajinasi. Khayalan. Cuma efek dari hormon yang berlebih.
Kim Taehyung tidak berusaha menciumku. Ia bahkan masih berdiri tiga langkah jauhnya dengan tangan di dalam saku.
Lee Dahye, please deh, kontrol pikiran kotormu itu!
Astaga..
Bukannya lima menit lalu kamu bilang mau move on? Gak konsisten banget sih.
Anyway what really happened was,
"Waktu?" Aku terbata.
"Ya," katanya mantap.
"Kenapa - Apa - Gimana - Ugh!" Di kepalaku terdapat ratusan pertanyaan yang sangat sulit disebutkan. Pertama karena aku malu, kedua karena aku bingung.
Melihat ekspresiku, Kim Tae malah tertawa. "Apa yang kamu bingungin sih? Hahahahaha.. Kamu boleh nanya apapun, Hye. Yang penting jangan berasumsi terus pergi gitu aja. Oke? "
Aku menghela napas ringan lalu memintanya duduk di bangku. Supaya aku punya waktu untuk berpikir, setidaknya semenit lebih lama.
"Ada yang mau kamu tanyain?" Kim Taehyung bertanya lagi ketika posisi kami sudah sama-sama nyaman.
"Taehyung,"
"Iya?"
Aku baru saja hendak melontarkan sebuah pertanyaan ketika Kim Tae lagi-lagi tersenyum, lembut dan dalam.
Senyuman yang selalu membuatku jatuh cinta.
Ketika itu aku memutuskan untuk melupakan segala pertanyaan, dan berhenti berpikir. Mungkin, dengan begitu semuanya akan lebih mudah.
"Thank you," kataku pada akhirnya. "Makasih udah mau dateng kesini dan ngomong kayak gitu."
"Jadi, kita bakal tetep kerja barengan kan?" Kim Taehyung memastikan.
Lalu aku menjawab malu-malu, "ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Be KTH's Wife [COMPLETED]
FanfictionSeorang Jeon Jungkook, bakal ngasih tips baik hati buat cewek yang pengen jadi istrinya Kim Taehyung.