.....
Lelaki bersurai orange itu sangat lincah menggerakkan badannya diatas panggung dengan beberapa temannya.
Jung Hoseok namanya.
Sangat banyak wanita yang menggilainya karena skil yang ia miliki, wajah tampan dan berkharisma membuat beberapa gadis berusaha mendapatkannya, namun itu tidak mudah.
Sekali ada yang berhasil mendapat hati Hoseok atau lebih akrab disapa Hobie ini tidak akan berakhir bahagia.
Gadis maupun wanita akan bahagia sebelum azal menjemputnya. Kenapa? Karena lelaki yang mereka cintai bukanlah seorang manusia. Melainkan seorang Vampire.
Setelah selesai perform terakhir, semuanya berkumpul di ruang make up.
"Hyung... aku akan makan malam di luar setelah ini." Hobie memberitahukan Jin kakak tertua untuk makan malam di luar. Merasa mengerti Jin hanya mengangguk sebagai jawaban.
Setelah meminta ijin kepada Rapmon juga, Hobie pergi keluar.
Penampilan tadi membuat energinya menipis, dan kini ia membutuhkan sesuatu untuk mendapat kembali energinya yang terkuras.
Langkah kaki santainya menelusuri gedung lantai 3 yang sangat sepi, Produser sangat pengertian memilihkan tempat yang bagus untuk mereka, apalagi untuk Hobie sendiri.
"Oppa!" suara nyaring itu membuat sebuah smirk di wajah Hobie muncul.
Gadis malang itu berlari kecil menghampiri Hobie.
'Army? Kenapa dia bisa masuk sini?' Hobie membatin. Ia menatap gadis di depannya dengan iba.
"Hobie oppa..." panggilnya.
"Iya? Ini sudah malam, kenapa kau tidak pulang bersama yang lain? Dan kenapa kau bisa masuk ke sini?" tanya Hobie sambil melirik baju Army yang di pakai gadis di depannya.
"Aku fansite mu oppa... Hmm ini..." gadis berambut sebahu itu menyerahkan sebuah kotak kecil kepada Hobie, dan senang hati Hobie menerimanya dengan baik.
"Terima kasih." Hobie sedikit membungkuk.
"Hmm oppa... Kenapa kau ada di sini? Kenapa tidak bersama dengan yang lain?"
"Aku hanya mencari udara segar saja. Sebagai rasa terima kasih, mau ikut jalan-jalan?"
Mendengar ajakkan dari Hobie membuat gadis itu mengangguk girang.
"Siapa namamu?"
"Hwa Haejin."
"Ah Haejin... Arra... Kajja..."
Hobie dan Haejin berjalan beriringan.
"Hmm oppa..." entah kenapa seketika keadaan menjadi dingin dan canggung. Hobie menoleh sedikit lalu kembali ke pandangan depan.
"Boleh aku tanya sesuatu?"
"Tentu."
Kaki keduanya masih tetap melangkah.
"Kemarin malam waktu posting foto kalian, kenapa wajah oppa pucat? Apa oppa sakit?"
"Yang malam itu? Sesudah perform aku kehabisan tenaga, jadi pucat!"
"Begitu ya... Hmm kenapa kontak lensa oppa berbeda dari yang lain? Bukankah yang lain sama semua?"
"Haejin-ssi... Kau begitu cermat memperhatikan kami! Itu bukan kontak lensa."
Haejin berhenti.
"Bukan? Lalu?"
"Itu bukan kontak lensa, dan tentang wajah pucat juga itu adalah pengaruh lapar."
Hobie ikut berhenti membelakangi Haejin.
"Maksud oppa?"
"Terima kasih sudah mencintaiku Haejin-ssi..." Hobie menoleh. Ia membuat Haejin membeku di tempat karena melihat wajah Hobie yang tadinya merah akan darah kini telah pucat pasi , urat-urat wajah yang menonjol, bola mata yang tadinya coklat kini sudah menjadi abu, segaret urat panjang menghiasi leher Hobie dengan indah.
Yang sialnya, Haejin baru saja sadar di mana ia dan Hobie sekarang. Jalan buntu.
"Sekarang aku sedang lapar, maukah kau memuaskan rasa laparku Haejin-ssi?" Hobie mengangkat tangannya hendak meraih Haejin, namun Haejin segera memundurkan langkah kakinya sehingga punggung berbenturan dengan dinding pembatas.
"Kau bukan Hobie oppa!!" Haejin sedikit berteriak.
"Selama kau mengenalku, menyukaiku. Apa kau baru tau aku siapa? Hwa Haejin.... Aku akan selalu mengingatmu jika kau membantuku."
"Tidak... Menjauhlah kau MONSTER!" Haejin berteriak di akhir kata.
Dengan cepat Hobie menerkam Haejin dan menghimpit tubuh mungil gadis itu.
Satu tangan menahan kedua tangan Haejin, satu laginya ia gunakan untuk mengangkat dagu Haejin sehingga ia berhadapan dengan Haejin.
"Kau sangat cantik. Tapi aku minta maaf...."
Hobie mendekati telinga Haejin, sebisa mungkin gadis itu memberontak, namun tenaganya hanya seperti angin untuk Hobie.
Tangan yang tadinya mengangkat dagu kini telah berpindah ke mulut Haejin lalu membekapnya.
"Hmmppp!.... Hmppp...."
Srekk....
Dengan pelan Hobie menarik taring yang sudah menancab ke bawah sehingga membuat kulit leher Haejin robek dengan mudah.
Darah segar sudah berjatuhan sehingga mengenai baju Hobie. Dan seketika tubuh Haejin langsung ambruk.
Setelah Hobie menjilatnya, ia langsung menghisap darah yang sangat banyak itu dengan rakus.
Semakin ia agresif, maka semakin besar pula robekkan di leher Haejin.
Sementara Haejin kini sudah tidak bernyawa. Hobie telah berhasil membuat urat leher Haejin putus saat merobek tadi.
"Terima kasih..."
.....
[END]
.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan Ghost (SUDAH DITERBITKAN!)
Horror[#2 - in Horror - 280317] [#1 - in Horror - 020417] Jangan terkejut kalau isi Fanfictnya tidak sejenis dengan judul. Hanya membaca dan menikmati yang akan membawa suasana FF. Dan FF ini juga mengandung muatan dewasa. BOCAH NYINGKIR!! (NC 21+) Jadi...