16 - Park Jimin > Shoes (21+).

25.3K 1.2K 71
                                    

WARNING!! ADA KEKERASAN DAN JUGA SEXS PEMERKOSAAN! Untuk yang tidak nyaman diusahakan tidak membacanya. Apalagi yang dibawah umur.

Happy Reading~~

———

"Hyung. Kau yakin ingin membeli sepatu ini?"

"Hmm, aku menyukainya."

"Tapi. Sepatu ini sudah lusuh, apa hyung tidak ingin sepatu yang lebih bagus dan mahal?"

"Tidak. Park Jimin! Aku menyukai sepatu ini!"

Lelaki bernama Jin itu nampak kesal mendengar ucapan temannya.

Kim Seok Jin atau lebih akrab dipanggil Jin itu kini tengah berada ditoko sepatu lama di Busan karena ia memang sedang berlibur kerumah sahabatnya Jimin di Busan.

Selain dewasa, lelaki berbadan bagus itu nampak awet dengan uang yang ia miliki, tidak menginginkan barang mahal, dan hanya menginginkan barang biasa. Asal bisa ia kenakan dengan nyaman saja sudah cukup.

Setelah selesai membeli sepatu lusuh berwarna abu-abu, Jin dan Jimin segera meninggalakn toko sepatu tersebut.

Disepanjang perjalanan pulang kerumah Jimin, Jin yang mengemudi terus saja melirik kebelakang untuk memastikan sepatunya aman.

Jimin yang menyadari hal itu hanya menggeleng, ia rasa hyung nya itu tengah tergila-gila oleh sepasang sepatu.

"Hyung. Sepatumu akan aman dibelakang, tidak akan ada yang mengambil atau hilang, kecuali sepatunya bisa jalan sendiri." celetuk Jimin dengan nada malas. Jin hanya mengangguk menanggapinya.

Tidak lama mereka sampai digarasi rumah Jimin.

Jin dan Jimin keluar tanpa membawa sepatunya. Mereka melupakan sepatu dimobil.

Sesampainya didalam, ibu Jimin nampak tersenyum.

"Kalian sudah membeli sepatunya?" tanya ibu Jimin ramah.

Jin mengangguk "Ne eomma." jawab Jin. Jin memang memanggil ibu Jimin dengan sebutan ibu.

"Eh. Aku melupakannya dimobil. Aku ambil dulu." pamit Jin, Jimin dan sang ibu hanya menggeleng melihat tingkah lelaki berumur 25 tahun tersebut.

"Dia sangat ceroboh!"

"Jimin tidak boleh bicara seperti itu!"

"Maaf bu, tapi. Ah ya sudah, toh dia sendiri."

"Sini. Ibu ingin bicara!"

Sang ibu melambaikan tangan, Jimin segera menghampiri ibunya dan duduk disampingnya.

Hendak sang ibu bicara, tapi Jin datang dengan wajah cemas.

"Kenapa?" tanya Jimin dan sang ibu bersamaan.

"Sepatuku hilang!" jawabnya cepat. Namun Jimin hanya mengerutkan dahinya bingung.

"Lah. Bukankah ada dibelakang? Kau lupa mengunci pintunya kali! Dan dicuri oleh orang lain!"

"Mana mungkin. Aku sudah mengunci pintunya, dan mana ada orang masuk garasi. Eomma... Apa ada orang lain disini selain kita?" Jin menatap penuh harap kepada ibunda Jimin.

"Tidak ada. Disini hanya ada kita, ayah Jimin pulang nanti malam!" jawaban itu membuat Jin nampak frustasi, sebab sepatu itu telah membuat hazel coklat itu menyukainya.

"Sudahlah, hyung. Kau bisa membelinya lagi besok." Jimin berdiri menghampiri Jin lalu membawanya duduk.

"Aku ambil ponsel dulu dikamar. Ibu tolong tenangkan Jin hyung!"

Bangtan Ghost (SUDAH DITERBITKAN!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang