Part 20 (Axel? Alex?)

761 71 2
                                    

Sebelum baca, boleh dong minta bintangnya⭐️

HAPPY READING ALL
#########

"Kamu akan baik-baik saja." Ucapku pada salah satu pembalap ini. Ku taruh stetoskop pada tas medisku lagi.

"Dimana temanmu itu."

"Maksudmu, Baby?" Dia mengangguk. "Dia sudah keluar dari pekerjaan ini. Lagi pula dia sudah kaya, ngapain lagi harus mencari duit."

"Kamu kan juga kaya."

Aku berdecih kesal sambil menatap pria ini. "Orangtuaku yang kaya, bukan aku. Lagi pula Baby kaya juga karena jerih payahnya yang ia kumpulkan sebelum menikah--"

"Dia sudah menikah?" Tanyanya dengan takjub. "Sial, aku kalah cepat." Gumamnya hampir berbisik.

Aku terkekeh mendengar ucapan pembalap moto2 ini. "Malah dia sudah mengandung."

"Benarkah? Siapa pria beruntung itu?"

"Kamu mengenal Marc Marquez Alenta?"

Dia mengangguk. Wajahnya menunjukkan ketidak yakinan saat ku sebutkan nama pria yang sudah di nikahi oleh sahabatku itu. "Tentu saja, dia adalah pemegang juara dunia MotoGP tahun lalu kan?"

Aku mengangguk dan tersenyum. Tanganku beralih menepuk pelan bahu pria ini. "Marc adalah pria yang berhasil menghamili Baby." Mataku menangkap kekesalan melalui wajah pria itu. Membuatku mau tak mau terkekeh akan sikapnya. "Sudahlah jangan berharap banyak pada wanita seperti itu, terlebih sainganmu adalah raja pada ajang ini. MotoGP."

"Menyebalkan!"

Tak ingin larut dalam gosip. Akhirnya kuputuskan melangkah menjauhi pria ini. Mataku menatap sofa empuk yang akan sangat nyaman jika aku beristirahat disana. Dengan cepat ku jatuhkan bokongku di sofa. Ku pejamkan mataku. Sepertinya tidur siang sebentar tidak akan membuat Eric memarahiku, lagipula aku ini anak tirinya, bukan? Ia tidak akan berani memarahi wanita cantik sepertiku.

"Bagaimana denganmu? Kamu masih lajang kan?"

Bloody hell!

Alih-alih baru sempat ingin menyentuh dunia mimpi. Dengan geram akhirnya ku buka mataku dan menatap pria itu dengan sinis. "Ya, aku masih lajang."

Sekelibat bayangan Alex muncul di otakku. Masa bodoh dengan pria es itu, lagi pula ia tidak mengatakan bahwa ia mencintaiku. Untuk apa aku mengatakan pada orang lain bahwa aku memiliki kekasih?

Ia tersenyum, menampakan wajah tampan yang ia punya. Jika di pikir-pikir ia lebih pantas menjadi model majalah, daripada pembalap. Mengingat wajahnya yang sangat memenuhi kriteria sebagai model international yang sering ku lihat melalui majalah maupun fashion show. "Perkenalkan, aku Axel Pons. Kamu bisa memanggilku Axel."

Axel? Alex? Astaga! Aku harus hati-hati jika menyebut nama mereka, bisa-bisa aku salah menyebut nama hanya karena posisi nama mereka yang hampir mirip.

"Beky Carlos. Just call me Beky"

Axel mengangguk mengerti. Aku terpekik tat kala tanganku di cium olehnya. Pelan dan lembut, seperti di cerita dongeng. "See you next time, pretty."

Aku mengangguk tanpa ingin membalas ucapannya. Mataku terus menatap punggung lebar Axel yang kian menjauh. Sialan, kenapa sikap Alex tidak pernah seromantis sikap Axel!

"Beky!" Sontak aku menoleh pada pria berjas putih lainnya. Julian.

"Heh?"

Julian menghampiriku sambil memberikan sebuah foto dari hanphone canggihnya. "Baby was here!"

About Beky's [Alex Marquez] (COMPLETED!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang