Part 18 (Dasar gak peka!)

978 74 6
                                    

Sebelum baca boleh dong minta bintangnya⭐️

HAPPY READING! 😊

########
Ku tatap pasir putih yang berhamburan dengan indahnya. Ombak itu sangat menggiurkan, seolah-olah memanggilku untuk sekedar bermain sejenak dengan mereka. Tak lupa langit biru muda yang sangat indah jika di lihat dari atas ini.

Tepukan pelan berasal dari pundakku sontak membuatku menoleh dan beralih menatap pria tampan di sampingku. Alex Marquez. "Kamu menangis?"

"Siapa bilang?"

Pundak Alex bergerak naik turun. "Entahlah aku hanya menebak.". Dasar tiang es sok tau!. "Abis sedari tadi kamu terus memperhatikan jendela, ku kira kamu marah padaku."

Aku tersenyum mendengar ucapan Alex, dengan lelah ku senderkan tubuhku pada dada pria es-ku ini. "Atas dasar apa aku marah padamu?"

"Entahlah. Maka dari itu aku menanyakan mu."

Aku mendongak menatap wajah Alex dari bawah. Tidak ku sangka aku bisa mencintai pria seperti Alex. Tinggi, datar, pembalap, dan yang paling penting dia tidak romantis sama sekali! Padahal dari ke sebelas mantan-mantanku dulu, mereka suka sekali memberikan aku barang-barang mewah ataupun kejutan yang membuatku menangis menggelikan karena tingkah mantan-mantanku itu.

"Ada apa lagi? Mau ku cium, heh."

Tanganku bergerak menahan bibir Alex yang terus bergerak kebawah hendak menciumku. "Demi tuhan, kita ini lagi di pesawat. Aku tidak mau seseorang berpikiran bahwa kita adalah pasangan mesum. Terlebih kalau ada fansmu, bisa-bisa mereka mengamuk mengetahui aku telah di cium oleh pangerannya."

Alex terkekeh dan mengangguk. Jari-jari nakal Alex beralih memilin rambut blondeku. "Aku mau nanya." Ucap Alex masih asik dengan memilin rambut panjangku. "Kenapa kamu tiba-tiba merubah warna rambut? Menurutku, warna hitam membuat wajahmu terlihat lebih manis."

Aku mendongak, menatap wajah Alex dari bawah. Kurasa Alex di lihat dari sisi manapun akan terlihat tampan. "Yaudah cari wanita berambut hitam saja. Lagi pula aku nyaman dengan perubahan warna rambutku."

Ia menunduk, mendekatkan wajah datarnya padaku. "Yakin? Gak cemburu?"

Tanganku mendorong dada Alex menjauh, dengan begitu aku bisa duduk kembali di kursi pesawat ini. "Terserah."

"Marah?"

"Pikir aja sendiri!"

Darahku berdesir tat kala kurasakan tangan Alex melingkar di pinggangku. Sialan, dia sangat menggoda. "Bagaimana bisa aku berpindah pada wanita lain ketika aku sudah meniduri gadis ini."

Sialan ucapannya membuatku mengingat kejadian beberapa hari yang lalu. Membuat wajahku terasa panas akan kejadian itu.

"Bodoh!"

"Pipimu memerah sayang."

"Diamlah! Dan duduk tenang di kursimu itu. Jangan mengangguku, aku tidak akan mempan kali ini padamu, tiang es!"

******
Ku kenakan kacamata hitam yang tergantung di kaosku. Mataku menatap suasana bandara kali ini, lumayan ramai. "Jangan jauh-jauh dariku, nanti kamu ilang!" Dengan cepat ku gapai tangan wanita cantik ini. Aku tersenyum tat kala melihat wajah Beky merengut kesal karena tingkahku.

"Aku sudah besar, tidak perlu kamu jaga lagi."

Astaga kenapa aku bisa jatuh cinta dengan gadis keras kepala ini?

"Karena kamu mengandung anakku."

"Siapa bilang?"

"Aku."

About Beky's [Alex Marquez] (COMPLETED!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang