My Player Boss: Chapter 19

19.2K 604 12
                                    

Aloha!

Baca ceritaku yang judulnya The Last One yah!:)

Pic: Joshua

Vote and Comments

***

*Bella POV*

Joshua menciumku?

Sesuatu yang lembut dan hangat menyentuh bibirku secara perlahan. Kecupan-kecupan singkat ia berikan padaku dan aku menikmatinya- bukan ciuman yang terburu-buru dan penuh dengan nafsu namun ciuman yang lembut dan mendamba. Aku mendengar suara desahanku sendiri ketika ia menggigit bibir bawahku. Joshua memanfaatkan kesempatan itu dan menelusuri rongga mulutku dengan lidahnya.

Aku terlalu terbawa dengan suasana ini. Mataku terpejam dan kukalungkan lenganku di sekitar lehernya, ia juga melingkari pinggangku dengan lengannya yang kokoh. Aku tidak bisa menopang tubuhku lagi. Kurasa Joshua menyadari hal ini sehingga dia mengangkatku dan meletakanku diatas meja.

Aku merindukan hal ini. Aku merindukan dirinya.

Aku menyudahi ciuman ini dan menghembuskan nafasku perlahan seakan mengeluarkan semua perasaan aneh yang saling berdesakan didalam dadaku. Dahiku dan dahinya saling bersentuhan sekarang ini.

Aku menegakkan tubuhku dan menatapnya. Walaupun aku duduk diatas meja dapur saat ini, ia masih setinggi ini. Aku bahkan hanya sebatas dagunya saja. Aku melihatnya terkekeh pelan dan ia menatapku dengan pandangan geli.

"Kenapa?" Aku menyipitkan mataku kearahnya penasaran.

"Bukankah ini dari tadi yang seharusnya kita lakukan?"

Aku menatapnya dongkol. Aku tidak peduli bagaimana ekspresiku saat ini namun aku benar-benar tidak mengerti apa yang ia katakan.

"Bagaimana bisa?"

Joshua menatapku dengan salah satu alisnya yang terangkat.

"Kau lupa apa yang dikatakan bocah tadi? Di lift? Alasan kenapa kau meledak-ledak tadi."

Oh! Aku ingat. Sindiran bocah ingusan tadi saat kami berada di lift. Bocah sialan.

Aku tertawa pelan dan memeluknya. Kusenderkan kepalaku pada dadanya sehingga aku bisa mendengar detak jantungnya yang berdetak sangat cepat sekarang ini. Aku tersenyum tenang,

Aku juga, Jo.

Aku menengadah menatap wajahnya dan membelai lembut wajahnya. Ia mengerang pelan dan memejamkan matanya. Aku menelusuri setiap inchi dari wajahnya, matanya yang indah dan setajam elang, tulang hidungnya yang menonjol, rahangnya yang kokoh sekarang sudah mulai ditumbuhi oleh jambang, apakah dia belum bercukur?

"Aku senang kau mau berbicara padaku." Kataku padanya. Aku merengkuhnya kedalam pelukanku untuk kesekian kalinya. Kurasa aku tidak akan bosan dengan hal ini.

"Maaf. Aku tau aku bersikap kekanak-kanakan." Ia menunduk dan menatapku. Ia membalas belaian lembut jariku pada wajahnya dan membelai lembut pipiku.

"Kau tau aku bukanlah pria yang baik. Aku sering berganti-ganti wanita namun semenjak aku bertemu denganmu, aku merasa ada perubahan dalam diriku."

My Player BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang