Eleven•

1.8K 154 111
                                    

~°•°~

Semua murid-murid terlihat kelelahan seusai keluar dari bus yang baru saja mengantar mereka pulang. Terlebih lagi cuaca di kota Seoul yang sedang mengalami musim dingin membuat mereka ingin sekali kembali ke rumah dan menghangatkan tubuh mereka.

Kini Songjoo tengah berdiri di depan pintu gerbang sekolahnya. Tubuhnya terlihat menggigil untuk kesekian kalinya. Tubuhnya seolah tertusuk oleh terpaan angin yang membuat udara menjadi semakin dingin, padahal ia sudah memakai pakaian cukup tebal saat ini. Kerap kali kedua tangannya ia gosokkan hingga menimbulkan sedikit kehangatan. Songjoo bisa saja mati membeku karena menunggu jemputannya yang belum juga datang dari lima belas menit yang lalu.

"Hah, mengapa belum datang juga." Songjoo menggerutu sendiri.

"Yak, mengapa kau masih berdiri di sini? Cuaca hari ini sangat dingin, kau bisa-bisa sakit jika masih di sini." Dengan tatapan sungkan Songjoo sama sekali tidak menghiraukan ucapan Jimin. Songjoo selalu meratapi nasibnya. Mengapa selalu ada Jimin yang tiba-tiba datang di sampingnya? Mengapa ia selalu bertemu dengan sosok lelaki yang menyebalkan ini?

"Kau kedinginan ya?" tanya Jimin dengan tatapan khawatir. Lalu Jimin menggosokkan kedua tangannya berkali-kali kemudian menggenggam kedua tangan Songjoo, selayakanya menyalurkan kehangatan dari tangannya.

"Yak!" Songjoo menepis tangan Jimin dari tangannya.

"Tanganmu sangat dingin, kau bisa sakit." Lagi. Songjoo sama sekali tidak mendengarkan ucapan Jimin.

Tiba-tiba ponsel Songjoo berbunyi, ia mendapat sebuah pesan di ponselnya. Wajah kecewa terlihat begitu saja ketika Songjoo membaca isi pesan tersebut. Ibunya menyuruhnya untuk pulang menaiki taksi karena hari ini supir pribadinya tidak masuk dan ayahnya pun sedang dalam perjalanan menuju keluar kota. Terpaksa Songjoo harus pulang sendiri kali ini.

Tanpa basa-basi ia langsung menyeret kopernya dan berjalan meninggalkan Jimin yang saat itu masih berada di sampingnya. Melihat Songjoo berjalan meninggalkannya, Jimin tidak tinggal diam. Ia pun mengekori Songjoo.

"Songjoo-ya, kau mau kemana?"

"Cuacanya sangat dingin, lebih baik kau pulang saja." Songjoo masih terus berjalan dan tidak memperdulikan Jimin yang terus saja mengoceh sedari tadi.

Karena merasa diabaikan oleh Songjoo, Jimin terpaksa merebut koper yang berada di tangan Songjoo.

"Ck!" Songjoo berdecak kesal.

"Kau mau kemana?"

"Itu bukan urusanmu." Songjoo ingin merebut kopernya kembali dari Jimin, namun usaha yang dilakukan gagal karena Jimin memindahkan koper tersebut ke belakang tubuhnya.

"Tentu saja itu urusanku. Jika kau ingin pulang biarkan aku menemanimu."

"Memangnya kau ini siapa?"

"Calon suamimu," ucap Jimin lantang.

Jimin benar-benar membuat Songjoo merasa kesal. Songjoo yang tadinya merasa kedinginan sekarang justru hawa panas telah menjalar ke tubuhnya.

"Apa kau tidak dijemput? Kalau begitu kau pulang saja denganku. Sebentar lagi supirku akan datang."

"Tidak usah, biarkan aku pulang sendiri."

Jimin menggeleng. "Tidak. Aku tidak ingin calon istriku pulang sendirian."

Dasar gila! Persetan dengan semua kata-katanya. Dia benar-benar tidak waras.

The Bad Boy Stole My Underwear [BTS JIMIN FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang