Twenty One•

540 45 36
                                    

~°•°~




Kadang apa yang tidak terpikirkan oleh manusia, bisa jadi hal yang nyata dalam kehidupan. Apa yang tidak kita inginkan, terkadang justru menjadi nyata.

Sama seperti Songjoo sekarang. Ia tidak pernah berpikir jika ia akan menyukai Jimin. Ia juga tidak pernah berpikir jika ia akan sulit melepaskan Jimin.

Dan satu hal lagi, Songjoo tidak pernah berpikir jika ia akan dijodohkan oleh temannya sendiri, bahkan oleh kekasih sahabatnya sendiri.

Kadang realita memang menyeramkan. Seakan-akan realita itu adalah sosok yang hidup, sosok yang terkadang menjadi musuh manusia yang dapat membuat manusia menjadi kecewa dengan sendirinya.

Tapi tanpa realita manusia tidak akan tahu yang namanya berjuang. Manusia juga tidak akan tahu bagaimana mempelajari hidup. Karena dari realita-lah manusia tahu apa yang harus ia lakukan, apa yang harus ia perjuangkan. Benar?

Saat ini Songjoo sedang melawan semua realita yang jauh diluar harapannya. Iya, realita yang bahkan Songjoo tidak ingin hal itu terjadi. Songjoo tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang, rasanya ia ingin menyerah pada realita.

"Jadi kalian sudah saling kenal?" Ayah Songjoo menatap Jungkook dan juga putrinya.

Songjoo hanya tersenyum tipis lalu mengangguk mengiyakan. Begitu juga dengan Jungkook.

Mereka berdua hanya terlalu kaget dengan keadaan seperti ini. Dimana mereka berdua sama-sama tidak tahu tentang perjodohan ini, terlebih lagi mereka dijodohkan dengan orang yang tidak pernah saling berbicara.

"Wah kalian benar-benar ditakdirkan," ucap ayah Jungkook.

"Baiklah ayo kita lanjutkan makan malamnya. Jungkook-ah, ayo makan!"

Songjoo semakin tidak berselera makan. Perjodohan konyol ini sangat membuat Songjoo muak. Rasanya ia ingin membatalkan perjodohan ini, tapi apa daya kemauan ayahnya sangat keras. Pasti bukan hal yang mudah untuk melakukannya.

Di sela-sela makan malam, keluarga Songjoo dan keluarga Jungkook terlihat sangat akrab. Ya tentu saja, karena ayah Songjoo adalah sahabat karib ayah Jungkook, mereka juga bekerja sama dalam suatu perusahaan mereka. Mereka bahkan selalu memuji Songjoo dan Jungkook dalam topik pembicaraannya. Mereka selalu mengatakan bahwa Songjoo dan Jungkook adalah pasangan yang serasi.

Sementara Songjoo dan Jungkook, keduanya saling menatap satu sama lain. Dua orang yang selama ini tidak pernah berbicara justru dipertemukan dalam kondisi seperti ini. Sangat canggung, 'kan?

Sebelum Songjoo mengalihkan pandangannya dari Jungkook, laki-laki itu memberi kode lewat matanya. Mata Jungkook seraya melirik ke suatu tempat, seperti memberi sinyal pada Songjoo agar mereka berdua bisa berbicara empat mata.

Untung saja Songjoo bukan Hyerim, yang lama untuk berpikir. Ketika Songjoo tahu yang dimaksud oleh Jungkook, ia langsung menganggukkan wajahnya.

Jungkook berdeham. "Maaf, boleh aku mengajak Songjoo ke suatu tempat?"

"Ah tentu saja! Pasti kau ingin mempunyai waktu berdua dengan Songjoo, 'kan? Hahaha anakku ini sudah dewasa," ucap ayahnya sambil menepuk bahu Jungkook.

Jungkook hanya tertawa tipis. Tidak mungkin ia akan menyukai gadis seperti Songjoo yang berwajah dingin dan galak. Ia tidak akan mau menjadi seperti Jimin yang selalu direndahkan oleh Songjoo.

The Bad Boy Stole My Underwear [BTS JIMIN FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang