Eighth : Pitiable Problem

4.8K 577 99
                                    

Arin mendesah kasar sambil melipat kedua tangan di dada, merasa lelah dengan ocehan Yoongi mengenai hal yang terjadi kepadanya hari ini.

"Aku terus merutuki Jimin karena dia berani menyebutmu pria yang tidak banyak bicara."

Yoongi menoleh kepada Arin dengan satu alis yang dinaikkan.

"Jimin bilang begitu?"

Arin mengangguk mantap sebagai jawaban, tidak mengalihkan perhatian dari drama korea yang sedang tayang di hadapannya.

"Dia bilang kau itu tidak banyak bicara, tidak mudah bergaul, selalu sendirian."

"Aku memang seperti itu."

Arin memijat pelipis mendengarnya.

"Kurasa dia salah. Kau itu cerewet, suka memerintah, tidak ramah, mudah marah, suka mengumpat, bodoh, selalu ingin ditemani, selalu menyusahkan orang lain, dan selalu melupakan orang yang berada di sampingmu ketika ada sesuatu yang menarik perhatian-AKH! YAK!"

Arin berteriak kesal setelah Yoongi memukul kepalanya dengan keras menggunakan bantalan sofa. Yang lebih membuat gadis itu kesal lagi, bukannya meminta maaf, Yoongi malah menatapnya dengan tatapan tajam yang membuat Arin merasa takut untuk sesaat. Karena tidak suka dipandang seperti itu oleh Yoongi, Arin balas memukul kepala Yoongi dengan bantal.

"Itu sakit, bodoh," ujar Arin.

Yoongi mengeraskan rahang.

"Itu juga sakit, bodoh," balas Yoongi, kembali memukul Arin.

"YAK!"

"YAK!"

"Rasakan!"

"Rasakan!"

"Pria sialan!"

"Gadis sialan!"

Mereka berdua saling memukul dengan bantal sofa. Sampai akhirnya, kedua insan itu terjatuh ke atas lantai dengan sang gadis yang berada di posisi atas. Meja dan sofa bahkan sudah bergeser jauh dari tempat semula.

Keduanya saling bertatapan.

"Hei, mau tahu sesuatu?" tanya Yoongi, tidak mau mengalihkan pandangannya dari kedua iris mata indah di hadapannya.

Arin meneguk ludah. Kedua mata gadis itu membulat ketika Yoongi membalikan posisi menjadi sang gadis yang berada di bawah.

Yoongi menyeringai.

"Sepertinya kau cemburu ketika aku bersama dengan Chaewon."

Arin kembali meneguk ludah dengan gugup sambil mengalihkan pandangan, mencari objek lain yang lebih menarik selain wajah tampan Yoongi yang hanya berjarak 1cm lagi dari wajahnya.

"Tidak! Tidak mungkin! Untuk apa aku cemburu, huh?! Tidak ada gunanya!" bantah Arin dengan suara melengking.

Yoongi mengerutkan kening, merasa terganggu dengan suara melengking Arin yang kerap kali membuat telinganya sakit.

"Ssshh ...."

Yoongi menaruh satu telunjuknya tepat di depan bibir Arin, membuat gadis itu benar-benar bungkam.

"Let's see ...."

" ... how can you handle me."

"YAK!"

Arin berteriak kesal ketika Yoongi menyentil keningnya dengan keras sampai meninggalkan bekas berwarna kemerahan. Dengan kesal, gadis itu mendorong tubuh Yoongi sehingga tubuh pria itu terjatuh di sampingnya. Arin memukul kepala Yoongi sekeras yang dia bisa.

"YAK!"

Yoongi berteriak kesal ketika Arin malah melenggang pergi seusai membuat kepalanya sedikit pusing.

lol.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang