#16 : Confession Day

4.2K 502 40
                                    

"Ayo pulang bersama."

Arin tersenyum dan menutup kedua mata begitu Jimin mengacak rambutnya dengan perlahan seraya terkekeh. Setelahnya, Arin mendongak, hanya untuk melihat wajah tampan Jimin yang terlihat semakin tampan dengan mata yang ikut tersenyum.

"Jim-ah, mood-ku sedang buruk dan aku tidak ingin pulang dengan cepat."

Jimin tersenyum, lantas menggenggam tangan Arin dengan erat.

"Ayo pergi kencan."

*×*

Arin memasukkan banyak bola basket ke dalam ring dalam tempo yang cepat. Jimin tertawa begitu melihat raut wajah kesal Arin karena tidak ada satu pun bola yang masuk. Mereka berdua sedang berada di game zone, mencoba permainan bola basket.

"Biar kutunjukkan bagaimana cara bermain dengan benar."

Permainan dimulai dan Jimin melemparkan bola basketnya dengan cepat, seperti Arin. Namun, ajaibnya, bola yang dilemparkan Jimin masuk semua dan pria itu mendapatkan skor tertinggi.

"Wow! Kau hebat sekali, Jimin-ah!"

Jimin tersenyum bangga sambil membusungkan dada, seolah telah menjadi pahlawan di siang bolong.

"Ayo coba permainan lain!"

Mereka pun bersenang-senang di game zone sampai malam hari. Mereka memainkan banyak permainan bersama, bahkan menyanyi bersama di karaoke room. Setelah puas bersenang-senang, Jimin mentratir Arin makan kue beras pedas di kedai pinggir jalan.

"Ngomong-ngomong, apa kau akan datang melihatku besok?"

Arin mengerutkan dahi mendengarnya.

"Besok? Di mana? Memangnya kau ada pertandingan?"

Jimin mengangguk, kemudian mengunyah kue berasnya lebih cepat agar ia dapat segera menjawab pertanyaan dari Arin.

"Hm. Besok, tim basket sekolah kita mengadakan latihan gabungan dengan tim basket SMA Mirae."

Arin mengangguk mengerti. Ia akan menjawab kalau ia bersedia datang. Namun, ketika mengingat Yoongi, tiba-tiba saja ia menjadi bimbang. Arin termenung menatap kue beras pedasnya, memikirkan apakah ia harus datang atau tidak. Sebenarnya, ia tidak ingin mengecewakan Jimin, namun, di sisi lain ia juga tidak mau membuat Yoongi marah.

"Kalau kau sibuk, tidak apa. Aku hanya berharap kau datang dan melihat permainan hebatku," ujar Jimin, tertawa.

Arin tersenyum mendengarnya. Namun, gadis itu kembali memikirkan Yoongi. Ketika ia mengingat kejadian tadi, mendadak ia menjadi kesal. Setidaknya, ia ingin balas dendam kepada Yoongi yang tadi sore mengabaikannya.

"Aku akan datang untuk melihatmu, Jimin-ah. Di mana tempatnya? Di SMA Mirae, ya?"

Kedua mata Jimin berbinar dan ia mengangguk dengan penuh semangat.

"Ya. Tapi pelatih mengatakan bahwa kita harus membawa penonton agar dapat menyemangati, meskipun ini hanya latihan gabungan. Besok kita pergi bersama, ya? Teman-teman yang lain juga membawa penonton mereka masing-masing."

Jimin kembali tertawa, mengingat betapa ributnya para anggota untuk memilih siapa saja yang akan mereka bawa untuk menjadi penonton.

"Aku pasti datang," ujar Arin sambil tersenyum manis.

"Ah, sudah pukul setengah sembilan. Ayo pulang."

..

..

Yoongi keluar dari dalam bus dan menghela napas melihat jam di ponselnya. Sudah hampir pukul setengah sepuluh dan ia penasaran dengan apa yang sedang Arin lakukan sekarang.

lol.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang