Eleventh : Stay With Me

4.5K 544 47
                                    

Arin menggosok gigi sambil melamum memikirkan apa yang Yoongi katakan tadi malam, seolah lupa bahwa beberapa menit yang lalu pria itu baru saja menyodorkan kaus kaki bekas yang benar-benar bau untuk membangunkan Arin.

'Jadi, Jimin membenci Yoongi? Berniat menyingkirkan Yoongi?'

Arin berkumur-kumur dengan air.

"Aish, kenapa aku jadi terus memikirkannya?!"

Arin membasuh wajahnya dengan air dingin, kemudian menatap tajam pada bayangan dirinya sendiri pada cermin berukuran sedang yang ada di hadapannya.

"Oh astaga!"

"Jadi, ini penyebab Yoongi berkata kalau dia tidak suka aku dekat dengan Jimin! Karena Jimin itu musuhnya! Musuhnya!"

Arin menepuk keningnya dengan keras.

"Mengapa aku sebodoh ini?!" pekiknya heran.

*×*

Kedua insan berbeda jenis kelamin itu duduk berhadapan sambil memakan sarapan mereka tanpa bersuara. Bahkan, Arin yang notabennya selalu banyak bertanya kini memilih untuk bungkam, seolah tidak tertarik untuk membahas apapun dengan Yoongi.

Tentunya ini juga berlaku bagi Yoongi.

Akhirnya, Arin mengalah. Gadis itu mengambil napas dan mengembuskannya dengan perlahan, sedikit menyita perhatian Yoongi dan membuat pria itu menoleh walaupun sekilas.

"Baiklah. Apa aku boleh tanya sesuatu?" tanya Arin.

Yoongi menatap Arin.

"Tidak," jawab pria itu, dingin.

Arin mendengus, kemudian meletakkan sendok di sisi mangkuk nasinya. Gadis itu melipat tangan di dada dengan punggung yang menyandar pada sandaran kursi.

"Apa karena itu kau tidak suka aku dekat dengan Jimin?"

Kening Yoongi mengkerut tidak mengerti.

Arin menghela napas.

"Maksudku, kau tidak suka aku dekat dengan Jimin karena dia adalah musuhmu, 'kan?"

Kali ini, giliran Yoongi yang menghela napas panjang. Pria itu tidak memberi respon dan kembali melanjutkan aktivitasnya untuk makan.

Arin tetap menunggu jawaban Yoongi walau pria itu memang terlihat enggan memberikan jawaban.

"Hei ... aku bertanya padamu!"

Setelah mendengar Arin meninggikan suaranya, entah mengapa Yoongi jadi tersulut emosi. Pria itu melemparkan sumpitnya sembarangan dan menatap Arin dengan tatapan yang benar-benar tajam.

"Benar! Aku tidak suka! Lantas kau mau apa? Membocorkan semua kelemahanku padanya?! Pada si brengsek itu?!"

Kening Arin mengkerut samar, terkejut betul ketika mendapat respon berlebihan dari Yoongi. Biasanya, Yoongi akan menjawab tenang dan dingin, bukannya tegas dan nyaring seperti ini.

"Silahkan! Kau kembali saja pada Jimin! Pada pacar barumu itu! Aku tahu kau terus membujuknya untuk menyingkirkanku!"

Itu fitnah, jadi Arin merasa tidak terima sekaligus sakit hati mendengarnya. Gadis itu bangkit dari duduknya, balas menatap tajam pada Yoongi yang menatapnya dengan tatapan mengerikan.

"Aku tidak pernah melakukan itu! Jika aku ingin melakukan itu, sudah dari dulu aku menaruh racun di dalam makananmu!"

"Jadi, sekarang kau berniat membunuhku?!"

"Kau gila!"

"Kau yang gila!"

Keduanya saling menatap dengan napas terengah akibat saling berteriak. Ini pertama kalinya Arin dibentak oleh Yoongi, dan itu membuat hatinya sedikit teriris.

lol.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang