Thirteenth : Lotte World

4.3K 491 13
                                    

"YAK! MATIKAN AC NYA!"

Arin berteriak ketika merasa bahwa tubuhnya terasa dingin dan ia tahu pasti dalang di balik semua ini. Saat membuka kedua mata karena suhu kamar masih tetap dingin, Arin mendapati Min Yoongi yang sedang melipat dada di ambang pintu sambil memutar-mutar remote AC.

"MIN YOONGI!" geram Arin, melemparkan bantal ke arah Yoongi, namun meleset.

"Bangun," titah Yoongi, tegas.

Arin memasang raut wajah cemberut sambil mengguling-gulingkan tubuh, nampak seperti kepompong yang akan berubah jadi kupu-kupu.

"Baek Arin, kubilang bangun!"

"Tidak mau!"

Arin masih menyembunyikan diri di antara gulungan selimut tebal yang menutupi hampir seluruh tubuhnya, terkecuali wajah.

Yoongi menaruh remote, kemudian memijit pelipisnya yang berdenyut nyeri akibat mendengar teriakan penolakan cempreng dari Arin.

"Apa bangun pada jam setengah empat pagi itu sangat sulit bagimu?"

"Tentu! Ini hari minggu! Aku akan tidur sampai jam sembilan!"

"Dan meninggalkan apartemen dalam keadaan berantakan?!" tuntut Yoongi.

Arin mendesah kasar lalu menutup kedua mata, mencoba tidak mempedulikan perkataan Yoongi yang memang benar adanya jikalau dipikir selama lebih dari dua kali.

"Bukan aku yang membuatnya berantakan!"

Yoongi tertegun, menatap gadis yang masih bergelung dengan selimut itu dengan tatapan heran. Tentu, Baek Arin benar. Yang membuat apartemen berantakan itu Yoongi, tetapi Arin yang harus membereskannya. Itu tidak adil mengingat Arin selalu kekurangan tidur setiap hari dan satu-satunya hari di mana ia bisa tidur sepuasnya hanyalah hari minggu.

"Tapi kau kan pembantuku, jadi kau yang harus membereskan walaupun bukan kau yang mengacaukan."

Arin berdecak kesal dibuatnya.

"Tak bisakah kau berhenti menyebutku pembantumu?!"

Yoongi mengedikkan bahu tidak peduli. Sementara Arin mulai kembali berguling-guling dengan nyaman, membuat Yoongi berdecak kesal. Jika saja yang coba ia bangunkan adalah seorang pria, maka Yoongi pasti akan menyiram air atau membawa panci panas untuk kemudian disiramkan air panasnya hingga si pemalas yang senang tidur itu terbakar.

Kejam sekali.

"Bangun atau aku akan menciummu lagi."

Yoongi menyeringai ketika melihat tubuh Arin yang mendadak menegang dan raut wajah gadis itu menjadi blank, seperti orang bodoh.

"Oh, jadi kau benar-benar mau dicium? Baiklah."

Yoongi berjalan mendekat. Arin membulatkan kedua mata setelah merasa bahwa tangan Yoongi menyentuh tangannya yang terbalut selimut. Dengan gerakan cepat, Arin berguling ke samping, menyebabkan tubuhnya jatuh ke atas lantai dengan cukup keras.

"Aw!" pekik gadis itu.

"Bukan aku yang mendorongmu," ujar Yoongi, menyeringai.

Arin mengerutkan kening dan menatap Yoongi dengan tatapan tajam.

"Yak! Dasar sialan!"

*×*

Arin mengaduk sup ayam dengan perlahan, menunggu sup tersebut masak. Dalam diam, ia melirik pintu kamar Yoongi yang tertutup. Pria itu sedang berganti pakaian, mungkin.

Tiba-tiba, terdengar suara bel. Arin melirik ke arah pintu apartemen, kemudian mematikan komor dan meletakkan sendok sup di samping kompor. Dengan langkah pelan, Arin menghampiri pintu itu.

lol.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang