#19 : Closer : Shooting Love

4.1K 478 32
                                    

"Hei ... mau tahu sesuatu? Um, tentang syarat yang tadi siang aku berikan."

Arin menatap Yoongi dengan tatapan penasaran sambil menunggu Yoongi berbicara. Ia ingat betul ketika Yoongi tak kunjung memberitahunya mengenai syarat itu dan malah bangkit berdiri setelah makanannya habis.

"Hm. Katakan."

"Kalau kau mau aku menjadi pacar Yukyung ...."

Hati Arin mencelos medengarnya.

"Kau harus membuatku jatuh cinta dulu."

..

..

'Kau harus membuatku jatuh cinta dulu.'

Demi spatula kesayangan Spongebob, perkataan Yoongi itu terdengar amat ambigu sampai sulit untuk dimengerti oleh otak Arin. Gadis itu bahkan terus bergerak gusar di tempat tidurnya, memikirkan maksud tersembunyi dari pernyataan Yoongi.

"Dia membuatku bingung, sungguh."

Arin menggigit ujung selimutnya dengang gemas. Tentu ia merasa gemas karena tak kunjung menemukan titik terang di balik perkataan Yoongi yang telah membuat kepalanya pusing tujuh keliling.

"Astaga!"

Arin memekik kesal setelah mengingat kembali kejadian yang terjadi hari ini. Yoongi seolah mendominasi otak gadis itu.

Ngomong-ngomong soal Yoongi, malam ini Arin tidak memasak untuk pria itu. Karena apalagi kalau bukan karena si gadis mini market. Yoongi berkata kalau Chaewon memberinya bekal makan siang dan ia lupa memakannya. Jadi, bekal makan siangnya akan ia makan sebagai makan malam.

"Aku harus mencari tahu tentang ini."

..

..

"Bangun!"

"Astaga! Bau apa ini?! Astaga! Ukh!"

Meski dengan keadaan setengah sadar, tapi Arin tahu betul bahwa benda yang sekarang ini amat dekat dengan hidungnya itu bukanlah sebuah parfume atau benda dengan aroma harum yang menusuk. Tapi, sesuatu dengan bau yang teramat busuk.

"Ini kaus kakiku yang belum dicuci. Kau akan terus mencium bau ini sebelum kau bagun dan membuatkanku sarapan."

Arin menjepit hidungnya dengan ibu jari dan jari telunjuk, menghalangi bau itu agar tidak tercium oleh hidungnya.

"Jauhkan itu dariku, bodoh!"

"Tidak!"

"Yak! Yak! Menjauh!"

Arin terkejut ketika Yoongi naik ke atas ranjang dan membawa kaus kaki itu lebih dekat ke hidung Arin. Tentunya Arin berusaha menghindar dengan terus bergerak ke sana-ke mari, tanpa peduli bahwa pinggangnya sudah ditahan oleh Yoongi.

"Bangun!"

"Tidak akan! Astaga! Jauhkan itu! Bau sekali! Menjijikan!"

Arin masih bergerak gelisah bahkan sampai tidak sadar kalau Yoongi sudah berhenti bergerak dan sedang menatapnya lamat. Namun, karena tidak mendengar suara Yoongi lagi, akhirnya gadis itu sedikit mendongak menatap wajah Yoongi yang amat dekat dengannya.

"Apa kau akan berusaha untuk sahabatmu?" tanya Yoongi.

Posisi mereka berdua kini sungguh tidak bisa dipercaya. Yoongi berbaring di samping tubuh Arin yang tergulung selimut, seperti kepompong. Mereka berdua saling menatap.

"A-aku?" tanya Arin, terlambat merespon karena ia terlalu gugup.

"Tentu aku akan berusaha."

Yoongi menyeringai mendengarnya.

lol.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang