#21 : Closer : Cheer Up!

4.3K 482 29
                                    

Demi beruang madu berpantat karet, Arin sungguh tidak mengerti dengan pemikiran Jeon Jungkook yang 'polos' atau bahkan 'kelewat polos' sampai harus membuat wajahnya terasa terbakar karena panas seperti ini.

'Tapi, bagaimana cara kalian membuat anak? Apa harus melakukan ... 'itu'?'

Arin membasuh wajahnya dengan air bersih, kemudian menatap pantulan wajahnya di cermin wastafel. Membuat anak, eh? Hei! Dia dan Yoongi bahkan baru berani berciuman! Tidak dengan hal-hal aneh lain seperti membuat anak atau yang lain sebagainya.

"Wajahnya seperti bayi kelinci, bokongnya seperti kapas, namun pikirannya kotor sekali seperti kepribadian ibunya."

Arin ingat betul ketika Lee Hyorin mengatakan hal-hal tentang 'memuaskan' dan 'service terbaik' kepada Yoongi. Dan well, itu berhasil membuat bulu kuduk Arin meremang.

"Astaga. Apa yang harus kulakukan kalau aku bertemu dengan Yoongi?"

Arin menepuk-nepuk pipinya.

"Baiklah. Hanya harus bersikap biasa."

Arin mengambil napas, kemudian mengeluarkannya dengan perlahan, mencoba menenangkan detak jantungnya yang seolah hilang kendali, berdetak cepat sekali sampai sulit untuk dihentikan.

"Aku pasti bisa!"

..

..

"Ini."

Arin menaruh sekaleng cola di atas meja Yoongi. Sebelum Arin pergi ke toilet, Yoongi sempat memintanya untuk membelikan cola karena air minumnya habis tadi.

"Terima kasih," ujar Yoongi.

Suasana mendadak canggung.

"A-aku ... akan kembali ke kelas."

Arin baru saja berbalik, namun tertahan ketika Yoongi mencekal pergelangan tangannya, membuat gadis itu terpaksa harus kembali berbalik. Arin lantas menatap Min Yoongi yang juga sedang menatapnya dengan tatapan gugup yang terkesan lucu.

"Mengenai perkataan Jungkook tadi ... jangan dipikirkan. Sudah kubilang, prilakunya buruk karena ibunya wanita brengsek," ujar Yoongi, memainkan jari telunjuknya di pergelangan tangan Arin sembari mengulum senyum.

Arin mengangkat sebelah alisnya tinggi-tinggi, menatap heran kepada Yoongi yang sedang tersenyum bodoh.

"Kenapa kau tersenyum?" sentak Arin, membuat Yoongi mengalihkan pandangan kepadanya.

"Tidak. Hanya sedang membayangkan saja."

Arin menarik tangannya, kemudian berjalan mundur tiga langkah, menatap Min Yoongi dengan tatapan waspada, seolah pria itu adalah bom yang bisa saja meledak kapan pun tanpa bisa ditebak.

"O-oh! Rupanya pikiranmu juga kotor!" pekik Arin, mengerutkan kening dengan tampang takut.

Yoongi terkekeh, kemudian menyandarkan punggung pada sandaran kursi, menatap santai kepada Baek Arin yang terlihat menggemaskan ketika takut.

"Aku hanya membayangkan ... kalau kita menikah."

"M-menikah?!"

Kedua mata Arin membulat dengan mulut yang terbuka dengan lebar, seolah perkataan yang Yoongi ucapkan adalah hal paling mengejutkan yang pernah ia dengar seumur hidupnya.

"Hm. Aku hanya penasaran, apakah nantinya kita akan bersama ... atau berpisah."

Demi pantat kapas milik bayi kelinci Jeon Jungkook, perkataan Yoongi terdengar amat sangat menyedihkan di telinga Arin. Ia bahkan tertegun untuk beberapa saat, ikut membayangkan bagaimana jikalau ia benar-benar berpisah dari Yoongi setelah kaki pria itu sembuh.

lol.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang