#22 : Draw a Love

4.1K 490 69
                                    

'Kabar buruk apa, Noona?'

Jungkook mengetik dengan cepat setelah mendapatkan balasan pesan dari Arin yang menurutnya sungguh sangat tidak jelas, sadar tak sadar membuat Jungkook sangat penasaran, bahkan hampir mati penasaran.

Ting!

'Dompetku ketinggalan.'

..

..

Yoongi keluar dari rumah Jihoon pada pukul sebelas tepat. Hari sudah begitu larut dan tidak akan ada bus yang datang. Perhentian terakhir adalah pada pukul sembilan malam, dan kini sudah tiga jam setelahnya.

Yoongi harus melewati dua halte untuk sampai ke apartemen.

'Mereka semua masih mempercayaiku. Itu melegakan. Tetapi, apakah aku masih pantas untuk mereka percayai? Apakah aku pantas menjadi seseorang tempat mereka menggantungkan harapan?' batin Yoongi, murung.

Yoongi menghela napas panjang, lantas mengalihkan pandangannya ke depan. Kedua mata Yoongi sedikit menyipit, berusaha melihat dengan lebih jelas siapakah seorang gadis yang sedang berdiri mematung di sebrang jalan.

Setelah lama berpikir, akhirnya Yoongi memutuskan untuk pergi menghampiri gadis yang terlihat sangat ia kenal tersebut.

"Permisi?"

Gadis itu menoleh. Kedua matanya membulat menatap Yoongi.

"Y-yoongi?"

"Chaewon?"

..

..

"Untung masih ada kafe yang buka."

Chaewon tersenyum miring sembari mengetuk-ngetuk pinggiran cangkir coklat panasnya. Beberapa menit yang lalu, ia dan Yoongi memutuskan untuk mengobrol di kafe saja daripada harus berdiri kedinginan di pinggir jalan.

"Aku ada banyak pertanyaan untukmu," ujar Yoongi setelah berdeham dan menatap pakaian yang Chaewon kenakan.

Chaewon mengalihkan pandangan. Gadis itu menggigit bibirnya kuat-kuat, berusaha sebisa mungkin untuk terlihat tegar di depan Yoongi. Jujur saja, Chaewon tidak ingin terlihat lemah di hadapan Yoongi. Ia yakin bahwa dirinya cukup kuat menghadapi segala permasalahan ini. Ia yakin bahwa dirinya bisa menghadapi segala hal, tanpa harus meminta bantuan Yoongi.

"Kau bahkan lupa menghapus riasanmu."

Yoongi memberikan selembar tissue kepada Chaewon. Awalnya, Chaewon merasa enggan. Terlihat sekali dengan gelagatnya yang ragu-ragu sekali. Namun, karena takut ditertawakan pengunjung kafe lain, akhirnya Chaewon menerima tissue tersebut.

"Kau habis dari mana?"

Begitu mendengar pertanyaan tersebut, Chaewon menundukkan wajah. Ia menghapus riasannya dengan perlahan, tanpa mau repot menatap Yoongi. Oke, sejujurnya Chaewon sedang merasa tertekan sekarang.

"Im Chaewon, jawab aku."

Suara Yoongi berubah dingin, mau tak mau harus membuat Chaewon mengangkat wajah.

"Pesta ulang tahun teman," jawab Chaewon, pelan.

Yoongi mendengus, melipat kedua tangan di dada, sungguh merasa jengkel dengan tingkah sosok gadis berhati malaikat di hadapannya.

"Apakah kau pergi ke pesta dengan wajah seputih terigu, pipi berbulat lipstick dan hidung tomat seperti sekarang ini, huh?"

Chaewon meneguk ludah dengan kasar, sadar betul dengan apa yang sudah ia lakukan. Tapi, bagaimana lagi. Ia tidak punya cukup uang untuk membiayai kebutuhan adik kecilnya.

lol.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang