Awal kisah.

4.9K 188 86
                                    

Duduk mematung di kursi pesawat selama 45 menit dalam penerbangan Jogja-Jakarta membuat Raysalma Chandradityo (15 tahun) keringat dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Duduk mematung di kursi pesawat selama 45 menit dalam penerbangan Jogja-Jakarta membuat Raysalma Chandradityo (15 tahun) keringat dingin. Kerah bajunya basah dengan peluh dan wajahnya menampakkan aura seakan-akan berhadapan dengan medusa, seperti makhluk mitologi seram lainnya. Raysalma sudah hafal isi dari buku Mitologi Aztec, Yunani Kuno, hingga Romawi. Jadi, membayangkan monster seperti Medusa bukanlah gal yang menyeramkan lagi.

Hal menyeramkan yang Raysalma khawatirkan hingga kini ialah--bagaimana beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru di Jakarta. Pikiran tentang lingkungan sekolah yang baru membuat Raysalma pusing sendiri. Raysalma tidak pernah merasa pusing jika disodorkan dengan soal identitas yang suit dipecahkan oleh murid lain. Raysalma punya calculator hitung tercepat yang ada di otaknya ketika menjawab soal kuantitatif SBMPTN dan berhasil mendapat nilai sempurna ketika Raysalma iseng-iseng ikut TO. Raysalma Berhasil mengumpulkan medali sebanyak 2 lemari kaca penuh dalam kurun waktu 5 tahun. Namun, Raysalma tidak pernah berhasil memecahkan teka-teki tentang bullyan yang orang-orang lontarkan kepada Raysalma karena.

Kuping siswa lain di sekolah lama Raysalma--yg di jogja--selalu tidak ingin mendengar nama Raysalma beserta prestasinya yang selalu disebut setelah upacara. Tata pan sinis dan kalimat pedas selalu menjadi senjata tertajam mereka untuk menusuk Raysalma. Apa kejeniusan Raysalma patut di bully? Ketidak mampuan mereka dalam menjawab soal matematika human kesalahan Raysalma. Ketidakmampuan mereka dalam berbahasa inggris dengan fasih bukanlah kesalahan Raysalma.

Bahkan ketika pesawat mendarat dan membubarkan penumpangnya--termasuk Raysalma--pun Raysalma belum siap untuk sekolah. Belum siap untuk dibully habis-habisan dengan teman² di sekolah barunya.

Raysa pikir, sekolah barunya tidak lebih buruk dark sekolah lamanya so Jogja. Murid² di dalamnya tidak pernah menimpuk Raysalma dengan gumpalan kertas ketika Raysalma ketika Raysalma dianggap berlagak sok pintar. Namun, kemampuan Raysalma yang dapat menyalib nilai Revan--teman sebangkunya yang selalu menjadi nomor satu di sekolah--membuat Revan tidak suka dan selalu ketus dengan Raysalma.

Raysa pikir, di bully adalah sesuatu yang menyebalkan sepanjang masa. Raysa tidak pernah menemukan sesuatu yang lebih menyebalkan selain di bully. Ternyata, masuk ke kehidupan baru bersama Revan yang ketus jauh lebih menyebalkan dan makan hati bagi Raysalma.

"Tahan² deh gue sebangku sama Revan" -Raysalma

---------
Halo, welcome all. Jgn di skip ya dan langshong masukin cerita ini ke reading list kalian eheheh. Aku yakin kisah Raysa-Revan banal gregett se-greget semangatku dalam menulis inii ehehehe. Selamat membaca💕

To: Revan [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang