Extra Part - Cintaku Kini

274 25 105
                                    

Sebelumnya aku mau nyampein belasungkawa yg sedalam-dalamnya atas meninggalnya Prof.Dr. Sapardi Djoko Damono beberapa hari lalu. Biar kata aku baru dua kali ketemu beliau, ttp saja duka mendalam sedang dirasakan seluruh masyarakat indonesia--terutama yg kenal karya-karya Eyang Sapardi yg Mahadahsyat. Kita doain bareng-bareng, ya. Semoga Eyang ditempatkan di posisi terbaik di sisi Tuhan YME.

Ada ucapan belasungkawa juga dari Raysa, Revan, dan Raline. Boleh bgt di-follow instagram mereka, auto followback deh.

Oke, seperti yg udah aku janjikan, ini dia EXTRA PART. Happy Reading. PASTIKAN BACA SAMPE BAWAH YA, KARENA ADA INFO PENTING.

-To Revan-

Tumblr biru langit bersanding cantik di atas nakas bersama saputangan yang sudah lepek, bau, atau apapun kalian sebut, terserah. Intinya, workout Raysalma selama dua jam untuk hari ini sudah cukup. Perempuan itu langsung goleran di lantai sambil meluruskan kaki dan meregangkan otot, kemudian merapalkan doa dan meneguk air putihnya di tumblr biru.

Getaran ponsel dari dalam tasnya membuat Raysalma segera merogoh tas dengan cepat dan menilik nama dari si penelepon.

Incoming Call
Raline Dora

Tombol hijau segera digesernya dan menempelkan ponsel itu di telinga, "Assalamu'alaikum, apa lagi, sih, Lin? Boneka Dora lo masih belum ketemu?"

Raline terbahak di ujung telepon, "Justru gue mau ngabarin kalo boneka Dora gue udah ketemu, yeay!" Kata Raline yang tiba-tiba jadi girang sendiri, "Karena ketemunya di loteng rumah yang debunya setebel abu vulkanik, Dora-nya gue laundry aja."

Raysalma tersenyum geli, "Kok tiba-tiba bisa ada di loteng?"

"Nggak tau, deh, udah hilang tiga hari, tau-tau ada di loteng. Serem juga ya."

"Tapi alhamdulillah kalo udah ketemu," kata Raysalma, "Gue tau lo nggak akan nyenyak kalo tidur tanpa Dora."

Raline terkekeh, "Tanpa Dora, tidur gue nggak berarti. Bisa anyang-anyangan atau ketindihan," kata Raline, "By the way, besok temenin gue beli suntikan, ya, Ray. Selama liburan ini gue harus lebih berani buat pegang suntikan dan belajar nyuntik buat semester depan. Lo ajarin, lho! Sebagai calon dokter yang baik, harus bantu calon susternya!"

Raysalma tidak bisa menahan tawanya yang mengundang tatapan aneh dari pengunjung GYM milik Papanya Raline, "Intinya, perlahan, Lin, nusuk jarumnya. Iya, nanti gue bantu ya bu suster."

"Makasih, Ray."

"Sama-sama."

Raline menutup teleponnya secara sepihak, membuat Raysalma mengernyitkan dahinya sambil menatap layar ponsel dengan bingung. Setelah Raline menutup ponsel, segera saja notifikasi lainnya muncul. Raysalma langsung membuka salah satu grup yang di-pinned.

Medicine A - Faculty of Medicine and Health Sciences - Oxford University

Christian Holy : just wanna inform y'all that we'll learn Gastrointestinal in the next term. So, be well-prepare for that.

Evanna Linch : Really? I should take lots of books about Gastrointestinal straight-away. Thanks a lot, Christ.

Lumiere Edison : Alright, Christ.

Nathally Amber : Ay ay, Capten.

Raysalma Chandradityo :
Alright, Christ. Thanks a lot for ur information.

To: Revan [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang