"Hih...!"
Seorang pemuda tampan bercambang lebat, dan berpakaian kuning, kembali melompat. Entah untuk yang ke berapa kalinya. Tubuh pemuda berpakaian kuning itu berputar beberapa kali di udara. Indah dan manis sekali gerakannya. Dan....
Pyarrr...!
Air sungai memercik tinggi, begitu sepasang kaki pemuda itu mendarat kembali di permukaan air. Luar biasa! Kalau saja ada orang yang melihatnya, tentu pemuda ini dikiranya hantu penunggu sungai. Mana ada manusia yang dapat berdiri di atas permukaan air?
Tapi kenyataannya pemuda bercambang lebat itu memang mampu berdiri di atas permukaan air. Bahkan sesekali melompat dan bersalto beberapa kali di udara, kemudian kembali mendarat di permukaan air!
Dan selagi tubuhnya berputar di udara, terlihat kalau sepasang kaki pemuda itu ternyata tidak hanya bersepatu saja, tapi ada sesuatu yang menempel pada kedua telapak sepatunya. Memang, pada telapak kaki pemuda berpakaian kuning itu, nampak sepotong papan yang tidak begitu tebal, tapi agak lebar. Rupanya papan itu digunakan sebagai alas agar dapat mengapung di permukaan air. Tapi meskipun begitu, tanpa memiliki ilmu kepandaian yang tinggi, tidak mungkin pemuda itu dapat berbuat begitu.
Tak lama kemudian, pemuda berpakaian kuning itu ber- gegas mendekati pinggir sungai. Untungnya, di situ sepi. Tidak nampak sebuah rumah pun yang terlihat, sehingga perbuatannya tidak menarik perhatian.
"Hih...!"
Begitu telah mendekati pinggir sungai, pemuda bercambang lebat itu melenting. Tubuhnya berputar beberapa kali di udara, sebelum akhimya mendarat di pinggiransungai.
Begitu telah berada di tanah, pemuda itu segera melepaskan potongan kayu yang terikat pada kedua kakinya. Lalu dilemparkan begitu saja di tanah.
Kini pemuda berpakaian kuning itu membalikkan tubuhnya. Sepasang matanya menerawang jauh ke seberang sungai.
Cukup lama juga pemuda bercambang lebat itu berbuat demikian, sebelum akhimya melangkah pelan meninggal- kan tempat itu. Mulanya langkahnya satu-satu, tapi beberapa saat kemudian, bergerak cepat mempergunakan ilmu meringankan tubuh.
Ternyata pemuda bercambang lebat dan berpakaian kuning itu memiliki ilmu meringankan tubuh yang tinggi. Gerakannya cepat bukan main. Tubuhnya hampir tidak terlihat oleh mata. Yang terlihat hanyalah sekelebaran bayangan kekuningan.
Pemuda berpakaian kuning itu terus berlari seraya mengerahkan seluruh ilmu meringankan tubuhnya. Sehingga dalam waktu singkat, tempat tadi telah jauh tertinggal. Larinya baru diperlambat dan akhimya berhenti sama sekali, begitu memasuki tembok batas sebuah desa.
Luar biasa! Sungguhpun telah berlari menempuh jarak yang jauh, tidak nampak tanda-tanda kalau pemuda berpakaian kuning ini mengalami kelelahan. Napasnya biasa saja. Tidak nampak memburu sedikit pun. Bahkan di wajah tampannya, sama sekali tidak terlihat setitik pun keringat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serial Dewa Arak - Aji Saka
General FictionHari masih pagi, ketika di kaki lereng Gunung Waru berkelebat beberapa bayangan yang bergerak cepat menuju ke puncak. Menilik dari gerakan yang rata-rata ringan dan gesit, dapat diketahui kalau bayangan-bayangan itu adalah orang-orang persilatan yan...