Ramma berjalan melewati meja resepsionis dengan al di belakangnya. Ya sedari tadi mereka sepakat akan pulang ke apartemen masing-masing dan bertemu di area balap.
Sampainya di depan kamar 202 ramma menekan tombol password dan membuka knop pintu.
Ramma mempersilahkan al masuk terlebih dahulu. Setelah itu ramma menutup pintu.
Al melepas high heelsnya dan merebahkan tubuhnya di sofa dan menekan tombol remote.
"Kalau mau tidur di kamar gue aja gak papa". Ucap ramma melewati al.
Al tak mengiyakan ucapan ramma. dia menutup mata karena pusing akan pekerjaannya.
Ramma memasuki kamarnya dan menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi dia keluar untuk menemui al yang masih rebahan di sofa dengan mata tertutup.
Ramma membungkukkan badannya menatap intens wajah al yang masih terpejam. Akankan gadis ini lelah ??.
Ramma mendekatkan wajahnya pada wajah al. Menatapnya inten. Cantik. Satu kata yang terlintas di otak ramma. Entah kenapa dia ingin sekali memuji gadis ini.
"Eghh... Ngapain lihat in gue kek gitu". Ucap gadis itu masih dengan menutup matanya.
"Gue kira loe tidur". Ucap al masih dengan memandangi al.
Al yang merasa risih akhirnya dia membuka matanya lebar-lebar. Betapa kagetnya dia saat iini.Di atas wajahnya terdapat wajah ramma. Jaraknya hanya beberapa senti saja.
Al menelan ludahnya susah payah. Bibir merah merekah milik ramma. Mengingatkan akan azka. Secepat kilat al mempalingkan wajahnya ke samping. Dan itu membuat ramma menegakkan badannya dan duduk di di sofa yang al tiduri.
Al memposisikan dirinya miring menghadap tv dan ramma duduk di depannya. Dengan handu kecil untuk mengeringkan rambutnya yang basah.
"Gue laper". Kata al dengan memantunkan bibirnya.
"Mau gue masakin ??". Tawar ramma. Al yang mendengar dengan spontan duduk di sebelah rama menatap wajah ramma secara inten. Apa dia bercanda apa dia serius.
Pletak
"Gak usah lihat in kek gitu kali". Kata ramma sambil menjitak kening al.
"Sakit tau". Ringis al dan mengusap bekas jitakan al.
"Mau gue masakin kagak ??". Tawar rama lagi.
"Emang loe bisa masak". Tanya al heran. Mana ada ketua geng bisa masak. Kan aneh. Pikir al.
"Bisa lah , gue udah biasa masak sendiri". Jawab ramma bergegas pergi ke dapur.
Al membalik tubuhnya menatap kepergian ramma. Ruang tv memang dekat dengan dapur.
"Boleh lah yang enak yaa , loe udah lama tinggal di sini dan kenapa loe tinggal di sini". Tanya al dengan memandangi apartemen ramma.
"Cukup lama ,Pengen aja". Jawabnya cuek.
"Kenap loe gak tinggal sama keluarga loe sih , kan lebih enak gitu". Kata al sambil berjalan ke arah ramma. sedangkan ramma hanya memandang al dan tersenyum sinis. Seperti ada yang di sembunyikan oleh nya.
"Wihh enak". Kata al sambil mencomot kentang goreng bikinan ramma.
"Heh tangan loe tu , main comat comot aja". Protes ramma tak terima. sedangkan al tak mendengarkan ucapan ramma. Malah asyik dengan kentang goreng milik ramma.
Ramma yang melihat itu dengan spontan mencolek pipi al dengan beroleskan tepung.
"Hahahah muka loe putih amat". Ledek ramma dan tertawa lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Love Story
Teen FictionSeorang anak kembar hidup penuh dengan kekonyolannya dan ke usilannya. Membuat semua anak menyeganinya dan menyebut dia sebagai ketua geng. Sifat sangat dan tatapan tajamnya hanya di perlihatkan jika di perlukan. Selebihnya hancur banget. Dua sodar...