part 34

243 12 0
                                    


5 tahun kemudian....

Sejak kejadian di mana al hampir kehilangan nyawanya rama tidak pernah lagi menampakkan batang hidungnya di depan al.

Jika berpapasan mereka seakan tidak saling mengenal dan tak saling bertegur sapa.

Sebaliknya dengan shia. Terkadang dia dekat terkadang dia jauh. Selalu seperti itu saat bersama rey. Bukan berarti shia tak mengalami rasa sakitnya. Dia merasakan dengan berganti pasangan di depan rey. Itu membuat rey menahan amarahnya.

Beberapa kali rey meminta shia menjadi kekasihnya tapi shia selaku menolaknya. Jika hanya sekedar berteman shia masih mau walaupun sakit.

Karena saat ini al tidak berada di indonesia melainkan di swiss mengurus bisnisnya yang mengalami perkembangan cepat dan itu membuat shia kesepian. Zelkan ?? Zoya ?? Mereka sibuk dengan kegiatan mereka saling mengurus bisnis dan saling bekerja sama.

"Huuaaa rey cepetan napa kasihan al nantik nungguin tau". Teriak shia heboh karena rey tak kunjung keluar kamar apartemennya.

"Gila loe suara loe kayak toa masjid tau gak". Ucap rey kesal.

"BURUANNNNNNN". teriak shia heboh.

Karena tak kuasa mendengar ucapan shia akhirnya rey mengakhiri dandan cantiknya. Dan menuju ruang tv.

"Ayooo". Ajak rey dan mendapat anggukan dari shia.

Mereka melaju ke arah bandara soekarno hatta. Tak butuh waktu lama akhirnya yang di tunggu datang.

Jangan tanya kenapa cepat ?? Karena sekarang keluarga gue punya pesawat pribadi jadi bisa kesana kemari seenak jidat keluarga gue.

Seperti al setiap hari harus keliling dunia karena bisnis. Bahkan hubungannya dengan azka berjalan lancar. Walaupun azka sudah menikah. Gila kan ?? Emang gila. Suami orang main embat.

"Aaalllllllll". Teriak shia dan melambaikan tangan agar al tau.

Tapi al terlalu malu melihat kelakuan adiknya itu akhirnya pura-pura tak tau dan mencuekkan shia yang teriak-teriak dan mendapat tatapan aneh dari orang sekitar.

Shia yang geram akhirnya berlari ke arah al dan menoyor kepalanya.

"Ehh bego gue panggil dari tadi gak nyaut loe". Ucap shia kesal.

"Bangke loe , kira-kira dong, lihat situasi loe lagi di mana haa main keluar in toa loe". Timbal al tak kalah kesal sedangkan yang di katain hanya nyengir tak jelas

"Hehe". Cengir shia memamerkan deretan gigi putihnya.

"Apa kabar al , ". Ucap suara bass itu dan ak langsung menoleh ke arah belakang shia dan t ternyata rey.

"Ehh rey , baik gue". Ucap gue sambil cipika cipiki.

"Bangke cipika cipiki segala , pulang sono loe , mak loe nyariin tu". Tindas shia.

"Ciieee cemburu loe sama gue ". Goda al dan shia mencibikkan bibirnya.

"Rey minta kode tu ". Goda al

"Bacot loe al , gue lakban juga tu mulut".

Karena merasa kesal shia pun berjalan menuju mobil dan di ikuti oleh rey dan am.

45 menit perjalanan mereka pun akhirnya sampai di mension al. Di sambut jangan oleh daddy dan mamahnya.

Kriputan menghiasi wajahnya yang cantik dan tampan. Rambut yang sudah beruban itu mendominasi dari pada rambut hitamnya. Tapi mereka tetap bahagia.

Al menatap lekat-lekat mama dan daddy.nya. tak terasa mereka berpisah cukup lama. Setelah wisuda al memutuskan menetap di swiss untuk bekerja dan dekat dengan azka.

Ia baru kembali ke indonesia dan pulang ke rumah sang mama. Walaupun dia pernah pulang tapi tak pernah mampir rumah sang daddy.

Al meneteskan air matanya. Bukan karena sedih tapi karena bahagia. Bisa melihat senyum tulus dari sang mama dam daddy.

"Lo kamu kenapa nanggis al ". Ucap daddy heran karena al tak kunjung memeluknya.

"Al bahagia bisa melihat senyum mama sama daddy , rambut putih itu juga menandakan kalau al udah gede bentar lagi akan pisah lagi sama mama sama daddy". Ucap al lirih dan masih meneteskan air mata.

Sang mama yang mendengar ucapan anaknya sekolah merenguh tubuh mungil al dan memeluknya.

"Mama kangen sama kamu , kangen teriakin kamu , kangen marahin kamu , kangen usilin kamu , tapi sekarang mama udah tua jadi gak bisa gitu lagi sama kamu". Ucap mama lirih.

"Udah ah maa jangan gitu.  Masuk yuk". Ajak al dan mereka semua masuk.

****

"Al ayoo makan malam ". Ajak sang daddy.

Saat ini al berada di kamarnya menatap seluruh kamarnya. Kamar yang sama. Sebelum dia meninggalkan rumah ini.

"Iya dad al mandi dulu". Ucap al dan sang dady keluar kamar al.

Al memandangi cincin yang melingkar di jari manis al dan mengingat akan ucapan rama.

15 menit al menuruni anak tangan dan mendapati mama daddy dan shia sedang menunggunya.

Al berjalan ke arah tempat duduk yang berhadapan dengan shia.

"Sayang kamu kapan nikah , mama sama daddy pengen nimang cucu nih ". Ucap sang mama.

"Gak tau ma , shia tu suruh nikah dulu". Ucap al dengan menunjuk shia dengan dagunya.

"Lahh kok gue sih". Protes shia tak terima.

"Loe kan pacarnya banyak , makanya loe menikah dulu buatin cucu mama sama daddy".

"Emang loe pikir bikin anak itu gampang ??". Protes shia kesal. Dan dady dan mama hanya tertawa.

"Sudah kamu ya al gangu shia aja , shia emang punya pacar dan masih dekat dengan rey ?? Lha kamu pacar aja gak punya". Jawab dady pelan tapi ada benarnya.

"Al punya pacar daddy". Jawab al santai.

"Siapa ?? Rama ?? Bosen ah mama ". Ucap sang mama dengan menyibikkan bibirnya.

"Bukan maa".

"Lalu siapa ?? Timbal daddy.

"Suami orang??". Jawab al santai dan mendapat pelototan dari mama dady dan shia.

-tbc-

Twins Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang