(Sudah diterbitkan - Tersedia di toko buku)
SEGERA DIFILMKAN.
#1 in Teen Fiction, 25 Mei 2017
Ametta Rinjani
Cewek paling cantik disekolah. Suka dugem, sombong, tidak peduli pada apapun selain dirinya sendiri. Memiliki predikat playgirl...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Berisik banget sih lo pada!" Teriak Metta. "Gue gak mau jalan sama kalian!"
Wahyu dan Adnan meringis ketika mendapati Metta meneriaki mereka. Dengan membawa piring makanan masing-masing keduanya mundur perlahan dan mengambil meja terpisah yang tidak jauh dari sana.
Kevin, ikut tertawa. Ia menepuk pundak Raga sambil lalu kemudian ikut bergabung di meja Wahyu dan Adnan.
"Ga," panggil Metta lagi. "Jangan cuekin gue, ih."
Raga masih tidak menatapnya. Membuat ia menarik mangkuk cowok itu. "Gue mau ngomong."
Raga kemudian menepuk punggung tangan Metta untuk menjauh dari mangkuknya. Melanjutkan makan tanpa bicara.
"Kenapa lo gak jemput gue tadi pagi? Gue kan udah line lo jutaan kali. Dibaca kek apa kek gitu. Gue hampir telat tau gak gara-gara nunggu lo tau,"
Sebenarnya Metta tidak peduli ia terlambat. Ia hanya ingin menarik perhatian Raga sebanyak mungkin saat ini.
"Gue gak nyuruh lo nunggu." Sahut Raga.
"Tapi gue udah kasih tau lo kan tiap pagi jemput gue. Gimana sih,," Metta menendang kaki Raga dari bawah meja. Namun itu sama sekali tidak membuat Raga bergeming.
"Nanti pulang temenin gue pokoknya." Ucap Metta. Mendapati jika Raga kembali sibuk dengan makanannya. Metta nenatap cowok itu tidak percaya.
"Raga,!" Metta merajuk. Ia mengambil tempat sambal ditengah meja dan membuka tutupnya. "Kalo lo diem aja gue makan nih sambel."
Ancaman Metta itu hanya mampu membuat Raga melirik ke arahnya selama 2 detik.
"Beneran gue makan ini sambel," cewek itu menyendok sambal dalam ukuran penuh. "Ga. Gue makan nih!" Lanjut Metta mengarahkan sendok ke mulutnya.
Melihat jika usahanya percuma membuat Metta menurunkan sendok sambal dan mencebik kesal.
"Gak jadi dimakan?" Tanya Raga. Metta tau jika cowok itu menertawakannya.
"Gak. Sakit perut entar gimana. Siapa yang perhatiin gue. Lo aja cuek begini."
Metta mengaduk-ngaduk sambal. "Pokoknya gak mau tau. Nanti pulang temenin gue. Itung-itung nebus tadi pagi lo gak jemput gue. Ya, Ga. Mau ya?"
Raga yang sudah menyelesaikan makannya menggeser mangkuk itu ke samping. Lalu menjulurkan tangan ke arah Metta. Melepaskan tangan cewek itu dari tempat sambal dan menggesernya juga ke samping.
"Apasih lo dari tadi bawel banget?" Tanya Raga pada akhirnya. Cowok itu kini menatap Metta yang membuat Metta tersenyum sumringah.
"Hari ini gue ada pemotretan. Temenin,yah."
"Gak. Males. Ngapain gue disana?"
"Ya nungguin gue. Cuma bentar kok gak bakal lama. Abis itu baru kita ke club?"