19 - Keinginan

483K 28.6K 2.2K
                                    

Terkadang pemikiran perlu sedikit waktu untuk memahami apa yang sudah dirasakan hati sejak lama.

- Ametta Rinjani -


Dan ia sangat yakin jika Raga tidak akan menyakitinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan ia sangat yakin jika Raga tidak akan menyakitinya.

Mana sih tuh cowok.

"Ehm... "

Deheman berat dari arah belakang kepalanya membuat kegiatan merutuki Metta terganggu. Belum sempat ia menolah seseorang dengan celana jeans biru tua dan baju kaos hitam berdiri di depannya. Menatapnya dengan senyum lebar.

Sesaat Metta membalas tatapan cowok itu dengan tatapan menilai. Ia meneliti dari ujung kaki sampai kepala. Menjelaskan jika cowok itu adalah orang luar.

"Kenapa lo bisa masuk sini?" Tanyanya.

Cowok itu masih tersenyum. Menatapi Metta hingga turun ke arah motor Raga yang ia duduki.

"Orang luar gak boleh masuk kesini tau. Gue panggilan satpam, mampus lo."

Kali ini cowok itu terkekeh. "Gue udah ijin sama satpam. Gue bilang mau ketemu temen. Siapa sangka gue malah ketemu bidadari disini,"

Metta mengernyit. "Lo lahir tahun berapa sih. Sekarang udah gak pake lagi rayuan model gitu,"

Cowok itu tergelak. Memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. "Lo siapanya Raga?"

Pertanyaan itu membuat kerutan di dahi Metta bertambah segaris. "Kok lo tau Raga?"

"Gue tau motornya dan kebetulan bidadarinya lagi duduk di atas motor temen gue."

Metta mengerjap. "Lo temen Raga?"

Cowok itu mengangkat bahu kemudian menjulurkan tangannya. "Gue Satya."

Tanpa pikir panjang Metta menjabat tangan cowok itu dengan bangga. "Gue Metta. Pacar tersayang Raga sekarang."

Mendengar pernyataan itu membuat cowok yang bernama Satya semakin tersenyum lebar. Semakin lama Metta melihat jika senyum itu sudah berubah menyeringai.

Metta ingin menarik tangan dari genggaman cowok itu namun Satya menahannya.

"Lepasin atau muka lo gue ratain ama tanah."

Metta menarik-narik tangannya. Namun cengkraman cowok itu sangat kuat. Metta lalu turun dari motor. Berupaya melepaskan diri dengan dua tangan ketika sebuah tangan lain mencekal tangan Satya.

Raga meremas tangan cowok itu hingga mengendor dan melepaskan tangan Metta. Kemudian menghempaskan tangan Satya ke udara. Ia lalu menarik Metta menjauh dan membawanya ke belakang punggungnya.

"Heii bro... akhirnya kita ketemu juga. Apa kabar lo?" Ucap Satya yang tersenyum lebar seraya mengangkat tangan seolah ingin mendapat tos.

Namun Raga hanya melihatnya dengan diam tak bergeming.

SIN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang