5

286 25 3
                                    

"Alert, Sora. Alert."

Sora menoleh ke arah Takumi yang tengah mengetuk-ngetukkan bahunya menggunakan jari laki-laki itu. Ia mengerti apa maksud Takumi. Langsung.

Pasti gadis itu.

Dilihat dari tatapan Takumi padanya, sudah berarti Haruka sedang berjalan ke arahnya. Astaga, ternyata gadis itu belum selesai dengannya.

Rasa frustasi kembali menyerang Sora. Ia langsung bergegas mengangkat tasnya dan bermaksud untuk berjalan keluar sebelum gadis konyol itu berdiri di sampingnya.

"Sokun!"

Rasanya ia ingin melemparkan tubuhnya ke luar dari kelas. Sekarang juga.

Takumi menyaksikan reaksi Sora sambil menahan tawa. Temannya itu masih saja bisa merasa terganggu. Bahkan dengan fakta Haruka adalah teman masa kecilnya. Mengapa...sepertinya Sora anti sekali dengan perempuan?

Ia ingin tahu lebih banyak, maka Takumi melakukan hal yang pasti akan membuat Sora kesal setengah mati.

Ia melambai pada Haruka lalu tersenyum lebar, "Hei, Nakajima san! Kau mau temani Sora pulang hari ini? Aku ada perkumpulan wakil kelas, jadi aku tidak bisa menemaninya."

APA?

Sora memicingkan mata pada Takumi. Temannya itu hanya bersiul dan memasang tampang tanpa dosa. Bukankah ia tahu bahwa dirinya frustasi seharian hanya karena gadis berambut panjang sepinggang ini?

Baiklah, Takumi. Aku akan menghajarmu nanti.

Menangkap sinyal-sinyal seram dari Sora, Takumi memilih untuk tersenyum konyol. "Bagaimana Sora? Bukankah menyenangkan bertemu teman lama?"

Sialan, Takumi. Sora mengusap-usap wajahnya, "Tidak usah, aku pulang sendiri saja."

Dan kemudian si Haruka itu memiringkan kepalanya. Ya ampun, disaat seperti ini gadis itu bisa memasang tampang imut seperti itu? Kau bercanda.

"Kenapa, Sokun?"

Sabar, Sora. Sabar... "Bukankah sudah kubilang untuk tidak memanggilku seperti itu?"

"Baiklah, asal kau pulang denganku aku akan berhenti," kata Haruka sambil melipat tangannya. Gadis ini merepotkan sekali.

Sora menghela napas panjang. Hari ini dan hari-hari selanjutnya mungkin ia akan lebih sering melakukan hal itu. Ia menoleh pada Takumi, "Sampai besok, Takumi."

Takumi bergidik sedikit ketika Sora berkata seperti itu padanya. Dasar, laki-laki itu memang selalu begitu. Dilihatnya Sora yang sudah berada di ambang pintu meninggalkan Haruka yang tengah sibuk dengan sesuatu di dalam tasnya. "Err...Nakajima san, kau tidak akan mengikuti Sora?"

Haruka mengangkat wajahnya dan tidak mendapati Sora. Gadis itu mulai bergerak panik lalu membungkukkan badannya pada Takumi, "Aku duluan, sampai besok Kuba-san," katanya singkat sebelum berlari mengejar Sora keluar.

Pintar. Sora pintar juga. Pergi disaat gadis itu lengah. Tapi...

Takumi terbahak, apakah Sora bisa tahan dengan sikap dinginnya itu ketika bersama Haruka? Berapa banyak ia harus bertaruh?

* * *

Sora berjalan cepat melintasi koridor kelas 2, setidaknya mungkin taktik kaburnya berhasil. Ia memandang berkeliling—semua tatapan yang mengarah padanya terasa aneh.

"Sokun! Kenapa kau meninggalkanku?"

Sora terkejut mendengar suara cempreng khas Haruka itu. Ditambah dengan suara berisik karena Haruka berlari di koridor. Ia mengusap wajahnya lagi. Untuk kesekian kalinya.

Reminiscent [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang