15

195 15 0
                                    

Ini sudah hari ketiga. Gadis itu masih belum masuk juga.

Kuba Takumi menangkap basah temannya yang berkali-kali melirik ke arah bangku milik gadis yang bernama Nakajima Haruka. Ia juga terkadang mengikuti Sora untuk melihat ke arah bangku tersebut.

Setelah kejadian itu, Haruka masih belum masuk ke sekolah. Ia pernah sekali bertanya pada Sora, dan laki-laki itu hanya menjawab seadanya. Sepertinya Sora benar-benar depresi sekarang. Temannya itu kembali menjadi pribadi Sora yang keras, dingin dan menyeramkan.

Disaat istirahat Sora akan langsung pergi keluar sendirian. Ya, akhir-akhir ini ia lebih sering sendirian. Terkadang diam di perpustakaan, atau di taman, atau di dekat jendela. Tak jarang Sora pergi ke atap sekolah hanya untuk mencari tempat sendiri. Entahlah, temannya benar-benar menjadi pribadi individual.

Sebenarnya jika Sora diajak bicara olehnya, laki-laki itu pasti menanggapi. Namun hanya itu. Sora kembali sulit tertawa. Tidak seperti dulu. Ketika Haruka masih mengganggu Sora seharian.

Ya, mungkin riwayat Sora yang ceria juga akan berakhir. Mengingat sumber keceriaannya pasti berubah.

Takumi tidak dapat membayangkan perasaan Haruka saat ini. Sudah pasti gadis itu kacau. Perasaannya berantakan. Matanya berkantong. Keadaannya kurang lebih akan sama dengan Sora sekarang—atau bahkan lebih buruk.

Aoi juga. Gadis yang terkenal cuek itu kini mulai menampakkan sisi wanitanya. Takumi sampai-sampai harus mengikutinya untuk memastikan gadis itu tidak melakukan hal aneh. Maksudnya, walaupun tidak separah Sora—Aoi juga secara tidak langsung sudah menjadi gadis dingin yang tidak banyak bicara.

Ini gila. Hidup mereka seperti jungkir balik hanya karena kedatangan seorang gadis berwajah polos itu. Hanya karena Haruka, mereka bisa seperti ini.

Takumi memijit-mijit pelipisnya. Sejujurnya keadaannya juga tidak terlau baik. Namun di sini ia harus menjadi sumber tenaga untuk Sora dan Aoi. Walaupun Sora sudah mendapat perlindungan dari teman-temannya yang lain—Kazuo, Hotaro, Haru, Hiromi dan yang lainnya sudah memastikan bahwa Sora tidak akan melakukan hal yang membahayakan dirinya.

Ia tahu bahwa Sora tidak sekuat kelihatannya. Mengingat masa lalu Sora yang menyakitan, ditambah ayahnya yang suka mabuk-mabukkan dan tidak peduli padanya.

Helaan napas keluar dari mulut Takumi. Ia memandang punggung Sora. Yah, semoga tidak terjadi apa-apa.

* * *

Sora memandang rumah di depannya. Masih kosong. Masih belum ada tanda-tanda dari keberadaan Haruka.

Ia memegang papan nama keluarga yang berada di depan dengan tangannya. Nakajima. Masih tersimpan di benaknya kehangatan keluarga Haruka. Bahkan ia juga ikut terlibat di dalamnya.

Di meja makan, di rumah, di pabrik—ia tidak pernah merasa seperti orang asing setiap berada diantara mereka. Keluarga kecil. Namun hangat. Sayang sekali kini semuanya berubah. Berubah menjadi kenangan manis yang sakit bila diingat.

Senyuman kedua orang tua Haruka terbentuk di kepala Sora. Sudah berkali-kali. Kedua orang baik itu selalu tersenyum padanya. Tulus. Penuh kasih sayang.

Ah, mengapa semuanya harus berakhir seperti ini?

Sora baru saja akan berbalik pulang ke rumahnya ketika ia melihat sesosok wanita yang sedang menatapnya. Ia membungkuk memberi hormat, ingin pergi namun tiba-tiba wanita tersebut membuka mulutnya.

"Kau teman Nakajima-sama kan? Kimura-sama? Nakajima-sama masih berada di Hokkaido untuk menenangkan diri. Di sana ia bersama kerabatnya yang lain," kata wanita tersebut tanpa ditanya.

Reminiscent [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang