18

223 14 1
                                    

"..kemenangan untuk Seika Gakuen dengan poin 36-34!"

Sorakan dari para murid SMA merah muda pun mulai menyelimuti sekitarnya. Ia sendiri hanya bertepuk tangan sedikit sebelum kemudian menguap bosan.

"Kita nyaris kalah!" seru Hotaro sambil masih mengunyah keripik kentang di mulutnya. Laki-laki itu menyadari 'aura bosan' Sora dan akhirnya menyodorkan bungkusan di tangannya ke arah temannya tersebut. "Keripik?"

Sora mengambil sedikit keripik dari dalam kemasan lalu memasukkannya ke dalam mulut. Tubuhnya lelah sendiri melihat para atlet basket yang kini sedang bersalaman itu. Hah, untung saja tim sekolahnya menang. Kalau kalah...berarti tenaganya telah terbuang sia-sia.

Takumi yang duduk di sebelah Hotaro pun akhirnya menoleh juga ke arahnya. "Kau kenapa? Biasanya kau menikmati pertandingan basket."

"Entah, kali ini aku sedikit malas," kata Sora.

Hotaro kembali duduk ke tempat tribunnya. Ia menoleh ke kanan dan kirinya, "Kalian bicara apa?" tanyanya. Tidak menunggu jawaban, laki-laki itu melihat objek lain yang lebih menarik. "Pencetak angka terbanyak tahun ini Shougo senpai. Wah, dia benar-benar mempertahankan gelarnya selama 3 tahun."

Tidak sadar Sora sudah mendecakkan lidah sambil memperhatikan Matsuo Shougo di lapangan. Ya ampun, seniornya itu terlalu banyak menebar pesona, tahu. Seminggu ini ia selalu kesal jika diingatkan tentang kapten klub basket Seika Gakuen itu. Hah, jika kau tahu sendiri kenapa.

"Omong-omong Sora, gosip yang menyebar kali ini membuatku penasaran," kata Hiromi yang duduk di samping kanannya. Sora pun mengangkat kepalanya sekali memberi syarat untuk Hiromi melanjutkan ucapannya. "Kabarnya Nakajima-san dan Matsuo Shougo..."

"Pacaran?" sambung Takumi sambil melirik ke arah Sora sedikit. Laki-laki itu tidak dapat menahan tawanya ketika melihat reaksi Sora sekarang.

"Benarkah?" kata Hotaro semakin membuat Sora dongkol. "Hei Sora, bagaimana reaksimu?"

Sora hanya mengangkat bahu tidak peduli. Bukan. Itu tandanya ia memang tidak ingin membahas hal itu. Ah, ayolah. Baru saja dirinya akan membangun 'perasaan senang dan bahagia' namun pemandangan di depannya itu...menghancurkan semua niatannya.

"Nah, itu mereka." tunjuk Hotaro tanpa merasakan adanya kobaran api di kepala Sora.

Perasaan Sora semakin kesal ketika kini ia kembali harus melihat Nakajima Haruka yang sedang dihampiri oleh si Matsuo Shougo di tribun. Ini sudah kesekian kalinya dalam seminggu ini. Ya ampun, memangnya Haruka punya buntut?

"Kali ini apa, Sora?" tanya Hiromi menepuk-nepuk bahu kanan Sora. Ia tidak ingin Sora meledak di kerumunan seperti ini. Jangan sampai Sora mengamuk. Sungguh.

Sora memasang wajah tidak suka ketika melihat Haruka tertawa lepas hanya karena ucapan Shougo di sana. Ia memalingkan wajah, lalu merebut keripik kentang beserta kemasannya dari tangan Hotaro.

Yang benar saja. Ia tidak tahu harus menjawab apa.

Perasaan-perasaan tidak enak ini muncul sejak...Aoi membacakan surat cinta penuh kata manis dari senpainya itu kepada si monster kecil minggu lalu. Awalnya ia hanya merasa kesal biasa, namun kali ini Haruka merespon berbagai modus yang dilakukan Shougo.

Misalnya dengan menghampiri Haruka di depan kelas dengan alasan kebetulan lewat. Atau membelikan Haruka jus ketika gadis itu kebetulan sedang berada di tribun. Atau yang paling menyebalkan adalah mengajari Haruka sebelum ujian dimulai. Bukankah gadis itu sudah cukup belajar dengannya?

Walaupun sebenarnya semua yang dilakukan Shougo tidak ada yang salah dan ia tidak berhak untuk merasa kesal atau sebagainya.

Sebentar, sebenarnya ia memiliki alasan untuk kesal.

Reminiscent [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang