25

170 16 0
                                    

"Aku permisi dulu."

"Oh ya, istirahatlah Sora. Kau menempuh perjalanan panjang dari Tokyo."

Sora tersenyum lalu membungkukkan badan pada dua orang paruh baya di depannya, "Terima kasih banyak, Oshiro-sama," katanya lalu keluar dari ruang tengah.

Laki-laki itu berjalan pelan mengitari penginapan yang sepi. Shouta benar karena sedang direnovasi jadi yang ada disini hanya keluarga Oshiro. Suasana malam ini sungguh menenangkan. Ia memang suka sekali bila di Kyushu. Mengingatkannya dengan banyak hal.

Baru saja ia ingin naik ke atas untuk ke kamarnya jika ia tidak melihat sosok Haruka yang sedang duduk sendirian menghadap taman.

Sedang apa dia di sana?

Penasaran, Sora melangkahkan kakinya menghampiri Haruka. Gadis itu langsung menyadari keberadaannya walaupun ia belum sampai ke tempat Haruka.

"Oh, hai Sora," kata gadis itu tersenyum ketika melihatnya.

Sora hanya diam lalu duduk di sebelah Haruka. Haa, suasana hari ini memang mendukung sekali. Ia sedang memperhatikan air kolam dengan ikan-ikan yang berenang dengan tenang ketika suara Haruka memecah kesunyian dunianya.

Gadis itu meregangkan badan lalu mendesah berlebihan, "Aku senang kita dapat menginap di penginapan bagus seperti ini dengan cuma-cuma."

"Syukurlah," kata Sora masih memperhatikan gerak percikan air di kolam. Ia memejamkan mata ketika angin dingin menyapu wajahnya, "Berkat Shouta."

"Mm." Haruka bergumam tidak jelas. "Ia baik sekali. Aku tidak menyangka kau bisa mengenal orang sepertinya."

"Yah, sama denganmu."

Haruka melipat tangannya. Gadis itu sudah berganti pakaian dengan terusan biru miliknya, pasti Haruka sudah mandi. Pantas saja wangi sabun langsung tercium begitu ia duduk di sebelah gadis itu.

"Tadi kau bicara apa dengan orangtua Shouta?"

Sora terperanjat sedikit. Ia malu sendiri karena melamunkan hal tidak berguna seperti tadi. Alhasil, kini dirinya jadi merasa tidak enak sendiri.

"Tadi kau bicara apa dengan orangtua Shouta? Aku penasaran." Haruka mengulang pertanyaannya.

"Ah...bukan apa-apa. Hanya menanyakan kabar dan semacamnya." jawab Sora sedikit mengingat pembicaraannya tadi dengan tuan dan nyonya Oshiro.

Haruka manggut-manggut, "Omong-omong, di mana Shouta?"

"Ia pergi lagi ke pabrik. Masih ada yang harus diurus."

"Haa, menyenangkan sekali memiliki pabrik bahan makanan sebesar itu." celetuk Haruka. "Tapi kurasa aku akan mengontraknya menjadi pemasok bahan baku jika Naka's bakery bangkit lagi."

Sora tersenyum samar, "Kau harus. Ia orang yang dapat dipercaya."

"Ya." Kemudian Haruka mengangkat kedua kakinya, lalu memeluknya. "Sebenarnya aku sedikit penasaran...Shouta bilang ia temanmu saat kecil. Bagaimana bisa? Padahal kau tinggal di Tokyo."

"Soal itu—" Sora kini memperhatikan barisan semut yang berjalan di atas tanah di bawah kakinya. "Sejak ibuku meninggal, aku sering kesini. Jadi...yah, begitulah."

"Aku mengerti."

Sora langsung menoleh ke arah Haruka. Tidak terasa...ternyata gadis itu sama mempesonanya dengan anak kecil yang dulu selalu ia ajak bermain. Jarang sekali ia melihat pemandangan seperti ini. Wajah Haruka yang bersinar indah dibawah cahaya bulan. Dihiasi dengan tatapan sendu yang jarang diperlihatkan gadis itu.

Reminiscent [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang