Sampai kapanpun cewek itu memang tidak pernah salah.
--Aicilya Ghimitri--
***
Aicilya Ghimitri Pov
Ting! Tong! Ting! Tong!
Gue membunyikan bel rumah Rhinex. Agak cukup lama menunggu didepan sini, karena orang yang punya rumah tidak kunjung membukakan pintu. Sekilas gue melirik ke sekeliling dan tak menemukan seorang pun. Sepertinya emang gue kali ya yang kecepatan datang?
Bodo amat, gara-gara takut terlambat ngumpul, alhasil gue pakai baju asal-asalan. Sambil menunggu Rhinex, gue pun bercermin di jendela samping pintu rumahnya. Baju oblong warna putih pendek lengan, celana jeans warna hitam, snikers hitam dan dengan rambut ekor kuda. Nggak jelek-jelek amat sih. Toh, ini cuma dirumah Rhinex.
Klik!
Pintu tersebut terbuka. Gue tersentak dan tiba-tiba Rhinex mengeluarkan kepalanya.
"Ci-luk-baa" ucapnya jahil.
"Aissh, dasar lo!" gue menutup wajah Rhinex dengan telapak tangan dan memasuki rumah nya tanpa dipersilakan.
"Eh, oy ini rumah orang!" teriaknya.
"Jadi ini bukan rumah lo? Yaudah, gue cabut!" gue membalikkan tubuh bersiap kembali keluar.
"Tunggu!" Rhinex menarik pergelangan tangan gue membuat tubuh gue hampir saja terjatuh ke arahnya.
"Apa sih? Katanya ini rumah orang? Berarti gue salah alamat dong"
"Bu-bukan gitu maksud gue" jawab nya sambil menggaruk tengkuk.
Gue menatap Rhinex penuh tanda tanya, dia juga membalas tatapan gue. Tapi dengan raut wajah yang sulit untuk diartikan.
"Maksud gue.. Lo main nyosor aja masuk ke rumah orang lain" katanya.
"Oh, habis gue kira lo sahabat gue. Ternyata elo orang lain ya" gue memasang wajah memelas.
"Bu-bukan gitu juga kali.. maksud nya--"
"Apa?" gue memasang puppy eyes pada Rhinex.
"Asdkdjdbfl.. arggh! Udahlah Cil, jangan dibahas lagi. Cewe emang selalu bener" ucap nya pasrah dan melepaskan genggamannya.
Yes! Lo bener Nex, sampai kapan pun cewe emang gak pernah salah.
"Yuk, masuk. Anggap aja rumah sendiri ya, Nex" kata gue mempersilakan Rhinex memasuki ruangan rumahnya.
"Dasar, ini emang rumah gue"
"Hehe, canda kali bang Nex.." goda gue tertawa renyah.
***
Author Pov
Cilya dan Rhinex duduk disofa ruang keluarga sambil menonton televisi. Sudah sepuluh menit berlalu dan hanya ada keheningan diantara mereka berdua. Rhinex fokus menatap layar televisi, Cilya fokus menatap wajah Rhinex.
Gadis itu memperhatikan mata temannya yang tajam seperti elang, hidung yang mancung, dagu runcing, alis sedikit tebal dan kulit wajah yang putih bersih. Tapi daripada semua itu, Cilya lebih fokus pada satu bagian, bibirnya. Bibir Rhinex yang tipis dan menurutnya sangat menarik.
"Apa lo liat-liat?"
"Buset, ketahuan!" Pekik cilya dalam hati.
"Si-siapa yang ngeliatin elo? Ih ge-er, gu-gue lihat foto itu!" seketika Cilya menunjuk ke arah foto keluarga yang berada tepat di samping Rhinex.
Dan Rhinex pun mengikuti arah jemari telunjuk gadis itu. Ia tersenyum miris melihat foto yang diakui Cilya sedang dilihatnya tadi.
"Itu keluarga robot"
"Hah?" Cilya tidak yakin dengan pendengaran nya sendiri.
"Keluarga gue pantas disebut sebagai keluarga robot" ulangnya.
"Kenapa begitu?" tanya Cilya bingung.
"Setiap hari hal yang dilakukan oleh keluarga ini hanyalah bekerja, bekerja dan bekerja. Sama sekali tidak ada waktu untuk beristirahat ataupun berkumpul bersama anggota keluarga lainnya. Bukankah itu sama saja dengan sebuah robot? Bahkan mesin saja pasti ada waktu berhenti nya, tapi keluarga ini? Tidak sama sekali" tanpa disadari pria itu bercerita panjang lebar.
"Jangan berpikir seperti itu Nex, mereka melakukannya demi mendapatkan biaya untuk kebutuhan keluarga lainnya juga kan? Jika mereka tidak bekerja, pasti akan ada kebutuhan yang tidak bisa lo dapatkan seperti sekarang. Seperti fasilitas-fasilitas mewah ini,itu semua berkat usaha dan kerja keras mereka" Cilya mengajak Rhinex untuk menyungging senyum.
"Dan lo harus bersyukur untuk itu" lanjutnya.
Rhinex sedikit demi sedikit mulai menarik sudut bibirnya untuk membalas senyuman Cilya. Gadis itu menunggu Rhinex berkata sesuatu tetapi sepertinya ia hanya akan tetap terdiam tanpa sepatah katapun.
Ting! Tong! Ting! Tong!
Cilya tersentak dan menoleh ke arah pintu depan,
"Sepertinya itu mereka. Mau gue bukain pintu?" tanyanya.Rhinex membalas dengan anggukan. Cilya pun berjalan menuju pintu dan membukanya.
"Hai Rhi--"
"Hai guys!" sapa Cilya memotong ucapan kedua orang di hadapannya.
"Lho Cilya? Lo udah datang?
Cepat banget" tanya Etsu dan Zuya kebingungan."Yaa kali gue terlambat kaya lo berdua, btw mana Pras? " gadis itu kembali bertanya.
Brrmm! Brrmm!
"Tuh dia" jawab Zuya.
Cilya melihat ke arah Pras yang baru saja tiba dengan moge nya. Kemudian mengangguk sekilas dan mempersilakan ketiga sahabat nya itu memasuki ruangan rumah.
"Yang punya rumah mana?" tanya Pras sambil mengikuti langkah Cilya.
"Dalem, keasyikan nonton tv" jawab nya.
Mereka pun tiba di ruang keluarga. Rhinex segera berdiri menyambut sahabat-sahabat nya. Mereka pun saling berhigh five seperti biasa.
"Mau gue buatkan minum?" tanya Rhinex.
"Boleh deh Nex, mumpung gue juga lagi haus banget. Habis balapan sama geng motor SMA Jati" sahut Pras.
"Kami juga mau Nex, gerah banget cuaca diarea balapan mereka tadi, njirr. Ya kan, Su?" kata Zuya dan dibalas anggukan oleh Etsu.
Cilya merangkul pundak ketiga sahabatnya dan menyatukan kepala mereka.
"Ck Ck Ck! Hm.. pantesan dari tadi gue dan Rhinex nunggu tapi gak nyampe-nyampe.. ternyata itu toh alasannya.. hah..!!" Murka gadis itu dengan mata melotot."A-aampunn bundaa Cil.. ampun bunbun.." rengek ketiga pria itu saat Cilya mulai menjewer telinga mereka satu persatu.
Rhinex hanya menggelengkan kepalanya, lalu berbalik menuju dapur untuk membuatkan jus jeruk kepada keempat sahabatnya yang sedang khilaf itu.
💃
Bersambung~
KAMU SEDANG MEMBACA
Adventure Of Love
Novela Juvenil|| SUDAH DITERBITKAN || ( BAGI READER YANG MAU PESAN NOVELNYA, BISA LANGSUNG DM AKUN WP SAYA, NOVEL LAGI MASA PROMO ) #peringkat 45 di gokil [23 Desember 2018] #peringkat 124 di sastra [28 Desember 2018] #peringkat 92 di sastra [29 Desember 2018] #p...