TUJUH

121 55 21
                                    

Kita sama-sama suka tapi saling memendam rasa.

--Adventure of Love--

"Gue nyuekin cewe lain bukan berarti gue jahat. Tapi agar mereka tahu cuek  itu adalah salah satu cara gue melakukan penolakan secara halus. Selain itu ada hati seseorang yang gue jaga"

--Rhinex Vallinci--

***

"Mang, bakso kosongnya tiga, siomay dua dan teh dingin lima"  kata Etsu ketika Amang Asep menanyakan pesanan mereka.

"Siap bro! Secepatnya gue antar!" jawab pria berusia lima puluhan itu seakan menjajarkan dirinya dengan para remaja ini.

Pras menepuk pundak Zuyanda, memastikan perkataan cowok itu sebelum memasuki kantin tadi tidak kadaluarsa.

"Jadi, jajanan kita semua lo yang bayar kan?" tanya nya.

"Nggak! Ogah gue. Lo pada kan ada duit sendiri, masa tiep hari minta di traktir" sergahnya tak terima.

Memang derita jadi orang kaya. Setiap hari dimanfaatkan teman karena banyak uang saku. Bukannya Zuya pelit, tetapi masalahnya sudah hampir setiap hari dia mentraktir keempat sahabatnya itu. Iya sih, hubungan persahabatan nggak ada nilai apa-apanya dibandingkan harta. Tapi kalau lama-lama begini, Zuya bisa bangkrut!

"Please deh ya, terakhir kali ini aja lo traktir kita berempat lagi, setelah itu kami janji bakal bayar sendiri kok!" mohon Cilya sambil mengatupkan kedua tangannya dihadapan pria itu.

"Kalau kalian melanggar perjanjian ini lagi gimana? Perasaan udah setiap hari gue denger lo ngomong gitu terus" tanyanya.

Cilya berpikir sejenak kemudian tersenyum sumirgah.
"Kalau kami melanggar lagi, kami bakal janji lagi. Hehehe.."

Zuyanda menggeleng tak habis pikir, ia menyapu pelan wajahnya seraya menghela nafas.

"Gimana kalau begini aja? Gue yang traktir, tapi Zuya yang bayar" usul Pras cerdik sekali.

Semua remaja disitu menyetujuinya dengan antusias terkecuali tentu saja Zuyanda, si pewaris Perusahaan ASEAN.  Banyak cara yang dilakukan keempat orang itu agar dirinya selalu mentraktir mereka. Akhirnya karena tidak mau stress, Zuya menurut.

"Positif thinking aja, sebaik-baiknya seseorang adalah yang bermanfaat bagi orang lain" pikir pria itu dengan tenang nya.

Tak menunggu lama, pesanan pun tiba. Mereka melahap makanan dengan puasnya, sedangkan seorang lagi di antara mereka berkali-kali mengecek dompet untuk memastikan punya uang yang cukup untuk membayar. Makanan mana saja terasa enak kalau gratis, begitulah pemikiran keempat remaja yang kelaparan ini.

"Uhmm, permisi kakak" tiba-tiba seorang gadis mungil berseragam SMA yang sama dan berambut kucir dua menghampiri mereka.

Semua menoleh, terpana dengan keimutan yang dimiliki gadis itu, terkecuali Rhinex yang masih terus melahap, sedangkan yang lain tanpa sadar mengabaikan makanannya masing-masing.

"Y-ya?" Cilya yang masih sedikit waras pertama menyahut.

Gadis tadi memainkan ujung bajunya dengan wajah malu-malu.
"A-anu.. kak Rhinex! A-aku mau minta pin bbm kakak dong dan nomer wa nya kakak"

ZONK!

Keempat remaja ini melongo. Ternyata gadis loli yang disukai mereka lebih tertarik pada pria cool yang bahkan tak memperdulikan kehadirannya sama sekali. Sungguh memang kejadian yang sudah sangat lazim, seperti deja vu.

Adventure Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang