Terkadang, ucapan kita bisa saja melukai hati orang lain. Maka dari itu berpikirlah dahulu sebelum kau mengatakan sesuatu.
--Adventure of Love--
***
Aicilya, Etsu, Pras dan Zuya duduk bersama di sofa mewah milik keluarga Vallinci, sedangkan Rhinex berdiri di hadapan mereka sambil memakai kacamata dan membawa sebuah notebook kecil. (Sebenarnya Cilya merasa terpesona melihat penampilan Rhinex)
Ia terlebih dahulu mematikan layar televisi agar tidak menganggu diskusi mereka. Dan mulai memimpin pembukaan diskusi tersebut.
"So, tadi siang gue udah bertemu dengan pak Hendri di rumahnya, kebetulan di sana juga ada wali kelas kita yang sedang bertamu. Sekalian aja gue minta ijin dan daftarin kelompok kita dalam audisi camping itu, dan mereka menyetujuinya" Ucap Rhinex.
"Yes yes yes yes!!" Pras bersorak senang.
"Syukurlah!!" sahut Zuya.
"Emm..Hmm.." Cilya hanya bergumam tak jelas. Matanya masih terfokus ke satu titik, penampilan cool Rhinex.
"Jadi, pak Hendri juga sudah memutuskan tanggal pemberangkatannya. Yaitu tanggal 28 minggu depan. Kalian semua harus sudah bersiap-siap dari sekarang" lanjut nya.
"Emm..Hmm.." gadis itu kembali menggumamkan perkataan tak jelasnya.
"Ada yang mau intrupsi?" tanya Rhinex menatap keempat sahabatnya.
Ketika Cilya ingin mengangkat tangan, sudah didahului oleh Pras Gilant. Akhirnya ia kembali menurunkan tangannya dan mendengarkan intrupsi dari salah satu sahabatnya itu.
"Ng.. gue.. lapar"
Hening.
Cilya, Etsu, Rhinex dan Zuya melongo. Bukannya bertanya, memberi saran, kritik atau komentar, pria satu itu justru mengatakan bahwa dirinya kelaparan. Benar-benar perilaku yang terlalu bego diusia mereka sekarang ini.
"Y-ya lo gak harus gitu juga kali ngomongnya" ucap Etsu yang sedari tadi diam kini menjitak kepala Pras.
Pria itu mengaduh sesaat, kemudian menampilakan cengiran khas dirinya.
Berulang kali Pras mengelus-elus perutnya yang kesakitan menahan rasa lapar. Dan kini ia tidak tahan lagi."Tolonglah..beri gue sesuatu yang bisa dimakan.." rengeknya dalam hati.
Cilya menepuk pundak Pras dan bangkit berdiri.
"Tenang saja, gue akan memasakkan kalian sesuatu yang bisa dimakan" Dia tersenyum seolah berhasil membaca pikiran pria itu.Gadis berpakaian ala kadarnya ini menoleh. Berbicara kepada Rhinex untuk mengizinkannya memakai dapur. Dan Rhinex tersenyum seraya mengangguk. Hati Cilya berdesir, tapi kemudian dia segera melarikan diri dari tempat itu menuju dapur yang diketahuinya berada sedikit ke belakang.
Cilya melihat sekeliling. Memikirkan dimana tempat keluarga Vallinci menyimpan bahan makanan. Ia membuka laci di rak lemari satu persatu. Berharap menemukan sesuatu yang ia cari, tapi hasilnya nihil.
Kemudian gadis itu beranjak membuka kulkas dan hanya menemukan telur yang tersusun rapi, setoples cabai, bawang merah dan putih, selada dan daun sup. Dibagian bawah kulkas, khusus menyimpan air mineral yang di dinginkan.
Gadis ini menjadi bingung, nah kalau sudah bingung ia biasanya akan mencoba practice dance terbaru dan terkerennya. Sambil bergoyang-goyang begitu ia mulai berpikir.
"Apa gue masak telur aja kali ya untuk mereka? Tapi kalau cuma telur sih lebih baik delivery .. eh, gue kan udah ngomong sama Pras kalau gue bakal masakin makanan untuk mereka, tapi kalau begini pasti nanti ja--"
"Lo sedang apa?"
Deg!
Cilya lekas menoleh dan mendapati Rhinex tengah bersandar di ujung lemari tempat ia mencari bahan makanan tadi. Pria itu telah melepaskan kacamata yang dipakainya dan notebook kecil nya tadi tidak terlihat lagi.
Cilya tergagap karena merasa malu tengah berpose kurang mengenakkan untuk dilihat saat ini. Gadis berambut panjang ekor kuda itu sedang melilitkan kedua kakinya dengan tangan kanan menunjuk langit-langit sedangkan tangan kirinya berada di pinggang. Dan kedua lutut yang sedikit ditekuk.
"WHAT THE--" Rhinex menaikkan sebelah alisnya melihat itu.
Gudbrak!
Cilya jatuh terlungkup di lantai dapur.
"OMG... mati gue!" Batin Cilya kelimpungan.
Seketika itu juga harga dirinya hancur! Musnah berkeping-keping! Dunia seakan berbalik menertawakan nya keras-keras saat ini. Wajah nya berubah panas seperti kepiting rebus, tubuhnya bergetar dan ia merasa tak sanggup lagi untuk bergerak.
"Lo.." Rhinex menghampirinya dan berjongkok di dekatnya. Memperhatikan dengan seksama wajah Cilya yang sedang menunduk malu.
"Bego" ucapnya tepat di telinga gadis itu sambil terkekeh kecil.
Cilya mendongak, menatap campur aduk. Antara marah, jengkel, kesal, sebal, malu dan.. terpesona.
"What? Wait-wait.. apa gue tadi barusan bilang..terpesona?"
Cilya tak mampu membalas perkataan pria itu dan semakin menunduk malu. Andai saja suara lembut Rhinex tidak terdengar terlalu dekat dengan telinganya. Mungkin saja ia sudah sanggup berdiri untuk kembali memaki pria itu dengan kalimat yang sama.
"Hei, kalian berdua ngapain aja sih lama seka--"
Kalimat Pras terpotong dan langkahnya terhenti setelah menyaksikan keadaan dihadapannya. Dibelakang Pras, juga muncul Etsu dan Zuya.
Mereka bertiga melongo.
Cilya sudah hampir kehilangan napas. Sedangkan Rhinex menatap mereka dengan raut yang biasa-biasa saja. Flat.
"Lo! Apa yang lo lakuin, Nex!?" Zuya menghampiri mereka terlebih dahulu. Reaksinya sangat berlebihan, seolah tengah melihat orang yang dicintainya teraniaya.
"Gue? Gue cuma sedang ngelihatin makhluk bego ini terjatuh" jawab Rhinex santai.
"Makhluk bego kata lo??" Zuya melotot.
Rhinex mengangguk lugu. Sedangkan Pras dan Etsu mulai melangkah menuju Cilya dan memapah gadis itu untuk berdiri. Cilya merasa tersakiti dengan kalimat Rhinex yang menurutnya sungguh kasar dan keterlaluan. Padahal tadi pria itu tidak begini. Kenapa sekarang berubah?
"Nex, gue mohon pamit. Kami akan antar Cilya ke rumah sakit sekarang. Tidak ada seorangpun yang memperdulikannya disini" ucap Pras dengan nada tegas dan segera memalingkan wajahnya dari Rhinex.
"Eeh.. ru-rumah sakit? Ti-tidak, gue gapapa.." tolak Cilya kebingungan.
"Ikut saja, Cilya" bisik Etsu pelan dan berhasil membuatnya terdiam.
Zuya melongo. Tidak sepenuhnya mengerti apa yang sebenarnya terjadi saat ini. Di satu sisi, Etsu dan Pras tengah memapah Cilya untuk membawanya ke RS, sedangkan di sisi lain Rhinex masih berjongkok dan termenung. Matanya sempat melebar mendengar perkataan Pras tadi.
"Ohya, Zuya! Gue pinjam mobil lo, kemarikan kuncinya! Atau lo mau ikut juga?" Teriak Pras dari kejauhan.
Zuya tersentak dan segera menuju ke halaman depan rumah, tapi sebelum itu dia menepuk bahu kanan Rhinex.
"Lain kali, lo harus lebih berhati-hati dalam mengucapkan sesuatu"Kemudian pria berambut ikal itu berbalik dan pergi. Meninggalkan Rhinex yang kini sudah berdiri. Dia menyisir rambutnya dengan tangan, kemudian berkata dalam hati,
"Apa salah gue?"
💃
Bersambung~
KAMU SEDANG MEMBACA
Adventure Of Love
Jugendliteratur|| SUDAH DITERBITKAN || ( BAGI READER YANG MAU PESAN NOVELNYA, BISA LANGSUNG DM AKUN WP SAYA, NOVEL LAGI MASA PROMO ) #peringkat 45 di gokil [23 Desember 2018] #peringkat 124 di sastra [28 Desember 2018] #peringkat 92 di sastra [29 Desember 2018] #p...