DUA

253 82 54
                                    

Sahabat ada untuk membantu kita saat mengalami kesusahan, bukannya bertopang dagu membiarkan kita menderita seorang diri.

--Adventure of Love--

***

Jam di dinding telah menunjukkan pukul 14.30 WIB, dan sudah saatnya semua siswa-siswi SMA JAYA NEGERI 1 ini pulang. Mata pelajaran terakhir adalah Matematika dan Bu Hanifa sudah sedari tadi pergi keluar kelas dan yang tinggal didalam ruangan ini hanyalah Cilya, Etsu, Rhinex, Pras dan Zuya.

Gadis satu itu belum juga menyelesaikan tugasnya yang sangat menumpuk, masih ada empat bab lagi yang belum dikerjakannya. Sedangkan para cowok itu hanya menunggunya dengan bertopang dagu.

Sampai saat ada salah seorang di antara mereka tiba-tiba menghampiri Cilya yang sedang fokus mengerjakan tugas.

''Cil, mana tugas lo yang belum selesai? Sini, biar gue bantuin'' tawar Rhinex mengejutkan Cilya dan sahabatnya yang lain.

''Eh, nggak usah Nex.. ini tugas gue, hukuman gue. Gue nggak mau ngerepotin orang lain'' jawab Cilya sambil menyeka keningnya yang sedikit berkeringat.

Rhinex menggelengkan kepalanya.
''Tapi gue sahabat lo. Bukankah sahabat harus saling membantu? Udah lo jangan sungkan-sungkan.. Mana tugas lo, biar gue bantu'' ucap nya belum menyerah.

Akhirnya Cilya tak mampu lagi membantah ucapan cowok itu, dia membiarkan buku latihannya direbut dan dikerjakan Rhinex yang telah duduk di sampingnya kini. Cilya menghela nafas panjang karena merasa penat, dia menatap sahabat-sahabat nya yang lain yang sekarang juga sedang menatapnya.

''Oh! A-apa kalian mau pulang? Kalau begitu pulanglah.. Kalian tidak perlu menunggu gue'' ucap Cilya pelan tetapi sebenarnya ia berharap semua sahabat nya menunggunya.

Etsu, Pras dan Zuya bangkit dari tempat duduk mereka dan menghampiri Cilya. Mereka memasang tampang cemberut, membuat Cilya menatap bingung.

''Kami nggak mau pulang. Tentu saja kami mau nungguin lo'' ucap Etsu.

''Dan bantuin lo'' sambung Pras dan Zuya.

Cilya mengangkat kedua alisnya senang, dia tersenyum lebar dan menyenggol bahu Rhinex, membuat cowok itu menoleh heran.
''Mereka mau bantuin gue juga, Nex! Waah, mempunyai sahabat seperti kalian itu memang menyenangkan ya!'' seru gadis berwajah tirus ini.

Rhinex menatap ketiga temannya dengan jengkel.
''Kenapa lo semua pada mau bantuin Cilya juga? Udah.. kaga usah, gue sendiri aja bisa!'' Ucapnya sambil bertampang kesal. Rhinex terlihat seperti cemburu pada teman-temannya yang juga ingin membantu gadis itu.

''Lo nggak mau kami semua perhatian sama Cilya juga? Lo mau nya cuma lo doang yang jadi pahlawannya dia?'' Tanya Pras seakan menyindir.

Tetapi ucapannya benar juga, Rhinex tidak rela gadis di samping nya itu mendapat perhatian dari cowok lain, bahkan sahabatnya sendiri. Cowok itu seakan ingin dirinya saja yang mencurahkan segala perhatian pada Cilya. Apa dia mulai mempunyai sebuah rasa berbeda pada gadis ini?

Rhinex akhirnya hanya memalingkan wajah tanpa ingin menjawab pertanyaan Pras. Dia segera membagi tugas latihan Cilya pada temannya yang lain. Merekapun menerima tugas itu dan menyelesaikan nya satu bab masing-masing. Sedangkan Cilya, menatap bangga pada keempat sahabatnya.

15.00 WIB

Setengah jam telah berlalu. Tugas yang diberikan guru fisika, pak Joan pun akhirnya terselesaikan dengan bantuan-bantuan sahabat tercinta. Cilya didampingi Etsu, Rhinex, Pras dan Zuya memberikan tugas itu kepada pak Joan diruangannya, dan guru itu tersenyum bangga melihat hasil hukuman gadis ini.

''Kamu sudah menyelesaikannya dengan baik. Bapak turut senang, tetapi jangan pernah membuat masalah seperti ini lagi lain waktu ya, Cilya'' ucap pak Joan.

''Ya pak, saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi'' jawab Cilya tegas dan memohon pamit dengan sopan santun.

Di luar ruangan, Cilya dan para sahabatnya berhigh five gembira. Cilya mengucapkan banyak terima kasih pada mereka karena telah membantunya.
Merekapun memutuskan untuk kembali pulang dengan mobil milik Zuya, cowok berambut sedikit ikal itu menawarkan untuk mengantarkan mereka pulang kerumah masing-masing. Ini adalah penawaran bagus, Cilya pun segera mengiyakannya tanpa perlu menelpon supirnya lagi untuk menjemput.

Cilya dipersilakan duduk dibangku depan bersama Zuya yang mengemudi. Sedangkan Etsu, Rhinex dan Pras duduk dibelakang. Sepanjang perjalanan mereka mengobrol bersama membahas tentang audisi camping gunung Bromo yang tak sempat mereka daftarkan pada pak Hendri tadi.

''Bagaimana kalau begini saja, sehabis ini ntar gue coba datangi rumah pak Hendri untuk nanyain soal audisi itu, sekalian gue daftarin kelompok kita. Dan nanti sore sekitar jam-jam lima, lo semua kumpul ke rumah gue. Biar gue jelesin tentang informasi yang udah gue dapet. Pada setuju nggak?'' tanya Rhinex mengusulkan solusi nya yang cemerlang.

Tentu saja sahabatnya semua mengangguk setuju atas usul ini, mereka pun berjanji akan pergi ke rumah Rhinex jam 5 sore ini dan berkumpul disana untuk membicarakan tentang audisi camping nya.

💃

Jangan lupa tinggalkan votmennya ya 🙏

Adventure Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang