EMPAT BELAS

78 32 5
                                    

Now playing = Sementara Sendiri - Geisha

Aku takut kamu tak mengerti caraku sampaikan rasa ini,kamu tak mengerti.

Ajarkan aku tuk bisa dapat ungkapkan rasa agar kamu kan percaya begitu ku butuh cinta.

Ajarkan aku tuk bisa dapat merangkai kata agar kamu kan dengarkan bibirku katakan cinta sekarang.

***

"Lo bilang apa tadi?" Cilya tak yakin dengan pendengarannya sendiri.

"Ah.. gapapa kok" Afief menggigit bibir bawahnya. Ia keceplosan.

"Bener?"

"I-iya"

"Hmm" Cilya kembali menelungkupkan wajahnya.

"Tapi..sampai kapai lo mau begini terus? Yang salah kan Rhinex, seharusnya lo gak usah ngebentak yang lain" tanya Afief.

"Saran gue sih ya.. lo baikan gih sama mereka, apalagi kalian akan mengikuti audisi camping bersama kan? Nggak seru lah kalau canggung kayak gini" lanjutnya.

Seketika gadis itu tersentak. Cilya menegakkan kembali tubuhnya. Dia baru ingat kalau ada amanah yang harus disampaikan pada keempat sahabatnya tersebut.

"Lo bener!!"

***

Aicilya Ghimitri Pov

Jujur gue bingung banget saat ini. Bagaimana cara nyampain permintaan maaf ke mereka bertiga?

Lirik ke kanan, ada Etsu dan Zuya. Lirik ke kiri ada Pras dan err.. Rhinex.

Coba aja tuh anak satu nggak ada diantara mereka, pasti sedari tadi gue udah baikan sama sahabat yang lain.

Posisinya saat ini udah pulang sekolah dan Afief tadi ngebantu gue untuk ngumpulin mereka di basecamp. Dan gue nggak tau mulai pecakapan dari mana, ini canggung banget.

"Cil, lo mau ngomong apa?" Zuya akhirnya bertanya. Ia terus-terusan melihat jam tangannya.

Apa Zuya ada keperluan lain?

Nggak ingin terus mengulur waktu, ini saat nya gue minta maaf. Ya! Gue harus segera meminta maaf. Lagian, mereka gak bersalah.

"Temen-temen.. tepatnya Etsu, Pras dan Zuya pertama-tama gue mau minta maaf kalau tadi gue ngebentak kalian"

Akhirnya kata-kata itu keluar!!! Yaa tuhan, gue pengen gigit lidah gue sendiri sangking groginya.

Mereka semua menatap heran. Pras mengalihkan posisi duduknya tepat di hadapan gue.

"Gapapa kok. Lo udah gak bete lagi kan?" Kedua tangan gue digenggam Pras.

Seketika gue terpaku. Ini jantung nggak bisa berkompromi apa? Detaknya kuat banget. Ingat hati gue hanya untuk Rhi..Ehh bukan! Bukan untuk dia.

Gue menggeleng-gelengkan kepala frustasi.

"Cil lo kenapa? Masih pusing?" Pras memegang wajah gue.

Tatapan kami beradu. Oh my.. sontak, gue memalingkan muka ke kiri dan sialnya malah bertatapan dengan Rhinex. Mata elang itu mengisyaratkan kekhawatiran.

"Cilya?" panggil Pras.

Gue mengembuskan napas berat, lalu mengalihkan pandangan pada ketiga orang itu.

Adventure Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang