TUJUH BELAS

58 30 5
                                    

Gue seperti melihat sosok lo pada dirinya.

--Aicilya Ghimitri--

Cintai seseorang yang dipilih oleh hatimu bukan hanya matamu. Jangan pedulikan yang orang lain katakan. Ini kisah cintamu,bukan mereka.

--Adventure of Love--

***

Matahari sudah terbenam sedari tadi, seperti yang dikatakan panitia audisi mereka semua kembali berkumpul di pura pada jam 18.00 WIB tepat.

Disana semua anggota diperintahkan duduk melingkari api unggun yang besar, baik sekolah Cilya maupun sekolah lain digabung menjadi satu. Para pimpinan dari sekolah-sekolah tersebut juga dianjurkan untuk mengikuti semua peraturan yang dikatakan panitia.

Pada sore hari menjelang malam ini suhu nya sangat dingin, mampu membuat siapapun menggigil walaupun sudah mengenakan jaket tebal. Cilya sendiri pernah sharing di google bahwa suhu Gunung Bromo pada malam hari nanti katanya bisa mencapai 5 derajat celcius lho.

"Baik, malam ini kami selaku panitia sudah menentukan kegiatan-kegiatan yang akan kita laksanakan nanti. Untuk kegiatan pertama, mari kita saling mengenalkan diri dan asal sekolah masing-masing. Nama saya Nadia, salah satu panitia kegiatan disini. Dan selanjutnya dimulai dari kamu yang berjaket merah" ucap seorang panitia perempuan yang berusia sekitar dua puluhan itu.

Wajahnya sangat cantik, tutur katanya lembut dan perwatakannya anggun. Tapi siapa sangka wanita itu adalah seorang pendaki handal sedari kecilnya.

Remaja pria berjaket merah yang ditunjuk itu segera memperkenalkan dirinya.
"Nama saya Virdonanda Asanan, berasal dari SMA 3 BELA NEGARA"

Cilya menolehkan wajahnya dan melihat Virdonanda memperkenalkan diri. Dan sedetik kemudian gadis ini terpana.

Wajah bersih no jerawat, kulit putih mengkilap, gigi bergingsul dan rambutnya acak-acakkan.

99,99% cewe menyukai cowo tipe begini, tak lain Aicilya Ghimitri.

"Hmm gue akui, dia tampan" komentar Cilya di hatinya.

Setelah selesai memperkenalkan diri satu persatu, mereka pun bermain game. Nama permainannya adalah "Tebak Siapa Pelakunya".

Jadi para panitia sudah menyiapkan sepotong kertas kecil berjumlah semua anggota yang berada disini, di antara kertas tersebut ada dua kertas yang bertuliskan "pembunuh" dan "detektif", sedangkan kertas lainnya bertuliskan "korban".

Yang mendapatkan kertas "detektif" pun dipersilakan maju ke tengah. Dan yang mendapatkan kertas "pembunuh" tetap berada di lingkaran bersama semua "korban" yang harus merahasiakan perannya tersebut.

Ternyata yang menjadi "detektif" itu adalah Etsunike. Cilya dkk merasa permainan ini bakalan seru karena pria tulen tersebut tidak terlalu cekatan dalam melakukan sesuatu. Apalagi game unik dengan sangat banyak orang seperti ini. Pasti membuatnya kebingungan.

Setelah itu, para panitia meminta semua anggota yang semula duduk untuk berdiri.

"Seperti yang kalian ketahui, cara bermainnya sudah cukup mudah. Siapapun di antara kalian yang mendapat peran sebagai sang pembunuh diminta untuk memberikan kedipan kepada salah satu atau berapapun korban disini tanpa diketahui oleh detektif,"

"Dan korban yang diberi kedipan, harus berpura-pura mati dengan cara kembali duduk. Dengan begitu si detektif harus menebak, siapakah pembunuh ini. Jika berhasil, maka si detektif menang. Dan jika salah, pembunuh harus mengedipkan matanya lagi kepada para korban hingga tersisa satu orang. Kalau sampai saat itu, detektif tak bisa menebak. Maka pembunuh lah yang akan menang. Mengerti?"

Adventure Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang