ENAM BELAS

59 28 13
                                    

Pernah nggak sih lo cemburu dan takut kehilangan seseorang padahal dia bukan siapa-siapanya lo? Kalau pernah, berarti kita samaan.

---Rhinex Vallinci--

***

Tak terasa tibalah mereka semua di Cemoro Lawang Bromo pada pukul 14.30 WIB. Itu saja sudah waktu yang cukup cepat bagi mereka menyusul anggota audisi dari sekolah lainnya. Tapi pada kenyataannya, mereka tetap terlambat daripada yang lain.

"Haus Cil? Minum dulu" Pras memberikan botol mineral pada gadis yang berada di belakangnya.

"Makasih" Cilya meraih dan meminumnya.

Cuaca disini memang sedang panas-panasnya. Terik matahari terasa cukup menyengat walaupun mereka telah mengenakan jaket.

Setelah sampai di Pos 1 yaitu pintu masuk ke Kawah Gunung Bromo, mereka bertemu dengan panitia audisi dan anggota lainnya.

"Bim, sorry anggota gue lama" pak Hendri menghampiri salah seorang temannya disana.

Mereka berdua berhigh five.
"Kenapa bisa terlambat? Kita semua udah mau mulai audisinya. Lo bayar terus biaya tiketnya noh disana"

Pak Hendri menoleh dan memberikan aba-aba kepada Rhinex untuk mengurus masalah tersebut. Pria itu mengangguk dan segera membayar tiket seharga Rp.27.500 dan biaya motor Rp.2.000 .

Sambil celingak-celinguk daerah sekitar yang tak pernah dikunjunginya, Cilya melihat ada orang yang menjual arang di dekat loket. Gadis itupun segera beranjak dari motor dan berinisiatif membelinya tiga bungkus buat persiapan membuat api unggun malam nanti.

"Perhatian semua, ayo ayo kita segera berangkat!"

Lagi enak-enaknya istirahat sebentar, Pak Hendri segera meminta mereka kembali bersiap-siap. Mereka diperintahkan untuk mengikuti para panitia yang memegang bendera bewarna kuning. Lantas, Cilya segera kembali duduk di moge Pras dan menggenakan helm agar tidak ketinggalan lagi.

Pukul 15.00 WIB semua anggota audisi dari berbagai sekolah turun ke Caldera Gunung Bromo (padang pasir).

Selama perjalanan ini, Pras dan teman lain yang mengemudi kendaraan merasa lumayan penat karena jalan yang mereka lalui berupa pasir jadi ban motor sering selap-selip. Maka dari itu mereka harus ekstra berhati-hati. Tapi untunglah cuaca hari ini cukup mendukung kegiatan camping mereka.

"Hati-hati, Pras! " Cilya mengeratkan pelukannya pada pinggang pria itu saat ban mereka hampir terselip tajam dipasir.

"Tenang ada gue, selo" saat situasi genting sekalipun Pras masih bisa-bisanya bercanda.

"Ih dasar!" Cilya tertawa dan mencubit perut Pras.

Tapi pria itu justru semakin kesenangan. Ternyata memang benar ketika cowok dicubit sama cewek yang dia sukainya 1% sakit, 99% gembira, senang, kesurupan, anemia, impotensi, serangan jantung dan penyakit mematikan.

Rhinex yang melihat semua itu menjadi semakin cemburu dan emosi. Ingin sekali dia menjitak kepala Pras karena berhasil membuat Cilya tertawa lepas dan menikmati pelukan Cilya yang erat itu.

"Nex, lihat ke depan woi!"

Zuya meneriaki sahabatnya dan menepuk pundak pria itu dengan keras sehingga membuatnya gagal fokus.

Sret!

Moge Rhinex hampir saja terjatuh dan untungnya kedua pria itu menahan sekuat tenaga dengan kaki mereka.

Adventure Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang