bagian 4 : membela

61 6 0
                                    

Anya pov

Aku masih merasa kesal dengan rehan, tanpa sengaja aku melihat andria yg membawa 4 mangkuk mie ayam dengan kedua tangannya.

"Buat siapa ini?" Tanya ku, aku menatap mata andria dengan penasaran.

"Untuk basis di sana." Jawabnya, yg tampak kesusahaan memmbawa 4 mangkuk mie ayam tersebut.
.
Aku curiga, lalu aku mengikutinya, dan benar saja dugaan ku, geng catty lah yg membuat ulah, lagi & lagi.

Aku melihat andria sedang di marahi oleh catty & teman nya, mungkin karna terlambat membawa mie ayam, aku yg geram dengan kelakuannya, lansung menghampirinya.

"Stop catty! Hampir saja kamu membuat basah baju andria!" Cegah ku. Catty baru saja hampir menyiram tubuh andria dengan segelas lemon tea.

"Wah, wah, wah ada pahlawan kesiangan nih?" Kata rika, memasang muka sinis.

"Minggir lo! Apa urusannya sama lo!" Jawab catty membentak ku.

"Tentu jadi urusan ku, karna andria adalah teman sekamar ku. Dan aku sudah cukup muak dengan semua kelakuan mu di sekolah asrama ini. Sekolah ini bukan milik mu. Dan kau murid yg sama dengan aku, andria, dan yg lainnya, kau tidak ada bedanya, kau menyebut dirimu jagoan? Apakah menurut mu jagoan itu menindas orang yg lebih lemah? Kau bukan siapa2 disini. Dan kamu juga ga berhak untuk ngatur ngatur andria seenaknya. Sekolah asrama ini, tidak butuh murid sepertimu." Kata ku, dengan santai, catty dan yg lainnya menatap ku dengan tajam.

"Diam lo! Lo udh keterlaluan!" Kata rita.

"Kalian lah yg lebih keterlaluan." Jawab ku, masih dengan muka santai.

"Cukup! Jangan sok pahlawan lo anya!" Kata catty.

"Kamu juga rasha, mengapa kamu jadi seperti ini? Aku mengenal mu dari SD. Ini bukan lah sifat mu, yg suka menindas orang, membolos pelajaran, bahkan membuat kekacauan di kantin, kembalilah seperti dulu rasha, RASHA YG KU KENAL." Kata ku, menatap mata rasha.

"Bukan urusanmu." Jawab rasha, lalu ia meninggal kan aku dan yg lainnya.

"Rasha! Tunggu! Urusan ini belum selesai anya!" Kata catty, mereka semua meninggalkan aku dan andria.

"Wah, aku tak menyangka, di balik pendiam nya kamu, kamu sangat peduli ya sama orang lain, terimakasih ya" kata andria, memuji ku.

"Sama sama." Jawab ku, singkat dan meninggalkan andria.

.
.

Pelajaran sudah selesai, andria berkata padaku kalau ia ingin ke perpus, aku segera ke asrama, sampai di kamar, ku letakan sepatu ku di ranjang. Lalu aku berbaring di ranjang, tubuh ku sangat lah lelah.

Tok, tok, tok . Tak lama ku berbaring, berbunyi suara ketukan dari luar. Sontak aku membukanya.

"Andria! Mengapa jidat dan hidung mu?" Tanya ku kaget, sangat kaget melihat darah keluar dari hidungnya, dan luka lebam di jidatnya. Lansung ku bawa ia masuk, dan menutup pintu, lalu ku dengar ceritanya.

***

Jangan lupa di like, vote coment ya:)

Di larang, menyalin, mencuri, mengubah alur cerita tanpa izin:)

Life Or Death? [FINAL PART]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang