bagian 8 : orang misterius (2)

39 4 0
                                    

Pemakaman bu surti pun dilakukan sore nanti, tak bisa kupercaya. Aku merasa kehilangan orang tuaku sendiri, karna bu surti sudah ku anggap ibu ku.

"Maaf han, ini terlalu mendadak." Kataku menghampiri rehan yang tengah memerhatikan mayat bu surti yang sudah di tutupi koran. Anak asrama dan penjaga kantin nangis histeris, bahkan ada yang pingsan karna merasa takut akan kejadian pembunuhan lagi.

"Tak apa, aku mengerti kau masih berduka cita. Di undur minggu depan juga gapapa." Jawabnya beranjak setelah duduk di dekat mayat bu surti.

"Te.ri.ma.kasih.." suara ku tersendak tangis.

.

"Anya.. syukur kamu kembali ke kamar, ada apa di luar? Aku ingin keluar namun aku sangat takut" andria menghampiri ku di pintu saat membuka.

"Bu. Surti. Hikss.. bu. Surti. Sudah.. sudah.. Tak. Ada." Jawabku kembali menangis tersedak sedak.

"Ya ampun.. aku turut berduka cita, bu surti itu penjaga kantin bukan? Mengapa kamu begitu bersedih?" Tanya andria kembali.

"Dia.. sangat baik padaku, aku masuk asrama ini sudah dekat dengannya. Dia seperti ibuku sendiri. Bahkan ibu asli ku saja malah tega mengirim ku ke asrama, karna sudah bosan merawat ku.. bu surti lah tempat ku curhat, aduan, bahkan tempat aku meminta apapun, dia selalu menggratisi makanan nya untuk ku, karna dia tahu bahwa uang kiriman aku sebulan makin lama makin mengecil. Dia juga menganggap ku sebagai anaknya.." jelas ku pada andria.

Andria terdiam, menatap ku dengan belas kasihan, wajahnya menandakan kalau dia ikut bersedih, lalu ia menidurkan ku menyelimuti ku dengan selimut. Aku mulai sayang pada andria, andria seperti sahabat bahkan adik ku sendiri. Dan semoga saja aku tidak kehilangan andria, atau orang yang aku sayangi untuk ke 3 kalinya.
.

? : kau tak akan selamat.

Anya : apa maksud mu? Sudah cukup kau mengambil segalanya.

? : tidak. Belum cukup. Aku benci padamu.

Anya : tidak. Berhenti!! Berhenti!

.

"Anya.. anya.. bangun anya.." teriak andria membangunkan ku.

"Hah? Huh.. syukur lah hanya mimpi." Aku kaget melihat andria membangunkan ku, untungnya tadi sebuah mimpi saja.

"Kenapa? Kau mimpi buruk ya?" Tanya andria.

"Iya, aku bermimpi bertemu si pembunuh itu, dan ia berkata kalau aku tak akan selamat. Tapi aku tidak begitu jelas melihat wajahnya." Jawab ku, dengan muka cemas.

"Mungkin kamu terlalu lelah memikirkan kepergian bu surti atau kezia. Tadi baru saja guru keamanan memberi tahu, bahwa pemakamannya dimulai 20 menit lagi. Anak asrama di wajibkan datang."  Kata andria.

"Oh begitu ya, aku siap2 dulu ya, terimakasih telah membangunkan ku." Jawabku tersenyum padanya.

"Anya." Panggil andria.

"Ya?" Jawabku singkat.

"Kau tak perlu tersenyum selebar itu padaku, aku tau di balik senyummu kau menyimpan duka mendalam. Dan aku mengetahui itu." Kata andria menghampiri lalu memeluk ku.

"Selagi senyum bisa menenangkan hati seseorang, tak apa kan? Terimakasih telah mengerti ke adaan ku." Aku menjawabnya dan membalas pelukannya.

"Andria. Kamu sudah ku anggap sebagai sahabat dan sodara ku, aku menyayangi mu. Aku tak mau kehilangan orang yang aku sayangi untuk ke 3 kalinya. Apa kamu berjanji tak akan pergi dariku?" Kata ku.

"Aku juga sepertimu, aku akan berjanji, begitu juga dengamu ya anya. Aku juga sayang padamu. Terimakasih untuk semua yang kamu berikan padaku." Jawab andria.

"Sama2. Yasudah aku bersiap dulu ya." Aku lansung berganti baju. Begitu pun dengan andria.

Tok tok tok..

"Siapa ya?" Tanya ku dari dalam. Tak ada jawaban.

"Siapa tuh? Kok ga menjawab?" Tanya andria padaku.

"Mana ku tahu. Mungkin hanya orang iseng, atau guru keamanan memberi kode untuk lebih cepat." Jelas ku pada andria.

Aku selesai bersiap, dan lansung saja ku buka pintu. Terdapat surat di bawah kaki ku. Andria pun melihatnya. Surat itu di baluti dengan sapu tangan ping berdarah yang biasa ku temukan di mayat, bahkan di kamar rita..

"Apa itu.. aku takut anya.. takut.." kata andria, suaranya tampak gemetar.

"Tak tau, aku buka saja, lebih baik kau tenang." Lansung ku buka surat nya.

"Kau tak akan selamat." Begitulah isi surat nya.

"Lebih baik kita cepat turun anya.. aku takut.." keluh andria lagi. Aku juga memiliki rasa takut, namun juga penasaran dengan orang itu.

Tak bisa ku percaya isi surat itu, aku yakin itu hanyalah orang iseng yang sengaja mengerjai ku karna sedang gencar kejadian ini. Tapi tunggu. Walaupun memang orang iseng, dari mana sapu tangan itu, mayat kezia dan bu surti, bukti sapu tangannya aku simpan. Dan pemilik ke duanya hanyalah rita. Tapi.. apakah rita sebenarnya?

***

Jangan lupa dii vote ya teman2:)

Life Or Death? [FINAL PART]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang