bagian 26 : lari. (2)

40 2 0
                                    

"Heii.. rupanya disini ya kalian berduaa hihihi.." omongan rasha pun terputus. Dia datang cepat sekali.

"Apaa mau mu?" Rasha berteriak penuh emosi.

"Mau ku? Gampang. Hanya ingin membunuh mu ANYA buahahAhhah!!.." tawa orang itu memenuhi ruangan ini.

"Tak akan ku biarkan kau menyentuh anya! Sahabatku!" Rasha pun bangkit ia berdiri di depan ku, ingin melindungi ku. Aku sangat kaget mendengar ucapannya. Ternyata rasha masih menganggap ku sahabat.

"Kikikiik.. kau bercanda ya? Kau bisa apa hah? Dasar SAMPAH! minggir kau!" Orang itu mulai mendekati aku dan rasha.

"Tidak. Rasha disitu berbahaya! Lebih baik aku saja. Dia hanya ingin membunuhku. Jika aku terbunuh, bukankah masalah ini akan selesai?" Aku menarik tangan rasha.

"Tidak! Apa kau lupa anya? Dahulu kau, aku, kezia, rehan dan zayyan adalah sahabat. Namun zayyan adalah orang yang kusukai hingga akhirnya dia telah tiada karna penyakit kanker nya. Aku frustasi, lalu aku memutuskan meninggalkan kallian dan pindah ke asrama ini. Tak kusangka aku menjadi brutal, bandel, dan selalu menindas orang. Saat aku tau kau pindah juga kesini, aku sangat senang. Bahkan aku ingin sekali mengenalkan mu pada catty, rita dan rika. Namun sepertinya kau berubah, kau menjadi pendiam dan dingin. Kau bukan anya yang periang dulu. Tapi malah kau yang menyangka aku yang berubah! Padahal dirimu lah yang sebenarnya berubah! Aku mengakui aku berubah. Hingga kezia pun terbunuh tapi kasus ini di anggap bunuh diri dan tidak di perpanjang. Aku kecewa! Sampai catty, rita dan rika juga pergi! Aku tak mau kehilangan kamu anya! Sudah cukup aku sakit seperti ini! Aku tak mau sendirian!" Rasha meneteskan air matanya. Ia tetap teguh berdiri di depan ku. Aku hanya diam mendengar tangisannya, aku pun ikut menangis.

"Sudah selesai drama nya?" Kaata orang itu.

"Dasar! Kau membuat hidupku berubah!" Rasha mendekati orang itu.

"Tidak! Berhenti rasha!" Aku mencoba menahannya tapi kaki ku sakit untuk berdiri.

"Kau mau bermain ya denganku?" Orang itu mulai mengeluarkan pisau nya.

Rasha mendekati nya.
"Akan kubunuh kau!" Rasha mengeluarkan sebuah kayu yang tajam dari saku nya.

Rasha meluncurkan serangan kayunya, namun...

CEPRAT... TES.. TES..

Suara darah menetes, aku melihat pandangan di depan ku. Oh kalian salah. Bukan orang itu yang mati terbunuh. Melainkan rasha, rasha telat meluncurkan sehingga orang itu lebih dulu menancap kan pisau nya lansung ke dada rasha tepat menembus jantungnya.

Rasha jatuh lemas, darah nya tersebar di mana mana ruangan ini menjadi penuh darah. Aku menatapnya, menatap mayatnya.

"R..ra...rasha.." tubuh ku bergetar kembali, aku menangis.. tak kuat menahan air mata ini.

"Kau harus selamat anya.. anya yang bodoh! Anya yang selalu lupa mengerjakan pr! Anya yang selalu menangis saat curhat padaku! Anya... annya.. yang selalu.. memelukku.. mungkin sudah tak ada lagi.. karna mungkin aku tak akan bertemu denganmu. Lari anya.. selamatkan dirimu. Se.la.mat. ti.ng.ga.l" rasha terpuruk lemas, kata katanya terbata bata.. dia pun menutup matanya untuk selamanya..

"Rashaaaa....!! Rasha... jangan tinggalkan akku!! Rashaaaaaa....!!! Hhhhiiikkkss...!" Aku menangis di dada rasha, wajahku penuh dengan darahnya, tapi aku tak perduli, aku ingin mencium darahnya untuk terakhir kalinya.

"Hei.. hei.. sudah lah dramatis sekali!" Kata orang itu.

"Dasar bre*gsek! Keparat! Kau! Tak punya perasaan!!" Aku berteriak penuh emosi padanya.

"Kau yang tak punya perasaan! Aku sudah membuang waktu banyak. Ada kata kata terakhir?" Orang itu pun mengeluarkan pisaunya lagi.

"Huh.. membuang banyak pisau saja.." ia melanjutkan omongannya, ia mengelap pisau bekas darah nya rasha. Aku menggeram melihat sikap nya.

Ia mendekati ku. Aku tetap saja takut, dasar aku ini pengecut. Tubuhku bergetar, kini orang ini sudah di depan ku.

"T..tidak! Jangan mendekat!" Suara ku bergetar, darah rasha semakin menyebar membanjiri ruangan ini.

"Bahaahahhaaha....!!" Orang itu tertawa cekikikan.

Ia pun lansung melayangkan pisau nya, pisau itu pun melayang ke arah dada ku, aku melihat dan lansung menutup matang.

Klontang...

Suara apa itu? Lagi lagi aku tak merasakan apapun. Apa aku selamat? Atau jangan jangan sudah di dunia lain?

"Untung saja tepat sasaran.." suara ini.. aku mengenal suara ini, suara laki lakii.....










***

Jangann lupa di kasih bintang dan vote ya:)

Life Or Death? [FINAL PART]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang