bagian 9 : kencan?

40 4 0
                                    

Aku dan andria sampai di pemakaman, aku menangis histeris, aku tak bisa berlaku kuat lagi, air mata ini mengalir begitu deras. Mungkin menurut kalian aku adalah perempuan yang tegar, namun tidak sekarang, air mata ini sudah tak bisa aku tahan lagi.

"Bu.. bu surti.. terimakasih untuk semuanya, jangan lupakan aku ya bu surti, terimakasih telah menggratisi aku makanan mu yang lezat itu, aku sangat bersyukur telah di pertemukan orang sebaik dirimu, kau sudah ku anggap ibuku sendiri bu surti. Maafkan aku jika aku bersalah, aku terlalu merepotkan mu, atau kau bosan dengan semua curhatan ku, maaf kan aku.. maafkan.." kataku, dengan suara mencampur isak tangis dan sendakan begitu dalam.

"Sudah anya.. sudahlah.. ikhlaskan.." andria memeluk ku, ia ikut bersedih melihat diriku. Ia menangis, mungkin bukan kepergian bu surti, melainkan melihat diriku.

"Ikhlaskan anya.." rehan memegang erat dan tersenyum padaku. Aku tak percaya dua orang yang ku sayangi telah berada di sisi ku. Aku tak ingin kehilangan mereka.

...

.

2 minggu kepergian bu surti pun berlalu, aku sudah mulai bisa melupakan kesedihan ku tentang bu surti, walaupun sesekali aku mengingat bu surti saat di kantin.

"Anya, bukankah hari ini kamu ada janji?" Kata andria, sibuk dengan novel nya lagi.

"Hah? Dengan siapa? Aku lupa" jawabku heran.

"Itulohh... pacar hehe.." jawab andria tersenyum geli.

"Pacar? Aku masih jomblo lagi hahaha.." jawabku dengan tertawa.

"Ihh masa lupa sih, kan waktu itu kamu pernah bilang, kalau kamu mau pergi dengan rehan, tapi dii undur karna pemakaman bu surti. Masa lupa sih.." kata andria mengingatkan, lalu mengambil kalender dengan tanggal yang aku bulatkan oleh tulisan ku sendiri 'janji dengan rehat'

"Ohh itu... jam berapa sekarang? Jam 3. Yaampun! Janjinya jam 4. Aku sudah telat, aku mandi dan siap2 dulu ya. Terimakasih telah mengingatkan." Jawab ku, beranjak dari kasur dan bersiap siap dengan terburu buru.

45 menit pun berlalu..

"Wah..! Cantik sekali sahabatku ini hehehe.." ledek andria.

"Tentu saja. Memang sudah cantik sejak lahir! Hahahahaha.." jawabku tertawa geli.

"Hahaha.. bisa saja kamu.. cepat sana mau ketemu pangeran bukan?" Ledek nya lagi.

"Ihh apa sih kamu andria. Oh ya, terimakasih ya, karna kamu aku menjadi berubah seperti anya yang dulu. Senyum riangku kembali lagi. Terimakasih andria." Aku memeluk andria.

"Sama sama. Terimakasih juga ya." Andria membalas pelukanku.

"Yasudah cepat sana, hati hati ya." Kata andria melepaskan pelukannya.

"Baiklah, dadah, hati hati dii kamar." Jawabku.

"Semoga sukses ya!!" Teriak andria saat aku berlari menjauhi nya.

.

Aku turun dan melihat seorang pria menunggu di perbatasan asrama. Rehan? Itu adalah rehan? Sahabatku? Benarkah? Pertanyaan bermunculan dari benakku saat melihat dia. Memakai kaus biru kotak kotak dengan celana model pensil jeans dengan sepatu merah bermodel baru. Waw.. aku tersanjung melihatnya.

"Eh anya.. sudah lama men.." kata rehan, saat melihatku omongannya terhenti melihat penampilan ku.

"Kenapa? Jelek ya, maaf ya habis buru buru." Kata aku, melihat diri sendiri karna takut terasa aneh.

"Tidak.. tidak.. kau sangat cantik.. berbeda dengan anya yang ku lihat.. kamu benar anya kan? Sahabat kecilku?" Kata rehan, melihat ku dengan senyuman manisnya.

"Tentu saja ini aku anyaa. Kamu juga tampak berbeda, sudahlah.. keburu sore ayo kita berangkat." Jawab aku, menarik tangan rehan.

.

"Maaf ya anya.. hanya mengajak mu ke pasar malam ini.." kata rehan menatap ku.

Mataku berbinar binar melihat wahana kincir angin, dan yang lainnya, lampu penerang warna warni di pasar malam membuat suasana sangat indah, jujur. Aku belum pernah sekalipun ke pasar malam. Aku di asrama sejak kecil, berpisah dengan rehan setahun, sehingga akhirnya rehan pindah ke asrama karna diriku. Aku baru mengerti ini yang namanya pasar malaam, dengan cemilan, jajanan, jualan, dan wow! Ada gulali di sana! Sangat menggoda.

"Anya.. anya.. kok diam saja? Tidak suka ya aku ajak ke sini?" Tanya nya lagi.

"Hah. Maaf maaf, justru aku sangat suka tempat ini, kamu tahu kan seumur hidupku hanya di habiskan di asrama, aku belum pernah ke tempat seperti ini, aku sangat berterima kasih padamu rehan." Jawab ku, menatap mata rehan dengan penuh kebahagiaan.

"Baiklah mau coba wahana apa dulu nih?" Tanya rehan.

"Kincir angin!" Jawabku lantang.

Aku menghabiskan waktu semalaman bersama rehan, memakan bakso, gulali, bermain gelang botol, masuk rumah horor, mencoba wahana kincir angin, kora kora, dan pesawat terbang. Sunggu indah nya hari ini, aku tersenyum, tertawa bahagia dengan rehan. Aku bahagia bersamanya. Aku merasa bahagia bersamanya.

***

Jangan lupa di votment ya:)

Life Or Death? [FINAL PART]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang