bagian 24 : kacau.

37 2 0
                                    


2 minggu kemudian...

.

Aku pun sembuh dari sakit ini, aku masih memikirkan andria, semoga ia tenang di sana. Walaupun memang aku sangat sedih. Namun akku tak mau menangis lagi, kata dokter aku tak boleh terlalu shock dan menjaga emosi.

Rehan menjemputku, ibuku tak bisa datang karna ia sibuk bekerja.

Perjalanan pun berlalu sekitar 40 menit, jarak rumah sakit dengan asrama lumayan. Apalagi di tempuh menggunakan mobil.

.

Aku dan rehan pun sampai di asrama, sudah paasti asrama sepi karna murid tinggal sedikit. Tapi tunggu. Kenapa asrama ini begitu kotor? Seperti tidak pernah di bersihkan? Kemana yang lain?

"Kenapa kotor sekali?" Kata aku. Rehan hanya menggeleng.

"Kita ke ruang kepsek saja." Kata rehan. Aku pun mengikutinya.

Sekarang aku dan rehan sudah berdiri di pintu ruang kepsek, rehan pun mengetuk pintu tersebut, namun tak ada jawaban.

"Coba masuk saja." Saranku. Rehan pun mengiayakan lalu membuka gagang pintu tersebut.

"Permisi." Kata aku dan rehan.

Di dalam sangat gelap.. rehan pun mencari kontak lampu, lalu ketemu, dan segera menyalakannya.

Saat ruang sudah terang. Aku dan rehan terkejut apa yang ku dapati di depan ku sekarang!

"Kyaaaa....." aku berteriak, menutup mataku.

Pak kepsek di bunuh, lehernya tertancap beling kaca. Matanya tertancap cuter, pandangan ini sungguh tak enak. Darah pun mengalir di mana2. Namun terlihat sudah mulai kering, jari jari pak kepsek putus dan berceceran di mana mana, aku mual memandanng ini semua.

Di tembok bertulis kan.
'Tunggu aku. Anya.'
Tulisan itu dibuat dengan darah. Lalu di bawah tulisan itu ada nama : I .

Aku semakin yakin bahwa itu adalaah rita. Karna rita juga memiliki nama I. Dan di sapu tangan pink yang aku temukan di mayat kezia adalah R. Aku yakin ini perbuatan rita.

"Sebaiknya kita cepat membereskan lalu pergi!" Kata rehan, lalu menarik tanganku. Aku melewati ruang guru, dan disana juga terdapat mayat ke dua guru lainnya.

Aku dan rehan bergegas menuju kamar ku terlebih dahulu. Di loroong asrama terdapat banya seretan darah. Semua siswi asrama pun sudahh mati di bunuh.

"Tunggu. Bagaimana denngan rasha?" Kata aku.

"Jangan pikirkan yang lain dulu. Yang penting kau selamat." Kata rehan.

"Tidak. Aku takk mau pergi sebelum melihat rasha." Aku bersikukuh lalu meninggalkan rehan di kamar

"Anya! Anya!" Rehan memanggil ku lallu aku tak menghiraukan nya.

Aku berlari terus menuju kamar rasha di lantai atas, aku terjatuh. Tersandung sesuatu, ternyata tali. Apa tali ini sengaja di buat? Lalu siapa yang membuat ini? Kaki ku masih sakit. Aku berusaha berdiri namun tak kuat karna memar ini pas sekali di denngkul ku.

"Ternyata kaau sudah sembuh ya anya?" Seseorang berkata, di belakang. Saat aku menoleh.....

















***
Jangann lupa di votment:)

Life Or Death? [FINAL PART]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang