"Jadi gini pak, saya sebenarnya sama sekali tidak tau apa yang telah terjadi pada sekolah asrama ini, padahal dahulu baik baik saja, apa bapak yakin? Kalau pak kepsek ga punya rekan musuh?" Kata ku, rehan hanya menatap aku dan pak kepsek bergantian.
"Saya yakin. Saya tak pernah berbuat apapun. Saya tak mengerti apa yang terjadi, mulai dari kezia, ibu kantin, rika, bahkan catty. Mereka semua bisa di pastikan bunuh diri, namun saya juga tak pasti akan hal itu. Saya yakin ada yg membenci asrama ini. Apa kamu tau siapa itu?" Tanyaa pak kepsek.
"Barusan saya kan bilang pak. Saya aj ga tau, kalo saya tau ngapain saya nanya." Jawabku. Sedikit merengut.
"Hahaha.." rehan cekikikan tertawa.
"Ssstt.." kataku.
"Oke pak. Intinya gini. Apa bapak ingin menutup sekolah asrama ini?" Pak kepsek tampak pusing mendengar pertanyaanku.
"Saya ga tau. Disisi lain saya masih ingin melanjutkan ini. Disisi lain, saya bingung akan keselamatan murid yang tersisa. Kamu tahu kan masih ada total 17 murid dari 926 murid yang masih bertahan. Kini guru juga tinggal 3. Asrama ini mulai ternodai namanya, saya tak mengerti lagi. Tapi kalau saya menutup asrama ini. Saya kasihan kepada murid yang terlantar, mereka mau di bawa ke mana? Rumah saja mereka tak punya." Wajah pak kepsek tampak memurung.
"Ya saya tau betapa pedih nya bapak. Itu aja pak yang saya sampaikan. Kalau begitu saya permisi dulu." Kata aku, beranjak lalu berpamitan.
"Aaaaaaaaaaa.......kkkkkkkk!!!!"
Teriak lantang seseorang."Siapa itu yang berteriak?" Kataku.
"Kayanya berasal dari kamar kamu anya." Kata rehan.
"Ayo kita lihat." Kata pak kepsek.
Dari kamarku? Andria? Apa itu andria?
Aku, rehan dan pak kepsek pun segeran berlari menuju sumber suara, ternyata benar. Suara tersebut berasal dari kamarku.
Saat aku mencoba membukanya namun pintunya terkunci dari dalam.
"Andriaaa.... andriaa... ada apa di dalam? Bukakan pintunya.." kata aku berteriak.
"...." tak ada jawaban dari dalam.
"Aku dobrak saja pintunya. Yang lain tolong mundur" kata rehan, anak asrama perempuan mulai berkumpul. Begitupun dengan guru yang lain.
Rehan pun mendobrak pintunya. Sekali, dua kali dorongan tak cukup untuk membuka pintu tersebut, akhirnya setelah beberapa kali di dobrak, kebuka juga. Aku dan yang lain masuk.
Saat ku masuk...
***
Makin penasaran ga nih? Jangan lupa di vote ya, dan share ketemennya biar pada baca.
Terimakasih:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Or Death? [FINAL PART]
Mystery / Thrillerpernahkah kau mengungkap sesuatu misteri? atau kau pernah menghadapi sesuatu yang tidak bisa kau jelaskan? pernahkah kau harus memilih hidup atau mati? inilah kisahnya..