bagian 11 : ruang rahasia.

34 3 0
                                    

"Isinya.. hem.. sebentar." Kataku, membaca dulu sebelum membacakannya pada andria.

"Aku tak sanggup mengatakannya." Sambung ku lagi setelah membaca surat itu, aku takut andria akan ketakutan setelah membaca itu. Jadi aku tak mau membacakannya.

"Apa sih isinya? Aku penasaran tau." Kata andria, menatap ku heran.

Tok.. tok..
Suara ketukan pintu terdengar dari luar.

"Siapa?" Teriak ku dari dalam.

"Catty disini." Jawab catty dari luar.

Aku dan andria pun beranjak dari kasur untuk membukakan pintu.

"Ada apa." Jawabku dingin.

"Tak ada urusan dengan lo. Dan lo andria, lo di panggil guru kesenian di ruangannya." Kata catty pergi meninggalkan aku dan andria.

"Jadi.. apa omongannya benar?" Kata ku pada andria, andria tampak bingung mencerna omongan catty.

"Entahlah. Aku tak tahu kenapa di panggil ke ruang kesenian. Aku pergi dulu ya." Andria pun meninggalkan ku.

"Hati hati." Jawabku singkat, melihat andria sudah mulai menjauh.

"Hah.. andria tak ada.. bosan.. jalan jalan keliling asrama saja deh." Aku mengeluh.

Aku lansung memakai sendal. Dan pergi meninggalkan kamar ku. Aku turun menuruni tangga. Niat nya aku akan menemui rehan. Tapi kan sudah malam? Pikir ku. Pasti rehan sudah tidur.

Sebenarnya aku sedikit tidak percaya dengan omongan catty tentang andria di panggil guru kesenian di ruang nya, untuk apaa? Ini kan sudah malam. Hah tapi yasudah lah tidak baik berprasangka buruk pada orang.

Aku melewati lorong asrama yang sepi, sepertinya semuanya sudah tampak tidur. Lampunya pun semua sudah redup. Seaslinya para murid asrama dilarang keluar pada jam segini. Tapi, aku bosan di kamar, tak biasanya aku bosan di kamar sendiri. Padahal dulu aku sudah terbiasa sendiri. Tapi semenjak ada andria, aku merasa sepi jika dia malah tak ada.

Aku berjalan lurus entah kemana, masih terasa bosan karna sepinya lorong ini. Sampai akhirnya aku bertemu sebuah pintu kumuh seperti sudah lama tak terpakai. Aku pun mencoba memasukinya, pintunya tak terkunci kriek krek kretek... tek.. tek.. bunyinya memberikan kisah horor.

Aku memasukinya, ruangannya tampak gelap aku mencoba mencari lampu di sekitar. Namun nihil, tak ada penerang, aku menyenggol sesuatu ternyata itu korek api batang yang masih penuh, aku pun mengambil nya dan segera menyalakan untuk menerangi seisi ruangan.

Ternyata ini adalah kamar asrama, masih ada 2 kasur tapi sudah tak terpakai, kasurnya pun berdebu, aku baru tahu ternyata masih ada kamar lagi. Tapi kenapa andria tidak disini saja ya waktu itu? Hah yasudahlah lagi pula jika andria tidak di kamar ku mungkin aku masih menutup diri.

Ternyata di tengah kedua kasur terdapat sebuah kayu yang menutupi, aku penasaran lalu mendekatkan diri ke kayu tersebut, kayu itu berbentuk triplek, tipis namun lebar. Aku membukanya dengan sangat amat berusaha.

"Huh.. berat sekali.." keluh ku mencoba mengangkat lagi, akhirnya triplek itu bergeser, namun tak terangkat. Ada sebuah tangga menuju ke bawah, apakah ini ruang rahasia? Kenapa aku tak mengetahuinya? Setelah bertahun tahun aku baru tahu.

Aku pun berjalan menuruni tangga yang cukup suram, seram juga jika di lewati sembarangan. Bisa bisa sedikit terpleset saja aku bisa jatuh kebawah. Akhirnya aku sampai di bawah, aku nyalakan korek api lagi, tapi ternyata tidak butuh, ada kontak lampu dan aku memencet nya, terang semua menyala.

Aku terkejut melihat sekitar! Ada alat pemotong seperti pisau, kampak, celurit dan yang lainnya. Banyak juga bekas bercak darah di mana mana. Aku benar benar merinding melihat sekitar.

"Se..se..or..ang.. to..lo.ng ak.u" aku kaget mendengar suara serak itu. Aku melihat sekitarnya, ternyata itu rika! Rika dengan kedua tangan dan kaki yang terikat, badannya pun lemas. Banyak luka memar dan sayatan di tubuhnya.

"A.. ada apa? Apa ya..ng terjadi pada..mu rika?" Kata aku menghampirinya, dan berusaha melepaskan ikatannya.

"Dia.. dia.. yang telah membunuh semuanya.. kamu harus hati hati anya, maafkan aku jika selalu berbuat salah padamu, atau berbuat seenaknya pada murid lain." Katanya tersedak tangisan.

"Sudah lah.. aku sudahh melupakan itu.. yang terpenting siapa yang tega berbuat ini semua?" Tanya ku, rika menatap ku dengan muka cemas.

"So... sodaraku sendiri anya. Dia membenci mu, kau harus menjaga dirimu dan yang terpenting orang terdekatmu." Jawabnya muka yang sangat amat serius dan ketakutan.

"Sodara? Siapa maksud mu?" Teriak ku seperti tak percaya.

"Akulah anya. Hahaha.." seseorang datang menghampiri aku dan rika. Aku terkejut, lalu menoleh ke belakang....

***

Jangan lupa di votment:)

Life Or Death? [FINAL PART]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang