"Kenapa aku tidak pernah memimpikanmu lagi sekarang ini?" tanyaku pada Jimin
"Kerena kita sudah menikah. Kamu adalah istriku sekarang. Kamu sudah tidak bisa lagi melihat masa depan kita" jawab Jimin
"Seharusnya aku tidak buru-buru menikah kalau begitu. Seharusnya aku menunggu akan seperti apa hubunganku denganmu nanti di masa depan"
"Dan semakin kamu menunda pernikahan kita maka semakin susah aku untuk melindungimu dari Kai" jawab Jimin
"Tapi ini membuatku semakin mengkhawatirkanmu setiap waktu" jawabku
"Aku tidak apa-apa. Percayalah padaku istriku. Kita akan melalui ini. kita akan membuat cerita masa depan kita sendiri" kata Jimin meyakinkanku sambil memegang kedua bahuku
"Apakah kamu mau menceritakan bagaimana kita bertemu dulu?" tanyaku pada Jimin
"Apakah kamu penasaran?" tanya Jimin sambil tersenyum melihat kearahku
"Tentu saja aku penasaran. Please.... Ceritakan kepadaku" pintaku
"Aku akan menceritakannya ditaman. Ikutlah denganku" kata Jimin sambil menarik dan menggenggam tanganku
Kami berjalan bersampingan menuju taman sambil bergandengan tangan. Jimin tidak henti-hentinya melihat kearahku dan melemparkan senyum manisnya kepadaku setiap kali melihat kearah wajahku. Wajah putih bersih Jimin semakin bersinar terkena sinar mentari pagi yang menerpa wajahnya. Aku begitu kagum melihat wajahnya
"Apakah dia benar-benar seorang devil?"
"Bagaimana bisa wajah setampan ini adalah seorang Devil?"
"Aku tidak percaya dia adalah seorang Devil"
"Hatinya terlalu lembut untuk menjadi seorang Devil" kataku didalam hati
Tiba-tiba Jimin tersenyum sambil menundukkan kepalanya
"Ada apa??" tanyaku
"Aku tahu begitu banyak pertanyaan yang kamu katakan di dalam hatimu barusan" jawab Jimin
"Kamu selalu membaca pikiran dan isi hatiku" kataku
"Itu adalah kelebihanku" jawab Jimin
"Tidak adil.... Aku juga ingin mengetahui apa yang sedang kamu pikirkan tentangku"
"Apakah kamu ingin mengetahui apa yang aku pikirkan saat ini?" tanya Jimin
Aku mengangguk
Jimin melepas genggaman tangannya ditanganku dan menarik pinggangku untuk mendekat kearahnya. Wajah kami berhadapan dan sangat dekat sekali. Jimin semakin mendekatkan wajahnya kepadaku dan kemudian mencium bibirku. Pelukannya di pinggangku semakin erat. Aku tidak bisa bergerak dan pasrah di pelukan Jimin. Aku membiarkan Jimin melakukan hal yang ingin dia lakukan kepadaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Sweat and Tears [Complete]
FantasySiapakah jati diri seorang Park Jimin sebenarnya???? Mengapa seorang gadis selalu memimpikannya setiap malam?? keyataannya adalah gadis itu tidak pernah sekalipun bertemu dengan Jimin. Ada hubungan apa antara Chaemi dan Jimin??