Chapter 19 : Is't Real??

3.5K 252 35
                                    

Aku melihat perjuangan Jimin yang begitu menyakitkan baru saja. Kesedihan yang mendalam membuat Jimin melakakukan hal bodoh dan memilih untuk memakan Apel itu

"Hei.... kita telah lama tidak melakukan hal yang romantis" kata Jimin tiba-tiba

"Hal romantis apa maksudmu??" tanyaku kepada Jimin dengan pipi yang memerah

"Ayo kita melakukan hal yang menyenangkan hari ini" ajak Jimin

"Tetapi bukankah waktumu sangat terbatas untuk bertemu denganku??" kataku ragu akan kalimat yang Jimin katakan barusan

"Tenanglah Jagiya..... Kamu tidak usah memikirkan berapa banyak waktu yang aku punya hari ini untukmu" jawab Jimin sambil tersenyum manis kepadaku

"Hanya saja aku tidak ingin kamu akan meninggalkanku secara tiba-tiba ketika kita sedang bersenang-senang" kataku

"Tenanglah... ayo kita bersenang-senang hari ini" ajak Jimin sambil menarik tanganku

"Tapi....." kataku lirih

"Ada apa lagi???' tanya Jimin

"Aku belum mandi. Berikan aku waktu untuk membersihkan diri" jawabku

"Geurae... aku akan menemanimu" ucap Jimin

"Menemani....???? Apa maksudmu???"

Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku dan mendapat jawaban dari Jimin, dia sudah mendorongku masuk kedalam kamar mandi. Jimin menyalakan hot water kedalam bathtub. Aku berdiri didekat pintu tanpa bergerak sedikitpun

"Apa maksudnya ini?"

"Omo omo apa yang harus aku lakukan?"

"Ini benar-benar membuatku canggung"

"Rasanya jantungku seperti mau meledak"

"Bagaimana ini?"

"Apakah aku harus keluar dan lari dari kamar mandi ini"

Ada begitu banyak pertanyaan yang ada didalam hatiku. Jimin masih sibuk menuangkan bubble bath kedalam bathtub. Sekilas aku melihatnya tersenyum sedikit evil sambil mengecek tingkat kehangatan air didalam bathtub

 Sekilas aku melihatnya tersenyum sedikit evil sambil mengecek tingkat kehangatan air didalam bathtub

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan sampai kamu keluar dari kamar mandi ini" ucap Jimin mengagetkanku

"Kamu membaca pikiranku lagi"

"Aku selalu tau apa yang sedang kamu pikirkan jagiya" ucap Jimin berjalan mendekat kearahku sambil membuka kancing kemejanya satu persatu kemudian melemparkan kemejanya diatas lantai

Deg... Deg.... Deg.... Deg....

Jantungku rasanya mau meledak melihat Jimin tanpa menggunakan busana berdiri depanku. Sixpack dan abs Jimin yang begitu sempurna membuatku spontan melihat kearahnya

Blood Sweat and Tears [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang